Ini Sejarah Berdirinya Partai Golkar

Ini Sejarah Berdirinya Partai Golkar
Minggu, 16 Januari 2022 08:18 WIB

POTRETNEWS.com — Partai Golongan Karya (Golkar) adalah salah satu partai politik Indonesia yang pertama kali didirikan pada 1964. Namun, saat itu, statusnya belum sebagai partai politik, tetapi Sekber Golkar atau Sekretariat Bersama Golongan Karya.

Barulah pada akhir 1998, Golkar mendeklarasikan diri sebagai partai politik yang mengusung semangat reformasi yang berintikan keadilan, demokrasi, dan transparasi,melansir Kompas.com.

Pendiri Partai Golkar adalah Soeharto dan Suhardiman. Berikut ini sejarah berdirinya Partai Golkar. Sekber Golkar (1964-1971)Sejarah berdirinya Partai Golkar diawali dengan terbentuknya Sekber Golkar pada akhir pemerintahan Presiden Soekarno.

Pada awalnya, Sekber Golkar direncanakan sebagai sebuah alternatif gagasan untuk menjembatani sebuah kepentingan di tengah terpolarisasinya politik dan ideologi. Namun, dalam perkembangannya, oraganisasi ini digunakan oleh golongan militer, khususnya Angkatan Darat, bersama puluhan organisasi pemuda, wanita, sarjana, buruh, tani, dan nelayan, sebagai senjata anti Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pasalnya, lahirnya Sekber Golkar juga tidak terlepas dari adanya rongrongan dari PKI beserta ormasnya yang semakin merajalela.

Pada 20 Oktober 1964, didirikan Sekber Golkar oleh Soeharto dan Suhardiman, sebagai respons dari Peraturan Presiden No. 193 Tahun 1964 yang menginstruksikan seluruh organisasi di dalam Front Nasional bergabung dengan parpol atau membentuk organisasi sendiri.

Sekber Golkar pun berdiri sebagai wadah dari golongan karya yang tidak berada di bawah pengaruh politik tertentu. Pembentukan Sekber Golkar ditandatangani oleh 53 serikat buruh dan organisasi pegawai negeri sipil, 10 organisasi intelektual, 10 organisasi pelajar, 5 organisasi perempuan, 4 asosiasi media, 2 organisasi petani dan nelayan, dan pihak militer.

Ketua umum pertama yang memimpin Sekber Golkar adalah Djuhartono. Semakin lama, jumlah anggota Sekber Golkar pun bertambah pesat, karena mereka menyadari bahwa kelompok ini berjuang untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945.

Setelah peristiwa G30 S, Sekber Golkar mulai terlihat sebagai mesin elektoral yang menjamin posisi dominan militer di dalam politik. Sekber Golkar juga mengalami pertarungan politik internal, di mana para perwira militer dan pimpinan sipil yang dekat dengan Soekarno disingkirkan dan digantikan dengan mereka yang dekat dengan Soeharto.

Selain itu, pada 1969, organisasi-organisasi anggotanya dirampingkan dan Sekber Golkar dipimpin oleh Mayjen Sokowati. Beberapa perubahan itu dilakukan sebagai persiapan untuk menghadapi Pemilu 1971.

Golkar (1971-1999)Pada Pemilu 1971, Sekber Golkar berhasil memenangkan suara sebanyak 62,8 persen dan mendapatkan 227 kursi. Setelah itu, sesuai dengan ketentuan dalam ketetapan MPRS tentang perlunya penataan ulang pada politik Indonesia, maka tanggal 17 Juli 1971, Sekber Golkar mengubah dirinya menjadi Golkar.

Golkar pun menggunakan struktur baru, yang menunjukkan kelompok Soeharto dan militer mendominasi dengan memiliki kekuasaan paling besar.

Partai Golkar (1999- saat ini)Reformasi membawa perubahan politik nasional, yang berimbas besar terhadap Golkar.Golkar dianggap sebagai warisan Orde Baru yang merupakan sumber krisis multi dimensional rakyat Indonesia.

Tidak hanya itu, Golkar pun terancam bubar karena dianggap turut melanggengkan rezim Orde Baru. Pada akhirnya, dilakukan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada 9-11 Juli 1998. Saat itu, terjadi fragmentasi politik antara kubu Edi Sudrajat dan Akbar Tandjung. Setelah Akbar Tandjung memenangkan posisi Ketua Umum Golkar, pada akhir 1998, Golkar mendeklarasikan diri sebagai partai politik yang mengusung semangat reformasi.

Sedangkan kubu Edi Sudrajat mendirikan partai baru dengan nama Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) pada 15 Januari 1999.Pada Pemilu 1999, Golkar menempati posisi kedua dengan perolehan suara 22,5 persen dan 120 kursi di parlemen. Ketua Umum Partai Golkar sekarang adalah Airlangga Hartarto, yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia periode 2019-2024. Sampai saat ini, Partai Golkar merupakan salah satu kekuatan politik yang berpengaruh di Indonesia. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Politik
wwwwww