Kepala Dusun Berparas Cantik yang Baru 1 Bulan Menjabat Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Kepala Dusun Berparas Cantik yang Baru 1 Bulan Menjabat Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Dugaan kasus pembunuhan terjadi di Dusun Katangka, Desa Karama, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (19/4/2021)

Selasa, 20 April 2021 11:44 WIB

BULUKUMBA, POTRETNEWS.com — Seorang Kepala Dusun (Kasun) wanita, Aliani ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya, Senin (19/4/2021). Korban yang baru sebulan menjabat di Dusun Katangka, Desa Karama, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ditemukan kondisinya mengenaskan.

Wanita cantik tersebut mengalami beberapa luka tusuk di bagian tubuhnya. Aliani diduga dihabisi setelah meninjau progres proyek rabat beton di Desa Karama. Tak pelak, peristiwa berdarah yang menimpa Bu Kasun cantik itu menggegerkan warga sekitar. Kejadian itu juga menjadi perbincangan warga di media sosial (Medsos). Kepala Desa (Kades) Karama, Jusman, yang dikonfirmasi, membenarkan hal itu.

"Iya betul. Kejadiannya tadi sekitar jam 1 siang," kata Jusman melalui sambungan telepon.

Jusman mengaku telah melaporkan dugaan pembunuhan yang menimpa stafnya ke Polsek Rilau Ale.

Baru Menjabat 1 Bulan

Dari penelusuran TribunBulukumba.com, Aliani terpilih sebagai kadus setelah mengikuti penjaringan yang dilakukan Pemdes Karama pada Maret 2021, atau kurang lebih sebulan lalu. Saat itu Pemdes Karama membuka penjaringan untuk mengisi lima posisi aparatur desa yang lowong. Yakni dua orang kepala seksi dan tiga orang kepala dusun.

Tiga orang kepala dusun yang terpilih saat itu semuanya merupakan perempuan. Kepala Dusun Katangka dijabat oleh Aliani dengan Nilai 74,5, Kepala Dusun Kampung Baru di jabat oleh Marhumaeni dengan Nilai 86, dan Dusun Lempongnge di jabat oleh Annisa Gusti Erliana dengan Nilai 74.

Sempat Dapat Teror dari Warga

Kepala Desa Karama, Jusman menceritakan, sebelum kejadian, Aliani memang sempat mendapat ancaman dari salah seorang warga. Ancaman itu datang setelah ia meninja progres proyek rabat beton di Desa Karama.

Namun, Jusman juga menegaskan bahwa ia tak ingin menjustifikasi sebelum ada hasil penyelidikan dari polisi. Namun, fakta-fakta ini bisa menjadi salah satu bahan penyelidikan polisi.

"Tadi malam beliau (Alm. Aliani) laporan, kan ada pekerjaan rabat beton, kebetulan melewati depan rumahnya juga ini warga (yang mengancam)," jelas Jusman.

"Warga itu meminta dikerjakan juga di bagian depan rumahnya, karena tinggi. Nah, Ibu Kadus minta petunjuk ke saya, jadi saya sampaikan bahwa kasi saja campuran biar dia yang kerja sendiri," jelasnya menambahkan.

Namun, setelah Aliani menyampaikan hal tersebut, ia malah mendapatkan ancaman.

"Setelah sampaikan begitu, dia bilang tidak mau. Tukang yang kerjapi itu proyek yang kerjakan. Ibu dusun bilang tidak bisa, nah dia bilang kalau tidak bisa, ada nanti kau dapat itu," beber Jusman.

Anak korban yang menjadi satu-satunya saksi kejadian itu juga mengungkapkan fakta.

"Dia bilang, yang bunuh ibuku itu yang datang tadi malam di rumahnya kakekku. Sementara yang datang itu yang kebetulan yang bilang (ancaman) itu ke Aliani," jelasnya, melansir Tribunnews.com.

Jika ini benar adanya, kata Purnawirawan TNI itu, maka pembunuhan Aliani adalah pembunuhan berencana. Karena ada ancaman yang dilayangkan sebelum kejadian. Jusman berharap polisi bisa tegas mengusut tuntas dan mencari pelaku pembunuhan tersebut. Ia mengaku tak menerima kejadian yang menimpa aparatnya itu. Apalagi korban merupakan seorang perempuan. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Hukrim
wwwwww