Home > Berita > Umum

Proyek Peningkatan Jalan Berbiaya Rp16 Miliar di Hutabayuraja Simalungun Diduga ”Asal Jadi”

Proyek Peningkatan Jalan Berbiaya Rp16 Miliar di Hutabayuraja Simalungun Diduga ”Asal Jadi”
Selasa, 14 Februari 2023 22:39 WIB
Andika Wijaya
SIMALUNGUN, POTRETNEWS.com — Pengerjaan proyek peningkatan jalan yang menelan anggaran Rp16 miliar lebih di salah satu nagori (desa) di Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara kuat dugaan ”asal jadi”. Hal itu diketahui setelah tim dari Inspektorat dan BPK serta pihak PU Bina Marga turun langsung ke lokasi pada Sabtu (4/2/2023) lalu. Usai melakukan inspeksi dari pagi hingga sore, tim yang mengendarai dua mobil berpelat merah itu langsung memeriksa hasil kerja PT Jeshurun Pison Gihon, perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut.

Warga setempat yang faham soal pembangunan tatkala dimintai tanggapannya menyebut, diduga kuat proyek peningkatan jalan yang dikucurkan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp.16.844.279.500, sarat manipulasi. Akibatnya Kualitas pekerjaan tersebut tidak memenuhi standar sebagaimana mestinya.

”Dengan kualitas proyek peningkatan jalan seperti ini, dalam waktu relatif singkat diprediksi akan hancur kembali,” tutur seorang warga. Ironisnya, informasi yang diterima media ini, spesifikasi sebagai acuan tidak dicantumkan pada plang proyek kontrak No.620/07/22.2/PPK-Wil.III/2022, tertanggal 26 Mei 2022.

Tidak heran jika warga setempat berasumsi proyek peningkatan jalan aspal, jurusan Pokan Baru-Boluk Kecamatan Hutabayuraja dikerjakan ”asal siap”.

Pengawas lapangan bermarga Situmorang katakan, panjang jalan 4950 meter cenderung penuh misteri, terkesan bak main ”sim salabim”. Parahnya lagi jalan aspal tersebut, kiri kanannya masih belum di-rabat beton namun sudah diaspal. Padahal fungsi rabat beton sangat vital, untuk ketahanan bangunan. Herannya penggunaan aspal sangat minim tidak memenuhi standar.

Hal itu diketahui setelah Situmorang, selaku pengawas lapangan disuruh mengorek permukaan badan jalan berbentuk lingkaran guna mengetahui dangkalnya penggunaan aspal, diduga tidak memenuhi standar. Sembari mengorek lobang di permukaan badan jalan, kepada wartawan Situmorang bagai merepet.

”Inilah risiko kerja kalau ternyata tidak memenuhi standar. Bisa saja dipotong pemerintah dari nilai proyek sampai lebih 10 persen,” ucapnya sembari mengorek aspal di permukaan badan jalan tersebut bentuk lingkaran. Herannya, alamat serta direksi PTJeshurun Pison Gihan ”tidak diketahui”. ***

Kategori : Umum
wwwwww