Home > Berita > Umum

LAMR Akan Terbitkaan Buku Adat Sebatang Tubuh Masyarakat Melayu Bengkalis

LAMR Akan Terbitkaan Buku <i>Adat Sebatang Tubuh Masyarakat Melayu Bengkalis</i>

Peserta Perbincangan Gugus Terhala atau Focus Group Discussion (FGD) Adat Sebatang Tubuh Masyarakat Melayu Bengkalis foto bersama setelah acara selesai, Kamis (11/11/2021) siang.

Kamis, 11 November 2021 20:23 WIB
Junaidi Usman

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — "Biar Mati Anak Jangan Mati Adat" begitulah pepatah Melayu yang menurut sebuah catatan ditulis oleh Tun Sri Lanang pada sekitar 600-an tahun silam.

Pepatah di atas masih terus disajikan di tengah kehidupan bangsa Melayu termasuk di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau yang penerapannya dalam kehidupan sehari-hari telah mulai digerus zaman.

Agar adat istiadat ini tetap bertahan sehingga menjadi acuan dan jati diri bangsa Melayu itu sendiri maka Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis membentuk tim penulis buku Adat Sebatang Tubuh Masyarakat Melayu Bengkalis yang telah memulai kerja sejak Maret 2021 lalu dan pada hari ini, Kamis, 11 November 2021 digelar Perbincangan Gugus Terhala atau sering disebut Focus Group Discussion (FGD).

Sekitar 80-an orang dari berbagai kalangan hadir di acara perbincangan yang dilaksanakan di aula lantai dasar LAMR Kabupaten Bengkalis Jalan Pramuka, Desa Air Putih ini untuk menjana berbagai masukan demi melengkapi bahan tulisan yang kelak akan disebarkan ke berbagai sekolah, kampus maupun masyarakat Kabupaten Bengkalis.

Mengawali perbincangan, Ketua Tim Penulis, Datuk H Riza Pahlevi mengatakan, "Rancangan penulisan buku adat sebatang tubuh masyarakat Melayu Bengkalis ini merupakan inisiatif dari lembaga adat Melayu Riau kabupaten Bengkalis yang ditulis dan disusun dalam beberapa bab karena ini sebatang tubuh tentunya kita berusaha menyusun bagaimana adat istiadat, adat resam Melayu di Kabupaten Bengkalis mulai dari pada lahir hingga ke liang lahat," terangnya.

Berdasarkan file PDF rancangan buku berisi 178 halaman yang diterima jurnalis media ini dari seorang penulis, Datuk H Amrizal, MAg, selain dua nama di atas, Datuk Syaukani Al Karim, Datuk H Moh Sidik, Marzuli Ridwan Al-bantany adalah para anggota tim penulis dan penyusun.

Di bagian editor rancangan buku yang berisi tentang :

1. Prosesi adat istiadat kelahiran

2. Prosesi adat istiadat pada masa kanak-kanak

3. Prosesi adat istiadat dalam perkawinan

4. Prosesi adat istiadat menegak rumah

5. Prosesi adat istiadat dalam kematian tadi terdiri dari Datuk H Amrizal dan Marzuli Ridwan Al-bantany.

Dalam sambutannya, Ketua Umum DPH LAMR Kabupaten Bengkalis Datuk Seri H Sofyan Said mengatakan, FGD ini sejalan dengan apa yang diinginkan oleh LAMR Kabupaten Bengkalis, sehingga produk atau cetakan yang ditulis nantinya dapat diramu dan ditulis secara baik mengenai adat istiadat masyarakat Melayu Bengkalis.

“Sebelum buku ini terbit, maka perlu disusun penulis atau penyusunnya dan ketua tim dipercayakan kepada Datuk H Riza Pehlefi bersama timnya. Semoga kegiatan ini bisa lahir saran serta masukan-masukan berharga, untuk kemajuan Kabupaten Bengkalis dan marwah negeri Melayu,” harap Datuk Seri H Sofyan Said.

Pantauan di lapangan, acara dimulai sekitar pukul 09.53 WIB dan dihadiri Bupati Bengkalis diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkalis, Andris Wasono. Pemkab Bengkalis sangat memberikan apresiasi kepada 4 tokoh penulis buku ini atas sumbangsih, ide serta gagasan yang dituliskan dalam buku ini.

“Apresiasi yang kami berikan ini karena buku ini nantinya dapat menjadi referensi serta literasi sesungguhnya masyarakat melayu bengkalis, dalam berinteraksi, berkehidupan, dan berbudaya, guna mengangkat tuah, derajat, harkat, martabat dan marwah masyarakat melayu bengkalis,”ujar Bupati Bengkalis dalam sambutan tertulisnya.

Di sesi tanya jawab, Datuk Seri H Bachrum yang berumur 82 tahun mengaku merasa terharu karena sejak tahun 1971 silam telah menjadi anggota LAMR bersama Datuk Seri H Zainuddin, "Masalah adat istiadat sejak tahun 1971, yang sempurna (FGD,red) inilah, tak ada yang lain. Inilah yang sempurna," puji Datuk Seri H Bachrum.

