Home > Berita > Umum
*Sastrawan Marzuli Kembali Serahkan Buku Ke Dispersip Bengkalis

Marzuli Ridwan Al-Bantany: Biarlah Nanti Zaman yang Akan Menilainya

Marzuli Ridwan Al-Bantany: Biarlah Nanti Zaman yang Akan Menilainya

Sastrawan budayawan Marzuli Ridwan al-bantany menyerahkan buku kumpulan cerpen "Pada Senja Yang Basah" dan sineas ND Juaii M Usna juga menyerahkan buku biografi Maestro Zapin kepada Kadis Persip, Suwarto, Rabu (19/5/2021) siang kemarin.

Jum'at, 21 Mei 2021 09:25 WIB
Junaidi Usman

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Selain menerima buku biografi berjudul "Muhammad Yazid Sang Pengabdi Zapin Tradisi", Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Bengkalis juga menerima buku kumpulan cerpen (Cerita Pendek,red) karangan Marzuli Ridwan al-bantany.

Buku yang berjudul "Pada Senja Yang Basah" terdiri xii + 111 halaman dengan ukuran kertas 12,5 X 19 cm, terbit pada April 2020 ini diedit oleh Irfan Marhani, tata letak oleh Agus Nugraha dan sampul didesain oleh Muhammad Fikri merupakan cetakan pertama yang diterbitkan oleh DOTPLUS Publisher beralamat di Jalan Penepak, RT 12 RW 06, Bengkalis Riau 081323899445 menyajikan 12 bab.

Kadis Suwarto memberikan apresiasi kepada sastrawan budayawan Marzuli Ridwan al-bantany. "Dari judulnya saja, sudah ada keinginan kita menggali lebih dalam apa sebenarnya isi dari buku ini. Pak Marzuli ini memang sangat-sangat brilian dalam membuat satu judul, merangsang orang untuk menggali lebih mendalam tentang isi buku itu sendiri. Bukan kali ini saja Pak Marzuli menyerahkan buku ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, setiap edisi yang beliau tulis, akan menyumbangkan kepada kita," kata Kadis Persip, Suwarto kepada potretnews.com, Rabu (19/5/2021) siang kemarin.

Ditambahkan Suwarto, dinas yang beralamat di Jalan Pertanian, Desa Senggoro yang beliau pimpin hingga saat ini telah banyak menerima sumbangan buku dari penulis-penulis yang ada di Pulau Bengkalis maupun Kabupaten Bengkalis sehingga beliau akan menyiapkan satu ruang khusus yang diberi nama "Bilik Bengkalis" yang koleksi buku-bukunya adalah karangan anak Watan Bengkalis yang berdomisili di Pulau Bengkalis dan Kabupaten Bengkalis. Di antara buku yang telah beliau terima berasal dari penulis Rupat, Mandau, Siak Kecil dan Bengkalis tentunya yang jika telah maksimal jumlah koleksinya, ruang tadi pun segera dibuka.

Diutarakan Suwarto, karena masa Covid-19 sekarang, jumlah pengunjung ke perpustakaan dibatasi. Namun demikian, Dispersip Kabupaten Bengkalis tetap menerapkan protokol kesehatan. Jika situasi telah kembali normal, Dispersip kembali membuka lebih luas bagi masyarakat. Agar masyarakat masa Covid-19 ini tetap dapat mengikuti kegiatan, Dispersip tetap dengan kegiatan online yang telah mereka lakukan sebelumnya misalnya kegiatan "Bengkalis Membaca" yang memanfaatkan media sosial facebook Perpustakaan Bengkalis dan Instagram dispersipbengkalis yang jumlah pengunjungnya pernah mencapai puluhribuan orang.

Selain itu, dinas ini juga ada program Transportasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) dengan kegiatan langsung ke desa-desa yang ada di Kabupaten Bengkalis yang kegiatannya diupload ke kedua media sosial tadi yang juga pernah diisi dengan kegiatan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang untuk siaran live streaming.

