Hari Ini, Presiden Jokowi Dijadwalkan Cek Proyek Tol Pekanbaru-Dumai

Hari Ini, Presiden Jokowi Dijadwalkan Cek Proyek Tol Pekanbaru-Dumai

Ilustrasi/Lahan tol Pekanbaru-Dumai.

Minggu, 23 Juli 2017 11:01 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Presiden Joko Widodo dijadwalkan meninjau pekerjaan proyek jalan tol Seksi 1 ruas Pekanbaru-Kandis-Dumai, Ahad (23/7/2017). Proyek tersebut merupakan bagian dari jaringan Jalan Tol Trans-Sumatera yang tengah dikerjakan pemerintah pusat saat ini.

Jalan tol yang akan dikunjungi Presiden dirancang sepanjang 131,4 kilometer. Sesuai dengan Perpres Nomor 117 Tahun 2015 yang merupakan revisi Perpres Nomor 100 Tahun 2014, Pemerinrah telah menugaskan PT Hutama Karya (persero) Tbk untuk menggarap proyek tersebut.

"Jalan tol tersebut terbagi menjadi enam seksi dengan nilai investasi Rp 58 triliun dengan target selesai pada tahun 2019," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima awak media, Sabtu (22/7/2017), dilansir potretnews.com dari kompas.com.

Keenam seksi tersebut yakni seksi I Pekanbaru-Minas (9,5 km), seksi II Minas-Petapahan/ Kandis Selatan (24 km), seksi III Petapahan-Kandis Utara (17 km), seksi IV Kandis-Duri Selatan (26 km), seksi V Duri Selatan-Duri Utara (28 km), dan seksi VI Duri Utara-Dumai (25 km).

Saat ini progres pembebasan lahan tol tersebut sudah 46,14 persen dan sudah dimulai konstruksi awal.

Basuki mengatakan, jalan tol ini akan meningkatkan konektivitas dua pusat kegiatan ekonomi nasional yakni Kota Pekanbaru sebagai ibu kota Provinsi Riau dengan Kota Dumai sebagai kota dengan industri perminyakan yang maju, dan agribisnis.

"Pemerintah melalui Kementerian PUPR terus berupaya mempercepat pengembangan infrastruktur di Provinsi Riau," ujarnya.

Percepatan dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing di wilayah tersebut. Apalagi, Provinsi Riau masuk dalam Wilayah Pengemabangan Strategis (WPS) 2, yakni WPS Medan–Tebing Tinggi–Dumai–Pekanbaru.

"Dengan konsep WPS, diharapkan pembangunan infrastruktur akan lebih terfokus dan memberikan efek berantai ke kawasan sekitarnya, apalagi dengan terbatasnya kapasitas fiskal negara dalam membiayai belanja infrastruktur," kata dia. ***

Editor:
Farid Mansyur

wwwwww