Home > Berita > Umum

Tak Pernah Beli Baju Lebaran, Nenek 70 Tahun Ini Bertahan Hidup dari Hasil Memotong Karet

Tak Pernah Beli Baju Lebaran, Nenek 70 Tahun Ini Bertahan Hidup dari Hasil Memotong Karet

Yatimah, seorang nenek berusia 70 tahun bertahan hidup dari hasil memotong karet.

Minggu, 25 April 2021 17:30 WIB

LINGGA, POTRETNEWS.com — Yatimah, seorang nenek berusia 70 tahun bertahan hidup dari hasil memotong karet. Sejak umur 20 tahun, Yatimah asal Pacitan Jawa Timur ini memutuskan merantau ke Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau. Saat ini Yatimah sendiri sudah memiliki dua anak, dengan suami yang sudah lama meninggal dunia.

Namun, ia sendiri hanya tinggal bersama anak laki-lakinya, karena sang anak perempuan telah menikah. Yatimah pun dulu sempat tinggal bersama mendiang suaminya di Desa Kuala Raya, Kecamatan Singkep Barat.

Dengan rezeki yang diperoleh, akhirnya ia bersama suaminya berhasil membangun sebuah rumah sederhana di Kampung Damnah Setajam. Selain sebagai pemotong karet, ia juga memelihara dua ekor sapi atau lembu milik orang lain, untuk menambah penghasilannya yang tidak tentu.

Putranya itu pun memiliki profesi yang sama, dengan memelihara sapi. Wanita lansia ini pun rela berbagi kisah kepada TRIBUNBATAM.id saat ia ditemui sedang mengambil rumput di samping jalan raya Dabo Singkep, Sabtu (24/4/2021) siang. Yatimah lalu menceritakan, bahwa setiap dua hari sekali ia selalu menempuh jarak yang cukup jauh untuk sampai ke kebun karet, tempat ia menoreh penghasilan.

"Tiap hari saya pergi jam 4 subuh, perjalanan kesana kira-kira 2 jam, dengan berjalan kaki," kata Yatimah.

Dengan belakangan ini Kepri, khususnya Lingga memasuki hujan lebat, Yatimah pun mengaku bahwa penghasilannya tidak tentu.

"Karet 1 kg 8 ribu, kalau dijual tunggu udah sebulan beberapa kilo baru saya jual. Kadang juga tidak tentu, kalau hujan saya tidak bisa pergi," ucapnya.

Dengan pakaiannya yang lusuh, wanita tua berdarah Jawa ini juga rutin mengambil rumput di kawasan tempat tinggalnya itu. Dengan terik panas sinar matahari yang membakar kulitnya, tidak menjadi penghalang untuk wanita usia 70 tahun ini bertahan hidup. Sebagai makanan ternak dua ekor sapi yang ia pelihara, berkeliling mengambil rumput sudah menjadi hal yang biasa baginya. Ketika ditanya soal penghasilannya perhari atau perbulan, Yatimah pun kebingungan tidak bisa menjawabnya.

"Ya kalau ada, ada. Kalau tidak, belum rezeki saya. Tidak tentu juga," ungkapnya.

Memasuki bulan Ramadhan ini, wanita berkulit agak hitam karena terbakar sinar matahari ini berharap kepada uang bantuan sosial yang ia terima beberapa waktu lalu.

"Ya, itulah duit untuk berhemat," ujarnya.

Ia juga menceritakan saat di bulan Ramadhan, bahwa ia sering kali bersantap sahur dengan lauk sederhana dan berbuka menu seadanya.

"Tiap subuh kalau sahur pakai lauk pucuk ubi (sayur daun singkong-red) aja direbus, terus dikasi sambel. Yang penting nasi aja tetap tersedia," katanya, melansir Tribunnews.com.

Yatimah juga mengungkapkan, bahwa seringkali orang-orang baik yang ia kenal memberikan makanan, sehingga tidak khawatir untuknya saat tidak ada menu untuk berbuka. Yatimah pun selalu bersyukur, selalu ada orang-orang baik yang berada disekitarnya untuk memberi bantuan berupa hal kecil, maupun hal besar. Namun, terlepas dari hal itu ia mengaku bahwa hidupnya tidak berjalan mulus.

Tapi walau bagaimanapun, ia selalu berusaha bekerja walaupun usianya yang sudah renta. Bahkan, ia juga mengungkapkan tepat satu tahun lalu ia bernasib malang, dengan ditabrak pengendara motor saat ia sedang membawa rumput.

"Sampai sekarang pinggang saya masih sakit. Tapi saya tidak menuntut apapun, saya cukup berdamai aja walau gak ada tanggungan berobat," ucapnya.

Sambil memegang lututnya, ia juga mengungkapkan bahwa ia memiliki penyakit asam urat yang sering kambuh, namun tetap ia paksa buat berjalan. Tidak seperti khalayak orang ramai, Yatimah sendiri jarang menikmati barang-barang yang mewah dalam hidupnya. Bahkan, ia hanya sering mengenakan pakaian lusuh yang ia pakai setiap harinya.

"Saya gak pernah beli baju lebaran. Ya seadanya aja, saya juga lebaran jarang kemana-mana," ucapnya dengan nada sendu.

"Ya setidaknya cukup buat makan sehari-hari udah syukur," sambungnya.

Ia pun lalu berharap bisa mendapatkan bantuan lebih dari pemerintah daerah untuk mempermudah kelangsungan hidupnya dimasa tua. "Mudah-mudahan rezeki selalu ada," harapnya. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum
wwwwww