"Alhamdulillah, pada hari ini saya dapat memberikan kembali sebuah buku kumpulan cerpen yang berjudul "Pada Senja Yang Basah" setelah buku pertama yang berjudul "Burung-burung Yang Mengkapling Surga" yang diterbitkan pada tahun 2018 lalu.

Dikatakan Marzuli Ridwan al-bantany, ada 9 judul cerpen dalam buku keduanya ini, salah satu judulnya itulah dijadikan judul buku yang telah diterima oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bengkalis, Suwarto.

"Cerpen-cerpen ini sebenarnya sudah saya tulis sejak tahun 2018 lalu. Sebenarnya, saya tidak begitu rajin nulis cerpen karena saya juga ada kesibukan lain dan terkadang saya juga menulis puisi serta essay. Menulis cerpen itu bagi diri saya adalah sebuah hal yang asik dan menarik. Cerpen-cerpen yang saya tulis bersettingkan kampung kemudian bertemakan tentang persoalan-persoalan yang mungkin terjadi di lingkungan kita, baik itu masalah pendidikan, politik, masalah lingkungan, kehidupan sosial masyarakat dan lain sebagainya. Cerpen dalam buku ini adalah sifatnya fiksi, kendati demikian sekurang-kurangnya dari sebuah cerita yang kita baca dalam cerpen ini mengandung pesan-pesan, baik pesan moral, pesan keagamaan, pesan sosial dan lain sebagainya," ungkap sastrawan budayawan Marzuli Ridwan al-bantany pula.

Dengan tulus, Marzuli Ridwan Al-bantany mengakui bahwa dalam menulis cerpen dia tidak punya target untuk menjadi seorang penulis yang handal atau meraih keuntungan yang besar dari setiap tulisan yang dibuatnya. "Semua itu berangkat dari niat hati saya untuk memberi manfaat bagi banyak orang. Mungkin lewat karya kita bisa memberikan sebuah pencerahan karena yang namanya memberikan kebaikan itu tidak hanya mesti lewat materi atau harta benda, lewat sebuah karya, hidup kita bisa memberikan manfaat buat orang lain sepanjang para pembaca bisa mengambil manfaat dari setiap cerpen dalam buku ini. Namun, bagi saya pribadi dengan menulis itu membuat saya menjadi manusia yang berfikiran agak jernih dalam memandang setiap persoalan dan kelebat kehidupan untuk mengambil hikmahnya. Selain itu, melatih diri sendiri untuk berfikir secara benar," tutur Marzuli Ridwan al-bantany seraya menyebutkan jika tulisannya layak untuk diterbitkan menjadi sebuah buku maka diterbitkannya, "Biarlah nanti zaman yang akan menilainya," harapnya.

Diingatkan Marzuli Ridwan al-bantany, Bengkalis dahulunya pernah dikenal sebagai Kota Bangsawan. "Kemudian dari Bengkalis juga banyak melahirkan penulis handal diantaranya kita kenal dengan almarhum Soeman HS, seorang penulis cerpen bahkan novelnya Mencari Pencuri Anak Perawan sempat difilmkan. Kita sebagai generasi penerus hari ini dan saya secara pribadi, melalui karya-karya saya ini sebenarnya ingin membangkitkan kembali gairah menulis di tengah masyarakat kita, bagi para guru, mahasiswa dan pelajardi khususnya di Kabupaten Bengkalis yang hari ini perkembangan dunia tulis-menulis ini mulai terbangun. Kita berharap suatu saat nanti akan banyaklah lahir penulis-penulis handal dari daerah kita yang tercinta ini. Mereka menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam membentuk kepribadian masyarakat kita yang harus kita kenalkan dengan dunia sastra, dunia tulis-menulis sehingga mereka menjadi manusia yang berkepribadian, berakhlakul karimah dan menjadi orang yang baik dalam memandang berbagai persoalan kehidupan, Insya Allah," harap Marzuli Ridwan al-bantany di akhir wawancara. ***

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww