Cegah Penyebaran LSD, Riau Lakukan Penyekatan dan Isolasi Sapi

Cegah Penyebaran LSD, Riau Lakukan Penyekatan dan Isolasi Sapi
Senin, 14 Maret 2022 07:08 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau melakukan penyekatan, isolasi serta pengawasan keluar masuk sapi ke tujuh kabupaten setempat yang kini sedang terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD).

Kepala Dinas PKH Riau, Herman mengatakan, untuk mencegah penularan penyakit LSD pada sapi, sudah menyiapkan konsep penanganan.

"Langkah pertama yang akan dilakukan nantinya adalah masalah penyekatan lokasi yang terdampak LSD ini. Sapi yang ada di lokasi itu akan dilakukan pengawasan secara ketat. Jangan sampai sapinya keluar dari lokasi tersebut," katanya, melansir ANTARA Riau Senin (14/3/2022).

Herman menyampaikan, sapi yang terdampak LSD ini sudah diobati. Namun saat ini ada beberapa indikasi sudah ada pemulihan dari para sapi tersebut meskipun vaksinnya belum datang.

"Nah, sapi yang terdampak ini sudah kita obati, ada beberapa indikasi sudah ada pemulihan meskipun vaksinnya belum datang. Insya Allah nanti kalau vaksinnya sudah datang langsung kita laksanakan vaksinasi," tukasnya.

Langkah yang dilakukan oleh Dinas PKH Riau ini sendiri sesuai dengan arahan Gubernur Riau (Gubri), H Syamsuar. "Saya sudah bicara dengan Kepala Balai Besar Pelatihan dan Karantina Hewan (BBPKH) pak Cinagara Wisnu Wasesa Putra, agar sapi ini diisolasi sesuai zonasi atau wilayah, saya tidak setuju menyeluruh hanya di setiap wilayah saja agar virusnya tidak menyebar," kata Gubri Syamsuar di Pekanbaru.

Syamsuar mengatakan, bahwa penanganan virus LSD pada sapi ini sama seriusnya dengan menangani kasus Covid-19. Sebab penyakit ini juga menular ke sapi lainnya.

"Penyakit sapi ini harus ditangani seperti kita menangani Covid-19, sapi yang terpapar diisolasi, diobati dan ada juga vaksinasinya. Kalau tidak cepat ditangani, bisa merugikan para peternak sapi," ujarnya.

Untuk diketahui, 242 sapi terpapar LSD di 7 kabupaten kota, diantaranya Indragiri Hulu (Inhu) sebanyak 114 ekor sapi, Pelalawan 25 ekor, Kampar 8 ekor, Dumai 20 ekor, Bengkalis 12 ekor, Indragiri Hilir (Inhil) 13 ekor, dan Siak 50 ekor.

Dari jumlah itu, dimana 3 ekor sapi diantaranya mati. Namun tingkat kematian penyakit sangat kecil maksimal 5 persen. Selain mati, terdapat 13 ekor sapi dipotong paksa oleh peternak, karena masyarakat takut mati. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Pemerintahan, Umum, Riau
wwwwww