Home > Berita > Riau

Meski Baru Sebulan Menjabat Sudah Dicopot dari Jabatan Kadis, Menantu Mantan Gubernur Riau Annas Maamun Bilang Dirinya Bahagia dan Merasa Tak Ada yang Janggal

Meski Baru Sebulan Menjabat Sudah Dicopot dari Jabatan Kadis, Menantu Mantan Gubernur Riau Annas Maamun Bilang Dirinya Bahagia dan Merasa Tak Ada yang Janggal

Pelantikan Eselon II Pemprov Riau.

Jum'at, 03 Februari 2017 19:09 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Menantu mantan Gubernur Riau Dwi Agus Sumarno tercatat menjabat sebagai Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Perkim) Provinsi Riau baru sebulan terhitung mulai 30 Desember 2016 lalu. Memasuki bulan kedua, Dwi Agus secara mendadak digeser dari posisinya menjadi Staf Ahli Gubernur Riau. Dia menggantikan posisi Arlizman Agus sebagai Staf Ahli Gubernur Riau Bidang Pembangunan dan Infrastruktur Riau.

Ketika dikonfirmasi apakah keputusan mutasi tersebut berkaitan dengan proyek miliaran Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dikerjakan Dwi itu bermasalah, Gubernur Riau H Arsyadjuliandi (Andi) Rachman tak mau sepenuhnya terbuka.

Menurut Andi, mutasi dan pengisian jabatan di lingkup pemerintahan merupakan hal yang lumrah terjadi kapan saja. Anehnya, orang nomor satu di Riau ini belum memutuskan siapa yang akan mengisi jabatan Dinas Perkim yang ditinggalkan Dwi.

"Mutasi hal yang biasa di ASN. Kita menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Kalau ada yang perlu disesuaikan, ya kita sesuaikan. Plt Dinas Perkim kita putuskan nanti malam, bisa saja sekretarisnya," kata Andi Rachman di Kantor Gubernur Riau, Jumat (3/2/2017) sore, dilansir potretnews.com dari GoRiau.com.

Andi menegaskan, bahwa keputusannya yang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Gubernur Riau Nomor Kpts 160/II/2017 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat itu diputuskan berdasarkan penilaian kinerja.

"Semuanya ada penilaian, dua-duanya (Dwi Agus Sumarno dan Arlizman Agus) ada penilaian. Yang lain juga ada penilainya," tandasnya. Dikonfirmasi secara terpisah, Dwi Agus Sumarno berusaha menghibur diri. Ia justru mengaku bahagia karena masih dipercaya untuk membantu jabatan sebagai Staf Ahli Gubernur Riau Bidang Pembangunan dan Infrastruktur dan berkantor di Kantor Gubernur Riau.

Menurut Dwi, jabatan yang ia emban saat ini tidaklah jauh berbeda dengan jabatannya terdahulu sebagai Kepala Dinas Ciptada (Cipta Karya, Tata Ruang dan Sumber Daya Air) maupun Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan.

"Kejanggalan nggak ada ya. Itu malah peningkatkan, masuk istana (Kantor Gubernur Riau) lho. Daripada ke Tampan," kata Dwi menghibur diri ketika ditemui usai pelantikannya di Ruang Melati, Kantor Gubernur Riau, Jumat (3/2/2017) sore.

Ia pun menyampaikan terima kasihnya kepada Gubernur Riau yang telah mengamanahkan jabatan baru baginya. "Saya ucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah yang telah memberikan kepercayaan pada jabatan ini," tuturnya.

Bulan Januari 2017 sebelumnya, Komisi D DPRD Riau melakukan sidak terhadap dua proyek taman milik Pemprov Riau yakni Taman Tunjuk Ajar Integritas di Jalan Ahmad Yani dan Taman Kaca Mayang di Jalan Sudirman, Senin (23/1/2016). Dalam sidak ini, para wakil rakyat mengaku kecewa dengan hasil pengerjaan proyek miliaran tersebut.

Seperti yang terlihat di Taman Tunjuk Ajar Integritas, sejumlah pohon yang ditanam dalam keadaan mati, rumput juga tidak tumbuh sempurna, malah lebih didominasi rumput liar. Kemudian alat permainan anak sudah rusak dan penataan taman yang kurang baik.

"Ini kok pohon banyak mati, kecil-kecil lagi. Harusnya pakai pohon besar, sehingga indah. Masak taman mahal bentuk kayak begini," kata Anggota Komisi D Abdul Wahid, yang hadir bersama rombongan.
Abdul Wahid mengatakan, dengan alokasi anggaran yang cukup fantastis, seharusnya sudah terbangun taman yang indah. Diketahui untuk taman ini, Pemprov Riau menghabiskan anggaran sebesar Rp9 miliar dari APBD 2016. Taman ini sendiri diresmikan pada Hari Antikorupsi Internasional (HAKI) 2016 di Provinsi Riau.

"Dari tinjauan kami tadi, sudah jelas terlihat tamannya dibangun asal-asalan. Banyak konsep pembangunan yang tidak matang, padahal anggarannya besar, contohnya saja seperti penataan rumput dan tanaman yang tidak sesuai," sebut Ketua DPW PKB Riau ini.

Protes lainnya datang dari Anggota Komisi D DPRD Riau Farida H. Saad mengatakan tidak ada kesesuaian antara hasil yang didapat dari pembangunan yang menelan dana miliaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2016 itu. "Sepanjang pengamatan kami, mulai dari RTH yang menelan anggaran miliar tapi hasilnya tidak sesuai," kata Farida.

Begitu pula saat mengunjungi Taman Kaca Mayang, proyek yang menelan anggaran sebesar Rp6 miliar juga terlihat amburadul. Menurut anggota Komisi D Yusuf Sikumbang, besarnya anggaran tidak dibarengi dengan hasil yang didapat. "Kami sangat kecewa, dengan biaya besar, masa seperti ini. Kalau taksiran saya, tak segitu biaya yang keluar," ujar Yusuf Sikumbang. ***

Editor:
Farid Mansyur

wwwwww