Home > Berita > Umum

Tergiur Jadi Sopir Truk di Kanada, Orang Indonesia Ini Harus Keluarkan Uang Rp115 Juta untuk Kursus dan Bikin SIM

Tergiur Jadi Sopir Truk di Kanada, Orang Indonesia Ini Harus Keluarkan Uang Rp115 Juta untuk Kursus dan Bikin SIM
Sabtu, 23 Oktober 2021 13:29 WIB

JAKARTA, POTRETNEWS.com — Gaji sopir truk di Kanada memang menggiurkan. Maksimal bisa mencapai Rp 30 juta per minggu. Tapi sebelum sampai pada hasil itu, calon pengemudi truk perlu menjalani kursus di sekolah kursus mengemudi truk untuk mendapatkan lisensi alias SIM (Surat Izin Mengemudi).

Nah, untuk mendapatkan lisensi mengemudi truk ini juga dibutuhkan biaya tidak sedikit, jika dikonversi ke kurs rupiah, bisa menghabiskan dana mencapai Rp 115 juta.Seperti dijelaskan Bagus Ananda Putra, warga Indonesia asal Pulau Bali yang menjadi sopir truk di Kanada, diperlukan SIM kelas 1 agar bisa mengemudikan truk trailer di Kanada. Sebelum mengambil kursus untuk mendapatkan SIM 1, pemohon terlebih dahulu harus memiliki SIM kelas 5.

"Kita harus punya namanya SIM kelas lima, kayak SIM A gitu kalau di Indonesia. Dari kelas 5, kita bisa lanjut ke kursus airbrake dan trucking. Setelah kita dapat (lisensi) kelas satu, tidak gampang juga bagi kita mendapat pekerjaan kan. Karena perusahaan itu biasanya minta minimal 2 tahun pengalaman. Jadi kalau kita baru lulus, jarang perusahaan bagus mau rekrut kita. Jadi kita modal magang dulu lah," kata Bagus, kepada detikOto melalui telepon (22/10), melansir Detik.com.

Dijelaskan Bagus, biaya untuk mendapatkan SIM kelas 1 di sekolah mengemudi truk mencapai 4.000 CAD (dolar Kanada) atau setara Rp 46 juta. Tapi untuk sekarang, tepatnya sejak 2018 hingga saat ini biaya kursus mengemudi truk di sana sudah tembus angka 10.000 CAD atau Rp 115 juta, tapi dengan waktu kursus lebih lama, yakni 120 jam.

"Untuk materi pembelajarannya, pertama kita teori dulu, mempelajari bagaimana rem angin itu bekerja dan cara mengoperasikannya, lalu bagaimana drive safely. Setelah teori kita praktik, kita driving didampingi sama trainer. Setelah 120 jam berlalu, include teori sama praktek, orang register datang untuk ngetes kita, istilahnya mungkin kayak orang Samsat atau orang kepolisian gitu ya," jelas Bagus.

"Pertama kita dites bagaimana kita periksa truk biar kita bisa menemukan segala macam kerusakan, kita harus temukan komponen yang rusak. Setelah itu lolos kita diajak jalan, diajak mundurin truk, terus bagaimana cara kita pindah jalur, kebanyakan sih (tesnya) tentang aturan lalu lintas di sini aja, seperti cara mematuhi speed limit, dan lain-lain," tambahnya lagi.

Ditambahkan Bagus, untuk menjalani kursus teori dan praktik sebanyak 120 jam, pemohon SIM kelas 1 bisa melakukan hal itu sekitar 3 minggu, atau 8 jam sehari dan 5 hari seminggu. Tapi kalau kita sambil kerja, bisa ambil part time 4 jam sehari, dengan waktu sekitar 6 mingguan.

"Biaya 10 ribu dolar sudah total, tapi kalau di tes terakhir kita gagal, maka biaya ditambah lagi untuk bayar yang ngetes dan sewa truk sama trailer, sekitar 700-800 dolar (Rp 8 juta-Rp 9,2 juta) bayarnya. Dan kalau gagal lagi, ya bayar lagi," ungkap Bagus. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum
wwwwww