Home > Berita > Umum

Riau Kaya Minyak, tapi Harga Pertamax Lebih Mahal dari Aceh

Riau Kaya Minyak, tapi Harga Pertamax Lebih Mahal dari Aceh
Jum'at, 01 April 2022 12:05 WIB

JAKARTA, POTRETNEWS.com — PT Pertamina akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Ron 92 atau Pertamax menjadi Rp 12.500-Rp 13.000 per liter. Namun demikian, harga Pertamax yang dijual di provinsi Riau jauh lebih tinggi ketimbang provinsi lain, misalnya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Adapun, harga BBM jenis Pertamax untuk wilayah Aceh dari yang sebelumnya Rp 9000 per liter naik menjadi Rp 12.500. Sementara harga Pertamax untuk wilayah Riau dari yang sebelumnya dipatok sebesar Rp 9.400 per liter naik menjadi Rp 13.000 per liter, melansir cnbcindonesia.com.

Perbedaan harga antara kedua wilayah tersebut tentunya menjadi pernyataan beberapa pihak. Terlebih, Riau yang notabenenya merupakan daerah penghasil minyak terbesar di Indonesia melalui Blok Rokan justru tak merasakan dampak dari program BBM satu harga.

Seperti diketahui, operasional Blok Rokan yang sebelumnya dikelola PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan kini diambil alih PT Pertamina telah beroperasi sejak 1951 atau 70 tahun sejak produksi pertamanya.

Berdasarkan catatan SKK Migas, sejak mulai beroperasi pada 1951 hingga Agustus 2021, minyak yang diproduksikan dari blok ini mencapai 11,69 miliar barel. Bahkan, produksi Blok Rokan menurut Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mencapai hampir separuh produksi nasional, atau 46% dari produksi nasional.

Artinya, tanpa adanya Blok Rokan, kebutuhan impor minyak mentah Indonesia semakin melebar. Apalagi dengan kondisi harga minyak dunia yang saat ini. Meskipun saat ini produksi Blok Rokan tak semoncer dulu, namun Pertamina memiliki mimpi besar untuk mengembalikan kejayaan minyak Blok Rokan.

Bahkan, perusahaan optimistis dapat menggenjot produksi minyak di Blok Rokan hingga mencapai 500 ribu barel per hari (bph) dari saat ini produksi rata-rata tahunan masih di kisaran 160 ribu bph.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, target peningkatan produksi minyak di Blok Rokan tersebut terutama bisa dicapai melalui pengembangan minyak dan gas bumi (migas) non konvensional.

Nicke mengatakan, pihaknya saat ini tengah berupaya mengembangkan migas non konvensional, mengingat sumur yang tersebar di Blok Rokan diperkirakan masih menyimpan cadangan minyak sebesar 2 miliar barel.

Untuk memulai pengembangan migas non konvensional, perusahaan akan memulai pengeboran dua sumur eksplorasi di blok tersebut. Dengan demikian, produksi Blok Rokan diharapkan dapat meningkat hingga 500 ribu bph.

"Di Rokan kami rencana ada tambahan 500 ribu barel per hari. Kira-kira tahun ini kita akan lakukan dua pengeboran untuk yang non konvensional," kata Nicke dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Senin (28/3/2022). ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum
wwwwww