Home > Berita > Riau

Menggiurkan! Dari Menanam Pisang, Warga Pekanbaru Ini Dapat Penghasilan Rp 1 Juta per Hari, ”Jauh Lebih Menguntungkan Ketimbang Kelapa Sawit”

Menggiurkan! Dari Menanam Pisang, Warga Pekanbaru Ini Dapat Penghasilan Rp 1 Juta per Hari, ”Jauh Lebih Menguntungkan Ketimbang Kelapa Sawit”

Adi Dermawan saat berfoto dengan tanaman pisang yang dikembangkannya di kawasan Umbansari, Rumbai.

Senin, 16 Oktober 2017 19:23 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk bisa mendapatkan uang. Tak perlu menjadi pejabat dan pegawai, namun peluang usaha dengan memanfaatkan lahan kosong ternyata bisa menghasilkan uang. Asal saja dilakukan dengan konsisten. Inilah yang dilakukan oleh Adi Dermawan, warga Rumbai, Pekanbaru. Di usianya yang masih berumur 35 tahun, Adi kini telah memiliki penghasilan sebesar Rp 1 juta per hari. Itu ia peroleh dengan bercocok tanam pisang. Sederhana bukan?

Ide menanam pisang ini ia peroleh saat bertemu dengan rekannya warga negara Malaysia, dua tahun lalu. Kala itu, Adi berkunjung ke negeri jiran untuk urusan pekerjaan lain. Adi juga merupakan pekerja di sektor industri keuangan.

"Saya melihat teman saya menanam pisang di sana. Dari situ saya tertarik dan mencoba di Pekanbaru," kata Adi dalam perbincangan dengan Tribun, Ahad (15/10/2017) di areal kebun pisangnya kawasan Umbansari, Rumbai.

Ia lantas membawa bibit pisang barangan dari rekannya tersebut. Kebetulan, ada lahan kosong seluas 2 hektar milik keluarganya. Mulailah Adi mengelola lahan tersebut dan menanaminya dengan pisang.

Kini, pisang yang ditanam Adi sudah memulai masa panen. Hasil panen pun sudah ditampung oleh pelanggan tetap, termasuk pusat belanja di Pekanbaru.

"Pasar penampungan pisang ini amat terbuka lebar. Jadi, kita tak perlu ragu lagi untuk menanam sebanyak-banyaknya. Cukup tinggal panggil penampung dan toko buah, mereka akan datang mengambil pisang kita," sebut Adi.

Bahkan, rekannya di Malaysia siap menampung pisang hasil kebunnya, jika mampu memenuhi produksi tertentu dan kontiniu. Apalagi, jenis pisang barangan yang dikembangkan Adi berkualitas jumbo yang ukurannya selain besar, juga rasanya enak. "Ini adalah pisang kualitas ekspor. Malaysia sudah siap menampung," tuturnya, dilansir potretnews.com dari tribunnews.com.

Kini dari hasil pisang tersebut, Adi bisa mendapatkan sedikitnya bisa mendapat penghasilan Rp 1 juta per hari. Menurutnya, usaha pisang amat sederhana. Selain modalnya kecil, pemeliharaannya pun sederhana dan gampang. Hama dan gulma nyaris tak ada. Bahkan, lahan bisa ditumpang sari dengan tanaman lain.

Seluruh bagian tanaman pisang bernilai ekonomi. Mulai dari daun, jantung pisang, buah sampai pada batang pisang bisa dijual dan menghasilkan uang. "Saya sedang merancang untuk membuat usaha ternak dan kelinci. Pakannya dari batang pisang," kata Adi.

Adi yang kini sedang giatnya mengkampanyekan "Gerakan Riau Menanam Pisang" ini pun mengajak warga Riau yang memiliki lahan untuk menanam pisang. Ia membuka pusat konsultasi tanaman pisang dan siap memberikan edukasi kepada warga yang ingin memulai usaha bercocok tanam pisang.

"Termasuk, jika ada warga yang memiliki lahan kosong, bisa dikelola secara kemitraan dan bagi hasil," kata Adi yang kini mulai melebarkan usahanya hingga keluar Pekanbaru.

Menurutnya, sudah saatnya warga Riau tak lagi bergantung dan memanfaatkan lahannya untuk menanam kelapa sawit. Selain modal besar dan perawatannya rumit, kelapa sawit juga memiliki keterbatasan. "Menanam pisang jauh lebih menguntungkan ketimbang kelapa sawit. Jadi, kita jangan fokus hanya pada kelapa sawit. Di pekarangan dan lahan terbatas, kita juga bisa kembangkan tanaman pisang," kata Adi.

Soal pangsa pasar, Adi menyatakan bahwa saat ini lebih dari 80 persen pasokan pisang ke Pekanbaru dikirim dari Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Bahkan, ia menaksir untuk kebutuhan pisang warga Pekanbaru dan Riau, dibutuhkan sedikitnya 5 ribu hektar lahan.

"Jadi, kita selama ini bergantung dari pasokan dari luar Riau. Padahal, kita memiliki potensi lahan yang cukup luas, hanya saja belum dikelola," kata Adi. ***

Editor:
Jaka Abdillah

Kategori : Riau, Pekanbaru, Umum
wwwwww