Profil Singkat Laksamana Raja di Laut di Bukitbatu Bengkalis yang Lagunya Dinyanyikan Iyeth Bustami

Profil Singkat Laksamana Raja di Laut di Bukitbatu Bengkalis yang Lagunya Dinyanyikan Iyeth Bustami

Seorang warga Pekanbaru, Ibu Nurliana tengah berziarah ke makam Laksamana Raja di Laut di Bukitbatu Kabupaten Bengkalis, Riau, pada 2017/ISTIMEWA

Minggu, 20 Juni 2021 10:30 WIB

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Banyak kisah-kisah mistis yang diungkapkan oleh warga setempat terkait Makam Laksamana Raja di Laut di Bukitbatu Kabupaten Bengkalis, Riau. Seperti harimau jadi-jadian, buaya penunggu, dan lain-lain. Ini disebut terkait sumpah selama 100 tahun yang keramat.

Nilai mistisnya menjadi penarik sekaligus faktor hambat bagi sebagian orang yang penasaran dengan makam Laksamana Raja Di Laut. Tidak jauh dari rumah Laksamana Raja di Laut, akan terlihat dua makam datuk penguasa laut. Yakni Laksamana III dan Laksamana IV. Kedua Makam ini terletak di belakang Masjid Jami’ Al Haq. Mesjid tua peninggalan para Laksamana dulunya.

Melansir suara.com, penjaga makam, Rustam mengatakan bahwa banyak sejarah lampau tentang kejayaan kerajaan Siak terdahulu, Laksmana Raja di Laut merupakan penjaga pesisir pantai Selat Malaka.

Lokasi makamnya kini menjadi situs sejarah ramai dikunjungi wisatawan untuk berziarah ataupun hanya sekadar melihat-lihat saja. Rustam menyebut, tempat sejarah ini biasanya ramai kunjungan pada hari-hari libur.

https://www.potretnews.com/assets/imgbank/20062021/potretnewscom_nvwfk_2146.jpgRumah peninggalan Laksamana Raja di Laut yang masih kokoh berdiri, saat ini rumah tersebut ditempati oleh ahli waris/ISTIMEWA

”Kalau hari biasa kunjungan sepi, tapi biasanya akhir pekan atau hari libur ramai. Pengunjung biasa berasal dari luar daerah ini," kata Rustam. Di lokasi, ia juga menunjukan tempat-tempat bersejarah lainnya. Termasuk rumah peninggalan Laksmana Raja di Laut yang lokasinya tak jauh dari makam tersebut. Di rumah itu, ditempati oleh ahli waris. Arsitektur bangunan Melayu tersebut sudah pernah di renovasi, namun sebagian ornamen kayu yang dipakai bangunan itu masih asli.

Di halaman depan juga terdapat meriam yang digunakan masa kejayaan kerajaan Siak dahulu. Rustam menjelaskan satu per satu lokasi dan makna dari situs bersejarah tersebut. Sebagai warga, ia ingin lokasi ini bisa dikenal khalayak sebagai situs sejarah, bahwa dahulu perjuangan kerajaan dalam mempertahankan kedaulatan sangat menantang. ”Kalau harapan, kita ingin sejarah ini dikenal luas bagi generasi penerus," tuturnya.

Penjaga Pesisir Pantai Selat Malaka
Orang-orang terdahulu tidak asing dengan lagu yang dibawakan penyanyi kondang Iyeth Bustami. Lagu berjudul Laksamana Raja di Laut. Ya, Laksamana merupakan gelar sekaligus titah dari Kerajaan Siak untuk menjaga pesisir pantai Selat Malaka.

Penyanyi tersohor asal Kabupaten Bengkalis itu membawakan lagu tersebut, sekaligus mengenalkan kepada khalayak tentang sejarah Laksamana Raja di Laut dari kampung halamannya. Konon Datuk/Encik Ibrahim merupakan Datuk Laksamana Raja di Laut I yang berkuasa pada tahun 1767 M-1807 M.

Ada empat datuk yang memerintah di Bukitbatu, tiga penerusnya adalah Datuk Khamis, Datuk Abdullah Shaleh dan Datuk Ali Akbar. Mereka digelari Datuk Laksamana II sampai IV. Datuk Laksamana merupakan pembesar kerajaan Siak yang semula bermukim di Bengkalis, kemudian memindahkan lokasi pemerintahannya ke Bukitbatu.

Dalam sejarahnya, Laksamana Raja di Laut merupakan keturunan Bugis dan Melayu, yakni Daeng Tuagik, anak dari Sultan Wajok yang kawin dengan anak Datuk Bandar Bengkalis, Encik Mas (seorang perempuan yang berkuasa di pulau Bengkalis).

Daeng Tuagik ketika menikahi Encik Mas telah berjanji untuk tidak memakai gelar bangsawan Bugis bagi keturunannya. Dari perkawinannya ia mendapat seorang anak yang bernama Datuk Bandar Jamal (1720-1767) yang kelak menggantikan ibunya sebagai penguasa Bengkalis.

Konon Datuk/Encik Ibrahim disebut-sebut Datuk Laksamana Raja Di Laut I yang berkuasa pada tahun 1767 M-1807 M. Ada empat datuk yang memerintah di Bukit Batu, tiga penerusnya adalah Datuk Khamis, Datuk Abdullah Shaleh dan Datuk Ali Akbar (1908-1928). Mereka digelari Datuk Laksamana II sampai IV.

Rumah Datuk Laksamana di Laut IV, Laksamana Ali Akbar terletak Di Desa Sukajadi, sekitar 35 kilometer dari Kota Sungaipakning, Kabupaten Bengkalis. Rumah peninggalan Laksamana seperti rumah adat atau rumah tradisi di Riau. Berbentuk panggung dengan motif-motif Melayu di beberapa ornamen bangunannya. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Bengkalis, Umum
wwwwww