Benarkah Bung Karno yang Menemukan Makam Perawi Hadits Imam Bukhari? Simak Kisahnya

Benarkah Bung Karno yang Menemukan Makam Perawi Hadits Imam Bukhari? Simak Kisahnya

Sukarno. (foto: deppen/cindy adams/merdeka.com)

Jum'at, 25 Desember 2015 17:41 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Kementerian Luar Negeri Rusia menerbitkan saran bepergian (travel warning) bagi warganya yang berencana mengunjungi Indonesia. Peringatan Moskow ini didasarkan pada meningkatnya risiko terorisme di Tanah Air. Hubungan Indonesia dan Rusia kadang memang naik turun. Dulu pernah jadi sahabat dekat, lalu jauh. Ada cerita unik soal Presiden Sukarno, Rusia dan para pemimpin Kremlin. Banyak sumber yang mengatakan, Sukarno-lah yang menemukan makam perawi hadis terkenal Imam Bukhari.

Ceritanya, sekitar tahun 1961, pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev mengundang Soekarno datang ke Moskow. Nikita ingin memperlihatkan pada Amerika Serikat kalau Indonesia berada di belakang Blok Timur. Saat itu dunia memang sedang memanas antara persaingan negara Blok Barat, AS dan sekutunya, melawan Uni Soviet.

Sukarno menghadapi dilema. Dia tidak ingin menunjukkan kalau Indonesia bisa diatur Soviet. Maka Sukarno membuat strategi.

"Tuan Khrushchev, saya bersedia datang ke Moscow. Tapi ada syaratnya, temukan makam Imam Bukhari, perawi hadis terkenal. Dia dimakamkan di Samarkand, Uzbekistan," ujar Sukarno.

Tentu saja Khrushchev yang komunis tulen bingung. Siapa Imam Bukhari? Pikirnya. Khrushchev pun meminta Sukarno mengganti syaratnya, tapi Sukarno menolak.

Maka pemerintah komunis Uni Soviet mati-matian mencari makam ulama besar Islam ini. Bukan perkara mudah, Khrushchev pun hampir menyerah. Dia lagi-lagi menawar syarat dari Sukarno. Tapi Sukarno bersikeras Soviet harus menemukan makam Imam Bukhari.

Akhirnya, mereka berhasil menemukan lokasi makam Imam Bukhari. Saat itu kondisinya sangat memprihatinkan dan tidak terawat untuk ukuran seorang ulama besar. Khrushchev pun dengan gembira menyampaikan hal itu pada Sukarno. Tak lupa, pihak Soviet merenovasi makam itu sedikit agar tak berantakan.

Maka akhirnya Sukarno mengunjungi Moskow. Tak lupa dia berziarah ke tempat Imam yang sangat dikaguminya ini di Samarkand. Saat itu pihak Barat pun menilai kunjungan Sukarno ke Moskow tak cuma untuk urusan politik, melainkan ziarah. Ini juga menunjukkan Indonesia tak bisa diatur.

Namun sejarawan Asvi Warman Adam meragukan kebenaran soal Sukarno dan penemuan Makam Imam Bukhari ini. Sebabnya tidak ada literasi resmi soal peristiwa ini. Sukarno pun tak menceritakan hal ini dalam biografi dirinya yang ditulis Cindy Adams.

"Kadang memang ada cerita Sukarno yang dibesar-besarkan. Untuk cerita itu tidak jelas kenapa Sukarno mengemukakan alasan tersebut pada Uni Soviet," beber Asvi saat dihubungi merdeka.com.

Versi lain yang berkembang di Uzbekistan menyebutkan, berkat Sukarno makam Imam Bukhari dipugar besar-besaran. Dulunya, makam itu tidak terlihat kemegahannya. Tetapi, jelang ziarah Sukarno, makam dibersihkan dan direnovasi hingga tampak megah.

Imam Bukhari lahir di Bukhara, Uzbekistan tahun 196 Hijriah atau 810 Masehi. Beliau diberi nama Muhammad oleh ayahnya yang bernama Ismail bin Ibrahim. Tapi akhirnya lebih dikenal sebagai Imam Bukhari, dari nama kota Bukhara.

Selama hidupnya, Imam Bukhari menghimpun sejuta hadis dari Rasulullah SAW. Dia menyaring dan mempelajari hadis-hadis tersebut untuk menentukan mana hadis yang kuat, atau lemah.

Akhirnya Imam Bukhari menuliskan sebanyak 9082 hadis dalam karya monumentalnya Al Jami'al-Shahil yang dikenal sebagai Shahih Bukhari. ***

(Akham Sophian)
Kategori : Profil
Sumber:Merdeka.com
wwwwww