Sementara itu, Sumantari yang pernah menjadi juara berbalas pantun tingkat Asia Tenggara pula banyak mengkritisi kejanggalan dalam prosesi adat perkawinan Melayu Bengkalis, diantaranya foto prewedding yang menampilkan kemesraan mempelai, berinai lebai, menemukan mempelai wanita dengan mempelai pria sebelum Arak Pengantin termasuk juga perbancuhan adat perkawinan Melayu Bengkalis dengan adat lain.

Ellya Rosa seorang Mak Andam yang menanggapi kritikan Sumantari di atas mengaku kewalahan kala dirinya menghadapi permintaan tuan rumah juga MC sehingga satu-satunya solusi dirinya meminta LAMR Kabupaten Bengkalis membuat acuan dalam prosesi adat perkawinan Melayu Bengkalis yang semuanya telah dikerjakan tim penulis di atas.

Tujuan dari sesi tanya jawab terlihat tercapai maksimal. Namun masukan dari masyarakat Melayu Bengkalis masih ditunggu tim penulis dengan cara menghubungi nomor Marzuli Ridwan Al-bantany yang terdapat di undangan yang telah diterima.

Hadir dalam kesempatan itu, Kapolres Bengkalis AKBP Hendra Gunawan, Kejari Bengkalis, Dandim 0303/ Bkls Letkol Inf Endik Yunia Hermanto, Ketua Pengadilan Agama Bengkalis, Datuk-Datuk anggota Majelis Kerapatan Adat LAMR Kabupaten Bengkalis, beberapa Kepala OPD, tokoh adat dan tokoh pemuda.

"Kita ditugaskan oleh LAMR Kabupaten Bengkalis untuk menyusun buku Adat Sebatang Tubuh Masyarakat Melayu Bengkalis yang kita upayakan mulai adat istiadat lahir sampai meninggal dunia," terang Datuk H Riza Pahlevi setelah selesainya FGD, Kamis (11/11/2021) siang.

“Jadi FGD yang kita selenggarakan pada hari ini merupakan bagian dari proses penyusunan, kita menghimpun masukan-masukan dari stakeholder, tokoh masyarakat, pemuda dan tokoh wanita yang bergelut dalam adat istiadat, untuk penyempurnaan naskah rancangan buku ini. Jadi tujuan dari FGD ini menghimpun masukan-masukan guna, penyempurnaan buku,” kata Datuk H Riza Pahlefi.

Ketua DPRD Bengkalis periode 2004-2009 ini menjelaskan, narasumber yang dimintai pendapatnya sejumlah tokoh masyarakat dan bergelut di adat istiadat, sehingga bisa dihimpun serta dikumpulkan. Selain itu juga dari berbagai referensi dari orang-orang tua.

“Harapan kita seperti buku ini bisa menjadi karya yang dibaca masyarakat serta anak-anak kita nantinya. Setelah hasil final akan kita serahkan ke LAMR Bengkalis dan LAMR Bengkalis yang akan memperbanyak serta mendistribusikan buku ini. Tugas kami hanya sampai penyusunannya saja. Kita berharap juga hasil tulisan ini nanti disosialisasikan dan diserahkan kepada masyarakat secara luas,” harapnya.

Kemudian, di waktu terpisah, Datuk Seri H Sofyan Said pula mengatakan, "Dengan adanya kegiatan yang kita laksanakan pada hari ini, kita mengharapkan masukan masukan dari tokoh-tokoh yang hadir, supaya penyusunan buku ini bisa lebih sempurna," terangnya.

Saat disampaikan harapan beberapa awak media agar buku ini kelak diberikan ke sekolah dan masyarakat, Datuk Seri H Sofyan Said mengiyakan sebab memang itulah tujuan penerbitan buku dimaksud.

"Setelah kita terbitkan, buku ini akan kita sebarkan ke sekolah-sekolah, ke perpustakaan untuk dibaca oleh anak-anak kita supaya mereka tahu dengan adat istiadat kita yang berada di Bengkalis ini. Mungkin selama ini sudah banyak literasi yang dibaca anak-anak kita dengan bermacam-macam versi tentang adat perkawinan dan lain sebagainya sehingga dengan adanya buku yang akan kita terbitkan nanti agar menjadi pedoman di masa-masa akan datang," beber Datuk Seri H Sofyan Said.

Kepada Mak Andam, Datuk Seri H Sofyan berpesan agar buku Adat Sebatang Tubuh Masyarakat Melayu Bengkalis kelak menjadi rujukan dalam prosesi adat perkawinan Melayu Bengkalis.

"Dengan adanya diskusi ini banyak hal-hal yang berkembang yang berkaitan dengan kearifan lokal kita di Bengkalis. Insya Allah, ke depannya akan ada buku-buku lainnya akan kita terbitkan misalnya kuliner kita harus dipatentkan. Belum lagi tata cara berpakaian yang akan menjadi icon kita di Kabupaten Bengkalis. Insya Allah, ini akan berlanjut. Dengan pertemuan ini banyak masukan-masukan berharga untuk kita berbuat kedepannya. Program-program ini semua tidak terlepas kita minta dukungan dari pemerintah Kabupaten Bengkalis," harap Datuk Seri H Sofyan Said di akhir wawancara. ***

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww