Home > Berita > Umum

Sebanyak 168 Warga Kepulauan Meranti Riau Menderita HIV/AIDS

Sebanyak 168 Warga Kepulauan Meranti Riau Menderita HIV/AIDS
Senin, 04 Maret 2024 22:27 WIB
KEPULAUAN MERANTI, POTRETNEWS.com — Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti Provinsi Riau mencatat ada 168 orang yang menderita HIV/AIDS. Dari jumlah tersebut hanya 60 penderita yang patuh mengikuti pengobatan atau pemberian ART (Anti Retroviral Therapy). Secara rinci jumlah kasus itu terdiri dari 51 penderita HIV dan 117 AIDS. Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti M Fahri SKM saat dikonfirmasi Senin (4/3/2024).

”Jumlah kasus HIV/AIDS dirangkum dengan rentang waktu mulai dari 2014 hingga tahun 2023 lalu. Demikian juga sebelumnya dari 2004 hingga 2013. Rata rata kasus yang tercatat temuan dari fakes,” ungkap Fahri dilansir dari tribunpekanbaru.com.

Jika beracuan data dari dua periode tersebut, jumlah kasus saat ini meningkat pesat dari sebelumnya. Menurutnya, untuk periode 2004 hingga 2013 kasus HIV/AIDS di Kepulauan Meranti hanya tercatat sebanyak 26 kasus yang terdiri dari 18 kasus HIV dan 8 kasus AIDS.

Penyebab peningkatan kasus disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari kepatuhan penderita untuk mengikuti pengobatan atau pemberian ART hingga kebiasaan buruk dari pola hidup yang terlilit oleh sex bebas.

”Untuk priode ini saja hanya 60 penderita yang patuh mengikuti pengobatan atau pemberian ART. Malah ada beberapa penderita ketika sakitnya sudah mendingan karena obat yang kita berikan, setelah itu tidak kembali lagi," jelasnya.

Fahri menambahkan peningkatan peningkatan ODHA atau orang dengan HIV-AIDS tak dibarengi dengan keberadaan konselor (pendamping). Ditambah menurutnya keberadaan ODHA di Kepulauan Meranti merupakan temuan mereka.

Pasalnya selama ini belum ada masyarakat yang mencoba mengecek untuk memastikan apakah terjangkit HIV-ADS atau tidak. Padahal upaya menginventarisir penderita HIV-AIDS penting dilakukan, karena penyakit tersebut menular dan cukup membahayakan.

”Jika kita mengetahui siapa saja yang terjangkit penyakit ini, maka bisa kita data. Kemudian kita antisipasi agar nantinya tidak menular kepada masyarakat lainnya. Karena penyakit ini cukup berbahaya, karena tidak bisa disembuhkan,” tuturnya.

Keberadaan pemdamping terhadap ODHA dikatakan Fahri merupakan hal yang penting, sehingga penderita tidak merasa putus asa dan pengidap bisa terus melanjutkan hidup seperti biasa. Fari tidak memungkiri jika Diskes Meranti masih kesulitan mendeteksi konselor.

”Di sini tak ada lembaga yang peduli terhadap HIV-AIDS, makanya kami merasa kesulitan," katanya. Padahal pendamping penderita ODHA itu tak harus berasal dari kalangan petugas medis, karena keberadaan petugas di lapangan masih sangat minim. Konselor harus berasal dari masyarakat umum.

Saat ini ia mengaku sedang mendeteksi keberadaan LSM yang bergerak di bidang tersebut dengan melakukan kordinasi dengan beberapa LSM di Provinsi Riau.

”Kita minta pentunjuk mereka. Karena di Meranti belum ada lembaga masyarakat yang bergerak di bidang itu. Mudah mudahan mereka bisa bantu kita," pungkasnya.***

Editor:
Abdul Roni

Kategori : Umum, Meranti
wwwwww