"Panglima" Domba di Kantor Presiden

Luhut Binsar Pandjaitan dan Teten Masduki dalam acara serah terima jabatan di kantor staf kepresidenan, Kamis (3/9/2015). Luhut akan menjalankan tugasnya sebagai Menkopolhukam, dan Teten menggantikan posisi Luhut sebagai Kepala Staf Kepresidenan.

Minggu, 06 September 2015 22:55 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Banyak pihak tidak menduga, Teten Masduki (52), sosok yang dikenal sebagai aktivis antikorupsi-karena lama menjadi koordinator badan pengurus Indonesia Corruption Watch (ICW)-dipilih Presiden Joko Widodo menjadi Kepala Staf Kepresidenan di Kantor Staf Presiden. Sebelumnya muncul nama-nama pengganti Jenderal (Purn) Luhut B Pandjaitan, seperti Letjen TNI (Purn) Johny Lumintang, Letjen TNI (Purn) Fachrul Rozi, mantan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, serta Kepala Dewan Pertimbangan Presiden Sri Adiningsih. Namun, akhirnya mantan anggota Tim Sukses Jokowi-JK ini dipilih dan dilantik mendadak Rabu (2/9/2015) di Istana Jakarta. Kini, Teten berkantor di lantai dua Gedung Binagraha, kompleks Istana, tempat mantan Presiden Soeharto berkantor.

Sebelumnya, Selasa (1/9) malam, seusai mendampingi Jokowi bertemu Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Christine Lagarde, Teten melewati malam seperti biasa. Tak ada perintah dan pembicaraan khusus soal pelantikan sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Malam itu Teten ngeteh dengan Presiden di Istana, membicarakan hal-hal ringan hingga agak berat. Pagi harinya, Teten masih belum mendapatkan penjelasan.

Sekitar pukul 08.30, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menginformasikan, pukul 09.00 Presiden akan melantiknya sebagai pengganti Luhut. Dia kaget. Teten sempat bertanya mengapa tak ada kesempatan meminta kesediaannya dulu. Pratikno membujuk bahwa ini tugas. "Siapkan jas dan peci," kata Teten menirukan Pratikno.

Seusai serah terima jabatan (sertijab), saat berada di Istana Negara, Pratikno meledek. Hari itu Teten untuk pertama kali mengenakan emblem logam berlambang garuda, yang biasa dikenakan pejabat setingkat menteri. "Dapat dari mana ini, Mas," kata Pratikno.

Teten sadar keberadaannya di Kantor Staf Presiden tidak dari awal pembentukan lembaga itu. Kondisinya berbeda ketika Presiden menunjuk Luhut menduduki posisi tersebut. Saat sertijab, Teten menyebut Luhut yang membangun lembaga itu dari awal. "Ibarat kendaraan, saya tinggal memakai saja," katanya.

Saat sertijab, Teten tak banyak memberi pernyataan. Dia mengharap bantuan semua pejabat dan karyawan di Kantor Staf Presiden bekerja bersama. "Saya butuh dukungan teman-teman bukan untuk saya, tetapi untuk Presiden, dan Presiden bekerja untuk rakyat," paparnya.

Sertijab pada Kamis pagi itu berlangsung sederhana. Lima deputi di Kantor Staf Presiden hadir. Luhut lebih dulu menyampaikan kata-kata perpisahan. Perasaannya campur aduk. Luhut menyebut, dia bekerja dari nol ketika lembaga itu belum ada. Banyak yang sudah dilakukan menyinergikan kerja kementerian dan lembaga negara. Luhut memuji kantornya yang diisi orang-orang hebat. Ibarat menemukan prajurit-prajurit andal mirip ketika Luhut mengemban Asisten Operasi Kopassus. Kantor itu dapat berjalan dengan baik dan coba mengatasi berbagai sumbatan proyek. Luhut berharap Teten memanfaatkan keunggulan tim Kantor Staf Presiden sebaik-baiknya.

(Mario A Khair)
Kategori : Profil
Sumber:Kompas.com
wwwwww