BNPB Bantah Anggapan Pemerintah Pusat Tak Peduli Bencana di Daerah, Termasuk Asap Riau

BNPB Bantah Anggapan Pemerintah Pusat Tak Peduli Bencana di Daerah, Termasuk Asap Riau

Sutopo Purwo Nugroho

Rabu, 23 September 2015 20:26 WIB
.
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho membantah anggapan pemerintah pusat kurang peduli terhadap penanganan bencana di daerah, termasuk bencana kabut asap di Riau. Menurut Sutopo, untuk penanganan bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan, BNPB menyediakan dana Rp 385 miliar. Anggaran itu akan ditambah jika diperlukan dan berasal dari dana siap pakai BNPB.

Untuk pemadaman api di hutan Sumatera dan Kalimantan, BNPB mengerahkan 17 helikopter water bombing. Helikopter tersebut disebar di Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

Selain helikopter itu, BNPB bersama BPPT juga mengerahkan 4 pesawat Casa 212 di Riau sejak 6 Juni 2015. Pesawat itu telah menaburkan 125 ton garam ke awan untuk menciptakan hujan buatan.Pesawat casa 212-200 juga ditempatkan di Sumatera Selatan sejak 12 Juli 2015 dan telah menaburkan 37 ton garam untuk menciptakan hujan buatan.

Di Kalimantan Barat, pesawat Casa 212 juga menaburkan 22 ton garam untuk hujan buatan.Dana operasional yang dikeluarkan BNPB untuk aktivasi posko dan personel di 6 provinsi mencapai Rp 21 miliar. Terdapat 2.909 personel gabungan, termasuk dari TNI/Polri, yang diterjunkan memadamkan api melalui darat.

Pemerintah, kata Sutopo, saat ini juga terus mengupayakan penanganan pengungsi korban bencana erupsi Gunung Sinabung di Sumatera Utara.

Menurut Sutopo, keseriusan pemerintah menyelesaikan bencana ini merupakan bukti nyata perhatian kepada daerah.

Sutopo menjelaskan, untuk pengungsi erupsi Gunung Sinabung, BNPB telah menyediakan 666 hektar lahan pinjaman untuk merelokasi warga. Lahan seluas itu dianggap cukup untuk memindahkan pengungsi dan penyediaan lahan pertanian bagi 370 kepala keluarga.

Masing-masing kepala keluarga akan diberi rumah tipe 36 dengan luas tanah 200 meter persegi. Rumah-rumah tersebut telah diberikan dan saat ini tengah dirampungkan lahan pertanian serta fasilitas umum.

"Diharapkan selesai Desember 2015," kata Sutopo di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (23/9/2015).

Sutopo mengatakan, status Gunung Sinabung sampai saat ini masih Awas. Ada tujuh desa yang harus dikosongkan untuk menghindari dampak erupsi yang berbahaya.

Sampai 18 September 2015, tercatat ada 9.538 jiwa dari sekitar 2.500 kepala keluarga yang mengungsi sejak 2013. Relokasi dan penyediaan lahan akan dilakukan bertahap sampai 2016.

Sejak terjadi erupsi pada 13 September 2013, BNPB telah memberi bantuan kepada Kabupaten Karo, Sumatera Utara, sebanyak Rp 171.831.699.626.

Dana tersebut dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, operasional tanggap darurat, pemberian insentif padat karya untuk kepala keluarga terdampak, sewa rumah dan lahan pertanian, serta pembagungan 370 hunian tetap dan pembangunan jalan sepanjang 9,20 kilometer.

"Jadi, kalau dibilang pemerintah pusat kurang perhatian, semua biaya bantuan itu dari pusat," kata Sutopo.
(***)
Kategori : Lingkungan, Riau
Sumber:kompas.com
wwwwww