Home > Berita > Umum

Asrizal Nur di Mata Sastrawan Mohd Nasir

Asrizal Nur di Mata Sastrawan Mohd Nasir

TIM Perruas Pusat berkunjung ke makam Raja Ali Haji pengarang Gurindam 12, Senin (24/1/2022).

Minggu, 06 Februari 2022 18:27 WIB
Junaidi Usman

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Asrizal Nur mulai dikenal Sastrawan Mohd Nasir sekitar tahun 1986. Waktu itu mereka sama-sama rajin mengirim tulisan berupa puisi, cerpen (cerita pendek) dan artikel di beberapa koran mingguan yang terbit di Pekanbaru, Medan, Padang dan koran ibu kota.

"Kami tidak pernah bertemu waktu, seperti juga sejumlah kawan-kawan lain yang aktif mengisi beberapa koran mingguan waktu itu," kata Mohd Nasir kepada potretnews.com, Sabtu (05/02/2022) malam melalui pesan WhatsApp-nya.

Lima tahun berlalu, tepatnya tahun 1991, Mohd Nasir mulai kurang mengirimkan tulisan ke media massa. "Saya lebih fokus mengikuti berbagai sayembara menulis di tingkat kabupaten, provinsi dan pusat. Kegiatan menulis naskah buku bacaan yang diadakan oleh Pusat Perbukuan yang diselenggarakan secara berjenjang ke Kanwil Depdikbud (Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaa,red) saya ikuti setiap tahun dari tahun 1993 sampai tahun 2007. Alhamdulillah, pernah mendapat undangan ke Jakarta sebanyak 6 kali sebagai pemenang tingkat nasional," kenang Mohd Nasir.

Oleh karena Mohd Nasir fokus menulis naskah buku untuk sayembara tadi, akhirnya menulis di koran-koran mingguan, terabaikan. Sejak itu pula dirinya tidak tahu keberadaan Asrizal Nur.

"Beberapa tahun kemudian, saya dapat kabar bahwa Asrizal Nur sudah hijrah ke Jakarta. Di Jakarta dia membuat sesuatu yang belum pernah dibuat oleh penyair sebelumnya, yaitu "Puisi Multimedia". Setelah saya cermati, puisi-puisi multimedia adalah pembacaan puisi yang menyatu dengan audio visual. Selama ini kita tahu bahwa semua penyair tampil membacakan puisi tanpa diiringi dengan media lain," terang Mohd Nasir akan sosok Asrizal Nur sang perintis Puisi Multimedia yang memadukan bacaan puisi dengan gambar, animasi, suara dan musik.

"Penampilannya sangat kompleks. Untuk bisa tampil.dengan paduan bacaan puisi dengan multimedia tersebut tidak mudah. Si penyair dituntut bukan saja mampu membaca puisi dengan baik, tetapi juga mesti mampu menciptakan gambar, animasi, suara dan musik yang pas dengan puisi yang dibacakan. Setahu saya, sampai saat belum ada penyair yang mampu menggabungkan bacaan dengan penggunaan multimedia dalam membaca puisi kecuali Asrizal Nur," pujinya.

"Sekitar tahun 2015 saya dipertemukan dengan Asrizal Nur lewat hp dan Facebook. Kami pun kembali mulai menjalin komunikatasi. Kami juga belum pernah bertemu langsung," ungkapnya.

Tahun 2017 kemarin, Mohd Nasir yang telah purna bakti sebagai PNS terakhir bertugas di Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis ini diajak Asrizal Nur ikut menulis puisi dalam antologi Marhaban Ya Ramadhan. Antologi itu diikuti oleh penyair Nusantara. "Alhamdulillah, saya berkesempatan hadir di Rumah Seni Asnur di Depok. Saya ikut tampil membaca puisi di rumah seni ini," terang Mohd Nasir.

"Tahun 2017 akhir Asrizal Nur lewat Perruas (Perkumpulan Rumah Seni Asnur) mengajak saya untuk ikut antologi puisi Setibu Guru Asean. Buku itu tercatat mendapat Rekor MURI Dunia, diluncurkan di Gedung Sasono Budoyo Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhir tahun 2018. Kemudian, tahun 2020 Perruas berhasil membuat buku kumpulan Pantun Budaya. Buku ini diluncurkan di kota Batam," beber Mohd Nasir pula.

Ditambahkan Mohd Nasir, tahun 2019 Perruas kembali mengajak guru Asean untuk menulis buku kumpulan pantun nasihat. Buku kumpulan pantun itu juga mendapat rekor Muri, diluncurkan bulan Maret 2021 di Perpustakaan Nasional, Jakarta. Alhamdulilah, Mohd Nasir juga hadir dan Alhamdulillah, Riau mendapat piagam penghargaan sebagai 10 besar peserta terbanyak dalam video pantun.

"Perruas kembali mengajak guru-guru Asean untuk menulis antologi puisi Asean, "Doa Untuk Bangsa". Buku ini diluncurkan tanggal 18 Desember 2021 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Riau tercatat sebagai peserta terbanyak pertama. Tahun 2022, Perruas kembali mengajak guru-guru Asean untuk menulis buku "Kumpulan Gurindam". Buku ini rencananya akan diluncurkan bulan September 2022 di Tanjung Pinang," tambah Mohd Nasir.

Saat ini, Mohd Nasir adalah Koordinator Perkumpulan Rumah Seni Asnur (Perruas), Riau. Juga mentor untuk Riau, pulau Kalimantan dan beberapa provinsi lain di Jawa, Nusa Tenggara, serta Papua.

"Asrizal bukan saja penyair. Beliau adalah pemain drama dan film. Kemampuan berakting dalam drama dan film itu dipadunya dalam membacakan puisi-puisinya sehingga penampilan bacaan puisi yang dibawanya benar-benar hidup," kata Mohd Nasir di akhir chatt WhatsApp-nya. ***

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww