Home > Berita > Umum

Sejarah Suku Iranun di Indragiri Hilir, Provinsi Riau

Sejarah Suku Iranun di Indragiri Hilir, Provinsi Riau
Jum'at, 04 Maret 2022 18:15 WIB

INDRAGIRI HILIR, POTRETNEWS.com — Penyebaran Suku Iranun terbesar di Riau berada di wilayah Indragiri Hilir yaitu pada wilayah Desa Kuala Patah Parang, Desa Kuala Sungai Batang, Desa Benteng di wilayah Kecamatan Sungai Batang maupun juga di wilayah Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Penggunaan nama desa "Parang" dapat saja merupakan pengingat tempat asal usul mereka yang bernama Parang di Pulau Mindanao, tepatnya di Teluk Illana.

Menurut Arbain Maguindanao yang merupakan keturunan keenam Suku Iranun di Riau, menyatakan bahwa orang-orang Suku Iranun lebih menyebut dirinya sebagai orang-orang Melayu Timur, yaitu orang-orang Melayu yang berasal dari Timur. Arbain juga menjelaskan bahwa Iranun merupakan perpaduan dua suku Muslim di Pulau Mindanao yaitu Maguindanao dan Marawi (Maranao).

Mereka bergerak dari wilayah Sulu di Filipina ke Brunai untuk membantu Kesultanan Brunai, balik ke utara ke arah Tempasuk di Sabah Malaysia, lalu mengarah ke Pontianak. Menurut Warren, pergerakan Suku Illanun jauh ke arah selatan Mindanao bersama-sama Suku Balangingi. 

Suku Iranun di Riau merupakan penyebaran Suku Iranun yang membantu kesultanan di Brunai. Bantuan Suku Iranun tersebut diganjar dengan hadiah wilayah Tempasuk Sabah di utara Brunai yang sekarang berada dalam wilayah Malaysia, yang letaknya di utara Pulau Kalimantan. Dari Tempasuk, Suku Iranun menuju ke Pontianak arah barat daya Pulau Kalimantan, lalu membantu Kesultanan Lingga yang berada di wilayah Provinsi Kepulauan Riau saat ini. Kemudian mereka menetap di wilayah pesisir Pulau Sumatra, yaitu Reteh. 

Di Reteh, Suku Iranun membantu Tengku Sulung dari serbuan Belanda dengan mempertahankan sebuah benteng yang berada di Kuala Sungai Batang. Wilayah ini lebih dikenal sebagi Bumi Tengku Sulung. Walaupun sempat kalah dari serbuan Belanda, para pejuang Reteh tidak berhenti untuk terus mempertahankan wilayahnya. Hal ini dilukiskan oleh G. Goossens dalam sebuah lukisan cat minyak tentang kemenangan Belanda merebut Benteng Reteh pada 7 November 1858. ***

Editor:
Akham Sophian

Sumber : Riaumagz.com
Kategori : Umum, Inhil
wwwwww