Polisi Telusuri Dugaan Anak Panti Asuhan Tunas Bangsa Pekanbaru Disuruh Mengemis dan Diperdagangkan

Polisi Telusuri Dugaan Anak Panti Asuhan Tunas Bangsa Pekanbaru Disuruh Mengemis dan Diperdagangkan

Kapolresta Pekanbaru Kombes Susanto (tengah) turun langsung menyelidiki kasus Yayasan Tunas Bangsa, Minggu sore. (foto: goriau.com)

Minggu, 29 Januari 2017 20:53 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Kepolisian Resort Kota (Polresta) Pekanbaru Provinsi Riau tengah mendalami ”benang merah” kasus Yayasan Tunas Bangsa Pekanbaru, pascakematian balita 18 bulan bernama M Zikli yang diduga korban penganiayaan. Sembilan orang saksi sejauh ini sudah dimintai keterangannya. Mereka antara lain pihak yayasan, RT dan RW setempat dan lainnya. Dari keterangan itu, muncul berbagai informasi penting yang kini dikantongi aparat.

Salah satu yang terbaru adalah dugaan kalau anak-anak di panti asuhan yang beralamat di Jalan Bukitrahayu Tenayanraya tersebut disuruh mengemis hingga diperdagangkan (diperjualbelikan, red).

"Ini masih kita dalami, keterangan saksi sudah ada, namun kita harus membuktikan, soal transaksi dan perbuatannya itu. Sehingga tidak ada prasangka (indikasi disuruh mengemis dan perdagangan anak, red)," kata Kapolresta Pekanbaru Kombes Susanto, dilansir potretnews.com dari GoRiau.com.

Selain itu, pihaknya juga sedang menyelidiki soal keterangan yang menyebutkan kalau ada korban lainnya yang meninggal dunia selain balita 18 bulan tersebut. "Itu juga, masih kita proses," sebutnya, Minggu (29/1/2017) sore.

Menurut Kombes Susanto, pihaknya tidak akan terburu-buru untuk menetapkan tersangka dalam kasus kematian Zikli. Anggotanya sekarang sedang fokus mengumpulkan bukti yang cukup untuk membuka tabir misteri kasus ini.

"Kita akan lakukan gelar perkara dulu. Setelah itu baru kita tetapkan siapa tersangkanya," ujarnya. Bahkan tadi sore Polresta Pekanbaru juga membawa Tim DVI Polda Riau untuk membantu mengumpulkan bukti-bukti dari Panti Asuhan tersebut.

Tim DVI juga membongkar lubang beton yang awalnya disebut-sebut tempat kuburan penghuni yayasan. Setelah digali, tidak ditemukan indikasi yang mengarah ke sana. ***

Editor:
Hanafi Adrian

wwwwww