Pulau Rangsang, Bengkalis, dan Rupat Alami Abrasi Tinggi, Percepatan Rehabilitasi Mangrove Diperlukan

Pulau Rangsang, Bengkalis, dan Rupat Alami Abrasi Tinggi, Percepatan Rehabilitasi Mangrove Diperlukan
Rabu, 09 Februari 2022 10:28 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Tiga pulau yang ada di Provinsi Riau kini mengalami abrasi yang sangat tinggi. Hal ini ditandai dengan terjadinya pengikisan pantai yang diakibatkan oleh tenaga gelombang laut dan arus laut atau pasang surut.

Ketiga pulau yang dimaksud tersebut adalah Pulau Rangsang, Pulau Bengkalis dan Pulau Rupat. "Akibat abrasi tinggi maka mangrove di tiga pulau itu juga mengalami kerusakan, sehingga percepatan rehabilitasi mangrove diperlukan," ungkap Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar di Pekanbaru, Rabu (9/2/2022), dilansir dari ANTARA.

Dia mengatakan, rehabilitasi mangrove dibutuhkan karena keberadaan hutan mangrove berfungsi mengendapkan lumpur di akar-akar pohon bakau, sehingga dapat mencegah terjadinya intrusi air laut ke daratan.

Gubri menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau sendiri berkomitmen dalam pelestarian mangrove, apalagi ada tiga Pulau di Riau yang berhadapan langsung dengan Malaysia atau Selat Malaka tengah mengalami abrasi tinggi.

"Ada tiga Pulau yang abrasinya sangat tinggi sekali dan itu semuanya mangrove, yaitu Pulau Rangsang, Bengkalis dan Rupat, sehingga dibutuhkan rehabilitasi mangrove," katanya.

Bersamaan dengan itu, Syamsuar mengapresiasi adanya kebijakan rehabilitasi mangrove yang disiapkan pemerintah dalam upaya percepatan rehabilitasi mangrove bersama pemerintah sembilan provinsi lainnya. Diantaranya Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Utara, Provinsi Papua serta Provinsi Papua Barat.

Ia menjelaskan, saat ini Provinsi Riau memiliki 224.000 lebih mangrove dan yang paling rusak itu berada di tiga pulau terluar tersebut.

Salah satu penyebab kerusakan adalah tingginya gelombang pada musim tertentu. Sehingga rawan sekali untuk tanaman mangrove. Sehingga dibutuhkan upaya untuk membuat pemecah gelombang agar yang ditanam tidak akan hilang akibat gelombang.

"Penanaman kembali hutan mangrove sekaligus pembawa rezeki bagi masyarakat Riau, karena adanya kelompok masyarakat yang melakukan pembibitan mangrove," katanya.

Ia mengaku sudah meninjau usaha pembibitan mangrove dan anggota antusias melakukan pembibitan dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.***

Editor:
Akham Sophian

wwwwww