Home > Berita > Umum

Keren! Sariamin Ismail, Mantan Anggota DPRD Riau Tampil di Google Doodle Hari Ini

Keren! Sariamin Ismail, Mantan Anggota DPRD Riau Tampil di <i>Google Doodle</i> Hari Ini

Sariamin Ismail (Google).

Sabtu, 31 Juli 2021 11:38 WIB

JAKARTA, POTRETNEWS.com — Seorang wanita Sumatera Barat menjadi google doodle hari ini. Ia adalah Sariamin Ismail, wanita pertama Indonesia yang jadi novelis di Indonesia. Dikutip dari Antara, hari ini adalah hari peringatan ulang tahun Sariamin Ismail ke-112 tahun. Sariamin Ismail lahir di Talu, Sumatera Barat tanggal 31 Juli 1909, melansir Detik.com.

Sariamin mulai menjelajahi dunia puisi pada usia 10 tahun. Pada usia 16 tahun, tulisannya diterbitkan di beberapa surat kabar lokal.Tulisannya diterbitkan oleh Balai Pustaka dan pelopor angkatan Pujangga Baru. Novelnya yang terkenal berjudul Kalau Tak Untung (1933). Sariamin memakai nama samaran Selasih dan Seleguri, atau gabungan dari nama Selasih Seleguri.

Konon, inspirasi dari cerita novel ini adalah kejadian nyata yang dialami oleh Sariamin. Mulai dari kehidupan cintanya yang ditinggal kekasih untuk menikahi wanita lain, hingga sahabat kecilnya yang saling jatuh cinta namun tak bisa bersatu.

Pada tahun 1937, Sariamin kembali menerbitkan novel dengan judul "Karena Keadaan". Menjelang akhir tahun 1930-an, wanita ini menjadi wartawan dan penulis vokal di majalah perempuan Soera Kaoem Iboe Soematra.

Sariamin kerap mengutuk poligami dan menekankan pentingnya hubungan keluarga inti di Minangkabau lewat Soera Kaoem Iboe Soematra. Sementara itu, dalam Harian Persamaan, Sariamin mengkritik ketidakadilan peraturan gaji bagi pegawai wanita, terutama guru wanita.

Kisah cinta Sariamin pun mirip dengan cerita novel. Sariamin menikah pada tahun 1941 dengan seorang pria bernama Ismail. Ismail pada waktu itu adalah seorang pokrol atau pembela perkara di landraad.

Sariamin dan Ismail bertemu di Landraad sebab ia harus berurusan dengan Polisi Rahasia Belanda (PID) yaitu sebanyak tiga kali. Tulisan-tulisan Sariamin memang cukup tajam dan pada waktu itu cukup menggelorakan semangat kebangkiian untuk mencapai kemerdekaan.

Kebiasaan menulis yang dimiliki oleh Sariamin sudah terlihat sejak kecil. Talenta ini terlihat pada Sariamin ABG yang jatuh cinta dengan menulis di buku harian. Buku hariannya diberinya nama Mijn Vriendin. Kemudian Sariamin mulai aktif mengikuti kegiatan organinasi. Pada tahun 1928-2930, Sariamin menjadi ketua perkumpulan pemuda Islam Jong Islamieten Bond bagian wanita untuk wilayah Bukittinggi.

Pada tahun 1941, Sariamin pincah ke Kuantan dan naik sebagai anggota parmelen daerah untuk Provinsi Riau. Dirinya terlipih pada tahun 1947 dan menetap di sana sambil menulis untuk sisa umurnya. Sariamin meninggal di Pekanbaru, Riau, 15 Desember 1995 pada umur 86 tahun. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum
wwwwww