Home > Berita > Umum

Upaya KFR Bangkitkan Gairah Perfilman Lokal, 3 Film Sineas Riau Diputar di Floor Coffee & Space

Upaya KFR Bangkitkan Gairah Perfilman Lokal, 3 Film Sineas Riau Diputar di Floor Coffee & Space

KFR, para sineas, mahasiswa yang hadir nonton bareng di Floor Coffee & Space foto bersama, Jum'at (24/12/2021).

Sabtu, 25 Desember 2021 21:23 WIB
Junaidi Usman

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Beda dari malam-malam sebelumnya, 3 ambal terbentang dan 1 layar proyektor terpasang di sisi kanan depan Floor Coffee & Space yang beralamat di Jalan Gatot Subroto, Bengkalis Riau pada Jum'at (24/12/2021) malam semalam.

Kendaraan roda dua terparkir di halaman cafe tadi, beberapa kendaraan roda empat pula terparkir di pinggir jalan lokasi komplek Bea Cukai ini. Malam ini, Komisi Film Riau (KFR) menaja nonton bareng tiga film karya sineas Riau.

"Film yang diputar kan malam ini merupakan produksi anak-anak (sineas) Riau yang tergabung dalam alumni-alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Dari data yang kami himpun, sebagaimana sama-sama kita ketahui bencana yang melanda dunia saat ini Covid-19 berdampak pada banyak sektor, konstruktur, pendidikan, kesehatan termasuk sektor industri film. Oleh sebab, itu pada malam yang berbahagia ini pertanda industri film Indonesia sudah mulai kembali bangkit. Data yang kami dapatkan dari media massa ada empat kali bioskop Indonesia buka tutup. Terakhir kami memantau di Kota Pekanbaru, kita melihat Alhamdulillah, industri film kita sudah mulai bangkit kembali tetapi dengan penerapan protokol kesehatan. Kegiatan kita malam ini merupakan sebuah apresiasi kami kepada pemerintah yang telah memberi izin industri film," kata Ketua Panitia, Arifin Noer Ilham dalam sambutannya, Jum'at (24/12/2021) yang sebelumnya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Floor Coffee & Space karena bersedia memfasilitasi untuk acara nonton bareng malam kemarin.

Ditambahkan Arifin Noer Ilham, malam itu KFR akan memutarkan 3 film, film Kue Khasidah produksi KIBO Siak, The Bell : Sleep Paralysis produksi FIM Production Dvirasadstudio dan Japati produksi Doni-IKJ. KFR memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada kawan-kawan yang telah memproduksi tiga film tadi.

4 anggota Komisi Film Riau dari 40an pengurus datang pada kegiatan tadi adalah anak watan Bengkalis. Reza Ramadhana mewakili Floor Coffee & Space dalam sambutannya pula mengucapkan terima kasih kepada KFR yang telah memilih tempat mereka untuk acara nonton bareng.

"Terima kasih kepada kawan-kawan yang sudah datang, kedatangan kalian berarti sudah support dengan acara pada malam hari ini," ucap Reza Ramadhana.

Yang ingin bergabung dan ingin mengembangkan bakatnya bidang perfilman di KFR bisa follow Instagram @filmriau juga follow @floor.coffeespace.

"Alhamdulillah, kami berkesempatan mensupport kegiatan KFR dan anak-anak Riau khususnya Bengkalis. Apalagi ini kan hal-hal yang positif. Kita dari Floor Coffee & Space siap mewadahi untuk anak-anak Bengkalis apapun itu terkait hal-hal yang kreatif," ungkap Agus Irwanto sang pemilik Floor Coffee & Space pula ketika film pertama telah bermula.

Setelah 3 film selesai diputar, sineas Bengkalis ND Juaii M Usna mewakili Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bengkalis (DKKB) yang belum dikukuhkan meminta waktu untuk memberikan motivasi dan masukan. Untuk film pertama, berjudul Kue Khasidah di makanan khas Melayu Pesisir biasa disebut Kue Asidah. Kemudian film kedua, menurut beliau luar biasa dan film ketiga ada kebocoran ketika ujung kanan handuk supir angkot yang posisinya ada sampai ketiak ada yang tidak.

"Dalam memproduksi film kami selalu jeli dalam kontinuitas misalnya film Kompang Kampong yang ikut dalam Indonesian Short Film Festival (ISFF) tahun 2015 tajaan SCTV saat adegan Pak Yong mengisap rokok nipah. Jika take no good maka panjang rokok harus sesuai dengan take good," ungkapnya seraya menambahkan beberapa kali juga melakukan nonton bareng baik di Rokan Hilir maupun di rumah orang tuanya di Desa Pangkalan Batang Barat, Bengkalis.

"Kami apresiasi untuk generasi muda malam ini. Kebetulan kami juga pernah beberapa kali menerima ilmu-ilmu dari para dosen IKJ saat mengikuti workshop karena menjadi peserta festival film pendek tajaan Dewan Kesenian Riau dahulu.

'Ini perlu digalakkan karena narkoba di Bengkalis bukan lagi satu atau dua ons tapi sudah puluhan kilogram. Ini salah satu trik untuk mengalihkan perhatian warga Bengkalis yang terlibat narkoba dan kami tidak menyalahkan mereka selaku pemakai," ungkapnya lagi yang baru 17 scene skenario film berjudul "X" bertemakan peredaran narkoba yang belum dilanjutkan penulisannya.

"Satu pesan, angkat film bertemakan kearifan lokal. Film Kompang Kampong menggunakan bahasa Melayu PoghEng Bengkalis yang ditranslate ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Kisah sedih yang dialami para hadirin malam ini coba jadikan skenario untuk difilmkan. Kita lihat Wali Band dengan lagunya yang cukup populer di telinga kita. Umumnya lirik lagu yang dibuat Wali Band berasal dari kisah benar yang mereka alami," katanya di akhir motivasi.

Seorang mahasiswi Politeknik Negeri Bengkalis asal Rupat, Mira Safira yang menonton 3 film malam itu, mengatakan, "Bangga sebagai anak Bengkalis. Insya Allah bisa berakting jika diajak," kata Mira Safira kepada potretnews.com, Jum'at (25/12/2021) malam semalam.

"Sebagai anak muda, bonus demografi hari ini banyak sekali peluang yang ada. Kami dari KFR berharap bagaimana anak muda di Provinsi Riau bisa berkegiatan hal-hal yang positif agar masa depan lebih cerah," cakap anak watan Jalan Pertanian, Bengkalis Arifin Noer Ilham pula.

Wendi Harla Putra, seorang dosen pula menuturkan, "Dengan adanya Komisi Film Riau, banyak potensi-potensi di Bengkalis yang bisa diangkat, tinggal kawan-kawan di Bengkalis membuka diri dan bergabung bersama para pekerja film di Bengkalis, mulai memikirkan apa tema yang bisa diangkat," tutur Wendi Harla Putra. ***

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww