Seorang Tersangka Kasus Pembunuhan dan Mutilasi di Ruko Biliar Desa Tanjungmedang Bengkalis Alami Depresi Berat Usai Habisi Nyawa Bayu secara Sadis

Seorang Tersangka Kasus Pembunuhan dan Mutilasi di Ruko Biliar Desa Tanjungmedang Bengkalis Alami Depresi Berat Usai Habisi Nyawa Bayu secara Sadis

Ilustrasi.

Jum'at, 31 Maret 2017 01:11 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Satu terduga pelaku pembunuhan sadis dan mutilasi berinisial AN alias Gondrong sempat mengalami depresi berat (tekanan jiwa), usai menghabisi nyawa Bayu Santoso, di ruko biliar Desa Tanjungmedang, Rupat Utara Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Pascapembunuhan dan mutilasi pada 24 Maret 2017 tengah malam tersebut, Gondrong mengaku sempat kabur ke hutan. Barulah tiga hari setelah itu dirinya datang ke Polsek Rupat Utara untuk melaporkan kasus pembunuhan ini. Awalnya Gondrong berstatus sebagai saksi waktu itu.

Namun hasil penyelidikan polisi, Gondrong ternyata juga ikut menghabisi nyawa pria 27 tahun tersebut bersama dua orang lainnya, yakni He dan AA. Selama tiga hari itu Gondrong mengaku mengalami tekanan jiwa, hingga membuatnya melaporkan peristiwa berdarah ini.

"Kenapa tersangka AN (Gondrong) akhirnya melapor, alasannya kemungkinan ada tekanan jiwa yang berat dialami oleh yang bersangkutan. Secara sadar kemudian ia melapor kepada kepolisian," kata Kapolres Bengkalis AKBP Hadiwicaksono, saat ekspose di Mapolda Riau, Kamis (30/3/2017) sore, dilansir potretnews.com dari GoRiau.com.

Kepada polisi Gondrong menampik bila dirinya ikut terlibat memutilasi tubuh Bayu. Namun pernyataan ini berbeda dengan yang dikatakan tersangka He, yang ditangkap tim gabungan Rabu tadi malam, di persembunyiannya, salah satu apartemen di Jakarta Utara.

"He mengaku bahwa saat memutilasi korban si AN ini juga ikut. Sementara AN mengatakan tidak ikut serta. Ini yang masih kita dalami," lanjut Wicaksono. Sementara untuk satu tersangka lainnya yakni AA, berstatus DPO (Daftar Pencarian Orang) Polres Bengkalis.

Memang ada cukup banyak keganjilan dari keterangan mereka, salah satunya soal pengakuan Gondrong yang katanya kabur dan sembunyi di hutan setelah korban dihabisi. Padahal ketika itu pintu ruko dalam keadaan dikunci.

Adapun ketiganya diduga punya peran dalam kasus ini, di mana He disebut-sebut sebagai otak pembunuhan dan mutilasi. Dia yang ditenggarai menyuruh Gondrong untuk menghubungi korban agar datang ke Ruko miliknya malam itu. Diduga ini sudah direncanakan.

Di sanalah korban lalu ditikam bertubi-tubi sehingga menderita luka parah. Usai itu tubuhnya dimutilasi menjadi 13 potongan dan dimasukkan ke dalam travel bag. Tak cukup di situ, travel bag tersebut lalu disembunyikan di dalam drum dekat ruko. ***

Editor:
Muh Amin

Kategori : Hukrim, Umum, Bengkalis, Riau
wwwwww