Aneh! Warga Riau Banyak Pengangguran, tapi PLN Malah Pekerjakan TKA Ilegal dari China di PLTU Tenayan Pekanbaru

Aneh! Warga Riau Banyak Pengangguran, tapi PLN Malah Pekerjakan TKA Ilegal dari China di PLTU Tenayan Pekanbaru

Ilustrasi.

Kamis, 26 Januari 2017 04:38 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Hadirnya tenaga kerja asing asal China di Indonesia bukan isapan jempol belaka. Serikat Pekerja (SP) PT PLN (Persero) mencatat ada tenaga kerja asing asal China dan ilegal dalam proyek Pembangkit Listrik Uap (PLTU) Tenayan, Pekanbaru, Riau belum lama ini. SP PLN pun menyesalkan manajemen PT PLN yang memberikan kesempatan kepada tenaga kerja asing khususnya dari China dalam proyek PLTU Tenayan, Pekanbaru, Riau. Setidaknya ada pekerja illegal dan tenaga asing dari China sekira 98 orang.

Ketua SP PLN Jumadis Abda meminta manajemen untuk memprioritaskan pekerja legal khususnya pekerja domestik untuk setiap proyek PLN yang selama ini dijalankan. Dia menegaskan kemampuan pekerja lokal sudah sangat kompeten untuk menyelesaikan seluruh proyek PLN. Menurutnya proyek-proyek yang tengah berjalan kini banyak yang sudah dikuasai oleh Independent Power Producer (IPP) khususnya asing.

"Ini sangat kita sayangkan sekali, jangankan tenaga kerja asing, tenaga kerja ilegal saja sebenarnya kita tolak. Pekerjaan-pekerjaan itu semuanya sudah dikuasai oleh orang Indonesia, tidak boleh lagi diserahkan kepada orang lain (asing), apalagi di Indonesia ini saat ini banyak pengangguran yang terpaksa harus cari kerja keluar negeri, masa (pekerjaan) yang ada di Indonesia mau diserahkan ke orang lain (asing)," jelas Jumadis di Kantor Pusat PLN Jakarta, Rabu (25/1/2017), dilansir potretnews.com dari okezone.com.

Jumadis membenarkan jika banyaknya pekerja asing di proyek PLN akibat dari maraknya IPP yang diberikan keleluasaan untuk membawa atau mengangkat tenaga kerja secara pribadi. Terlebih saat proyek-proyek PLN mendapatkan pinjaman atau loan dari IPP khususnya asing. Dia menuntut agar kontrak kerja antara perseroan dengan investor dipertegas agar mengutamakan pekerja local.

"Ini yang kita tolak, jangan sekali-sekali mempekerjakan tenaga kerja asing itu baik di IPP maupun di PLTU PLN sendiri. Terkait dengan Loan, itu harus tegas, jadi didalam kontraknya harus tegas, kalau mereka mau menanamkan investasi di Indonesia, mereka harus pakai tenaga kerja Indonesia," tegasnya.

Dia menambahkan, permasalahan tenaga kerja asing asal China ini bukan saja ilegal namun juga yang legal. Seharusnya untuk operasi dan pemeliharaan pembangkit PLTU IPP China tidak boleh mengakomodasi tenaga kerja asing, karena pekerjaan itu sesungguhnya sudah dikuasai oleh tenaga kerja Indonesia.

"Jadi harus tegas, karena proyek-proyek itu kan menguntungkan bagi mereka," tukasnya. Sementara itu, porsi pembangkit listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) dalam proyek mega kelistrikan nasional adalah sebesar 25.000 mw dari total pembangkit yang akan dibangun sebanyak 35.000 mw. Sebagian kalangan menilai, terlalu besarnya porsi swasta di proyek strategis nasional itu berbahaya lantaran bakal mendongkrak harga jual listrik ke pelanggan disamping juga merugikan PT PLN akibat skema take or pay yang diberlakukan bagi pembangkit IPP tersebut.

"Nah kalau ini kalau terkadi terus menerus ini akan merugikan PLN dan akhirnya tarif listrik akan mahal. Kasus di Sumsel ini kerugian PLN diperkirakan Rp500 Miliar pertahun. Kalau semakin bertambah IPP nya, maka akan semakin besar dan pasti akan dibebankan pada TDL," ujarnya. ***

Editor:
Akham Sophian

JAKARTA, POTRETNEWS.com - Hadirnya tenaga kerja asing asal China di Indonesia bukan isapan jempol belaka. Serikat Pekerja (SP) PT PLN (Persero) mencatat ada tenaga kerja asing asal China dan ilegal dalam proyek Pembangkit Listrik Uap (PLTU) Tenayan, Pekanbaru, Riau belum lama ini.
wwwwww