500 Warga Kanada Tewas akibat Gelombang Panas

500 Warga Kanada Tewas akibat Gelombang Panas

MANDI - Seorang bocah mandi di air mancur di Richmond Waterpark, British Columbia, Kanada pada Selasa (29/6/2021). Saat ini gelombang panas menghantam Kanada

Kamis, 01 Juli 2021 11:14 WIB

POTRETNEWS.com — Hingga saat ini sudah 500 warga tewas akibat gelombang panas di Kanada. Selama 5 hari berlangsung, gelombang panas tersebutpun meluas ke sejumlah wilayah di Kanada. Kepala Provinsi British Columbia (BC), Kanada Lisa Lapointe mengatakan pada Rabu (30/6/2021) bahwa Layanan Koroner BC menerima setidaknya 486 laporan kematian antara Jumat hingga Rabu sore waktu setempat.

Lapointe memperkirakan angka kematian itu dapat terus meningkat, khususnya dari kelompok usia rentan, seperti orang tua, seiring dengan gelombang panas Kanada yang masih melanda. Melansir Al Jazeera pada Rabu (30/6/2021), kematian tersebut disebutkannya mengalami peningkatan 195 persen dari sekitar 165 kematian yang biasanya terjadi dalam periode 5 hari karena gelombang panas di British Columbia, Kanada.

"Lima hari terakhir di British Columbia telah melihat jumlah kematian yang belum pernah terjadi, dilaporkan ke BC Coroners Service," katanya dalam sebuah pernyataan. “Meskipun terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti berapa banyak dari kematian ini terkait akibat suhu panas," ucapnya.

Namun, diyakini bahwa peningkatan signifikan dalam kematian di British Columbia, Kanada yang dilaporkan, disebabkan oleh cuaca panas ekstrem yang melanda.

"Dan (cuaca panas) terus berdampak pada banyak bagian provinsi kami," imbuhnya.

Suhu telah melonjak di BC dan di provinsi serta wilayah Kanada lainnya sebagai peristiwa yang disebut "kubah panas", sistem cuaca yang memerangkap udara panas, yang terjadi di pantai barat Kanada, serta di Pacific Northwest Amerika Serikat.

“Ini (kuba panas) seperti penutup, dan tidak ada yang bisa masuk, cuaca tidak bisa masuk untuk menghilangkan panas itu, yang terus berkembang,” kata Dave Phillips, seorang ahli meteorologi Kanada dalam program berita CTV Your Morning.

Para ahli juga mengatakan perubahan iklim berkontribusi pada rekor suhu panas ekstrem tersebut. Lytton, sebuah kota diBritish Columbia, memecahkan rekor suhu tinggi Kanada tiga kali lipat pada pekan ini, yaitu mencapai 49,6 derajat Celcius pada hari Selasa (29/6/2021).

Polisi Metro Vancouver mengatakan pada Selasa (29/6/2021) malam waktu setempat bahwa petugas telah mendapatkan laporan lebih dari 65 kematian mendadak sejak gelombang panas Kanada dimulai pada Jumat (25/6/2021), melansir Tribunnews.com.

Sementara polisi di Burnaby dan Surrey, kota-kota di wilayah Vancouver yang lebih besar, juga melaporkan puluhan kematian mendadak akibat gelombang panas Kanada. Polisi mengatakan banyak dari korban tewas adalah orang tua.

"Sebagian besar kasus ini terkait dengan panas," kata Sersan polisi Vancouver Steve Addison dalam sebuah pernyataan.

“Kami belum pernah melihat yang seperti ini, dan itu menyedihkan bagi kami. Jika Anda memiliki anggota keluarga yang lanjut usia atau rentan, harap hubungi mereka atau mampir untuk memeriksanya,” himbau Addison.

Peringatan cuaca panas ekstrem tetap berlaku untuk Wilayah Greater Vancouver, tetapi Environment Canada mengatakan di situs webnya bahwa cuaca panas "akan menjadi kurang intens" mulai Rabu (30/6/2021), meskipun suhu cenderung tetap hangat selama sisa pekan ini.

Environment Canada mendesak masyarakat untuk tetap terhidrasi dan tetap berada di dalam rumah, serta menghimbau untuk memeriksa anggota keluarga dan tetangga yang lebih tua. Gelombang panas ekstrem diperkirakan akan meluas ke bagian lain Kanada pada Kamis (1/7/2021), kata ahli meteorologi Doug Gillham.

Diperkirakan gelombang panas Kanada itu akan mencapai rekor suhu tinggi yang berpotensi pecah di beberapa kota, meliputi Kelowna, Provinsi British Columbia; Calgary dan Edmonton, Provinsi Alberta; dan Saskatoon, Provinsi Saskatchewan.

"Cuaca panas akan meluas sampai ke Teritori Barat Laut dan Nunavut," kata Gillham dalam sebuah unggahan di situs web The Weather Network. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Peristiwa
wwwwww