Wakil Rektor I Unilak Duet dengan Sandiaga Uno
Wakil Rektor I Unilak Dr Junaidi (nomor 2 dari kiri). |
Sabtu, 18 Mei 2019 21:50 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com –Doktor Junaidi, Wakil Rektor I Universitas Lancang Kuning (Unilak) berduet dengan Sandiaga Uno dalam acara bedah buku kumpulan cerpen Hikayat Suara-suara karya sastrawan nasional, Taufik Ikram Jamil di arena Bandar Serai Purna MTQ, Sabtu(18/5/2019). Dalam kesempatan itu, Sandi yang juga cawapres nomor urut 02, membacakan penggalan cerita dalam cerpen tersebut. Beliau memberikan apresiasi terhadap terbitnya buku tersebut dan menyatakan bahwa isi buku itu sangat relevan dengan kondisi yang terjadi di Indonesia
Selanjut Junaidi, sebagai kritikus sastra membahas buku dengan sangat tajam. Menurut Junaidi, pengarang buku Taufik Ikram Jamil, menulis novel ini dengan sangat baik, alur cerita yang digunakan sangat menarik dan mudah dipahami pembaca.Kepiawaian Taufik Ikram Jamil terlihat sangat jelas dalam karyanya. Selain itu, tema yang diangkat juga sangat menarik karena mengambarkan bagaimana kondisi dan pertarungan untuk mendapatkan suara dalam proses politik di Indonesia.
Junaidi menambahkan bahwa buku ini mengandung ironi dan kritik yang tidak hanya ditujukan kepada para politikus, pemerintah, penyelenggara pemilu tetapi juga kepada warga negara atau masyarakat sebagai pemilik suara.Masyarakat harus menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani untuk kepentingan orang banyak. Jangan sampai terjadi jual-beli suara apalagi menggadaikan suara demi memperoleh uang. ***
Selanjut Junaidi, sebagai kritikus sastra membahas buku dengan sangat tajam. Menurut Junaidi, pengarang buku Taufik Ikram Jamil, menulis novel ini dengan sangat baik, alur cerita yang digunakan sangat menarik dan mudah dipahami pembaca.Kepiawaian Taufik Ikram Jamil terlihat sangat jelas dalam karyanya. Selain itu, tema yang diangkat juga sangat menarik karena mengambarkan bagaimana kondisi dan pertarungan untuk mendapatkan suara dalam proses politik di Indonesia.
Junaidi menambahkan bahwa buku ini mengandung ironi dan kritik yang tidak hanya ditujukan kepada para politikus, pemerintah, penyelenggara pemilu tetapi juga kepada warga negara atau masyarakat sebagai pemilik suara.Masyarakat harus menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani untuk kepentingan orang banyak. Jangan sampai terjadi jual-beli suara apalagi menggadaikan suara demi memperoleh uang. ***