Jangan Coba-coba Mengambil Ikan di Lubuk Larangan Desa Adat Batu Songgan Kampar , sebelum Waktunya…

Jangan Coba-coba Mengambil Ikan di Lubuk Larangan Desa Adat Batu Songgan Kampar , sebelum Waktunya…

Tradisi Batobo Mancokau di Lubuk Larangan Desa Adat Batu Songgan Kampar. (foto: infoyunik.com)

Selasa, 19 Januari 2016 13:02 WIB
KAMPAR, POTRETNEWS.com – Masih cerita dari Desa Adat Batu Songgan di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Di sini ada Lubuk Larangan. Lubuk ini merupakan sungai yang tidak boleh diambil ikannya dalam periode tertentu. Metode ini merupakan salah satu cara untuk menjaga ekosistem sungai agar tidak dirusak oleh warga. Meski tidak ada penjagaan ketat, namun warga di sini tidak akan berani coba-coba mengambil ikan di sepanjang wilayah sungai yang sudah ditandai sebagai lubuk larangan.

Pasalnya siapa yang berani mengambil ikan dengan sengaja akan terkena sumpah yang sudah diucapkan oleh para tetua adat saat aturan ini diberlakukan. Biasanya para pelanggar akan menerima akibat berupa sakit perut, tidak bisa buang air, perut kembung, bahkan sampai meninggal ketika melanggar aturan tersebut. Hal ini dipercayai oleh warga sekitar ikan di sungai di desa ini sangat kaya akan hasil ikannya.

Buah dari aturan ini adalah tradisi Batobo Mancokau, yakni panen ikan di Lubuk Larangan. Ini adalah saat-saat yang sangat ditunggu warga di sana. Tidak jarang, warga luar daerah juga hadir untuk melihat arifnya warga di sana melestarikan sungainya.

Tradisi Batobo Mancokau akan diselenggarakan berdasarkan kesepakatan ninik mamak dengan memperhatikan kondisi cuaca, yakni saat memasuki musim kemarau. Ikan-ikan ini pun terdiri dari ikan-ikan yang nikmat serta ukuran besar yang siap panen. Misalnya saja ikan tapa, geso, belida dan lainnya.

Ikan dengan ukuran besar akan dilelang kepada warga atau para pemimpin daerah. Proses lelang ini biasanya berjalan seru karena para peserta kejar-kejaran harga untuk memiliki ikan hasil tangkapan. Sementara itu ikan-ikan kecil akan dibagi rata kepada masyarakat yang sudah mendaftar sebelumnya.

Seluruh hasil pelelangan dan penjualan ikan akan dibagi empat. Masing-masingnya untuk keperluan ninik mamak, keperluan pemuda, ibu-ibu PKK dan keperluan Masjid. intinya hasil dari kearifan lokal ini adalah untuk membangun desa mereka. ***

Sumber dan penulis:
infoyunik.com, log.viva.co.id, wiwik setiawati.

(M Yamin Indra)
Kategori : Potret Riau
wwwwww