Home > Berita > Inhu

Hidayat Nurwahid Cerita Pengorbanan Sultan Syarif Kasim II Serahkan Kerajaan dan Uang Gulden Setara Rp1 Triliun

Hidayat Nurwahid Cerita Pengorbanan Sultan Syarif Kasim II Serahkan Kerajaan dan Uang Gulden Setara Rp1 Triliun
Senin, 05 April 2021 13:40 WIB

INDRAGIRI HULU, POTRETNEWS.com — Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) menilai Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin atau Raja ke-12 Kesultanan Siak Sultan Syarif Kasim II merupakan orang yang berjasa bagi Indonesia. Menurutnya, berkat perjuangan dan pengorbanannya membuat proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 kala itu makin bermakna. Dia bercerita beberapa bulan setelah proklamasi, Sultan Syarif Kasim II pernah berkirim kabar kepada Soekarno dan menyatakan diri kesultanan yang dipimpinnya siap bergabung bersama NKRI. Ia juga merelakan wilayah kerajaannya menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sultan Syarif, kata dia, juga menyerahkan mahkota kerajaan yang berhias batu permata serta menyumbang dana sebesar 13 juta Golden setara dengan Rp 1 triliun untuk pemerintah Indonesia. Tak hanya itu, ia juga mampu mengajak raja-raja di Sumatera Timur untuk mendukung NKRI.

"Sebelum proklamasi, Sultan Syarif dikenal sebagai pendukung kemerdekaan. Ia kerap membantu para pejuang. Ia juga membangun masyarakatnya melalui pendidikan. Pada 1917 Sultan Syarif mendirikan madrasah Taufiqiyah Al Hasyimiah. Kemudian pada 1926 beliau juga mendirikan sekolah khusus untuk perempuan," tutur HNW dalam keterangannya, Senin (5/4/2021), melansir detik.com.

Pernyataan itu disampaikan HNW saat menjadi pembicara pada acara Temu Tokoh Nasional, kerja sama MPR dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Rengat, Indragiri Hulu Provinsi Riau. Acara tersebut berlangsung di Wisma Happy, Pematang Reba, Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, Minggu (4/4) kemarin. Mengingat jasa-jasanya yang begitu besar, menurut HNW pantas jika bangsa Indonesia memberikan penghargaan kepada Sultan Syarif. Saat ini namanya juga sudah diabadikan menjadi nama bandara Internasional di Pekanbaru.

"Dalam arti yang lebih luas, bukan hanya ekonomi, Sultan Syarif adalah teladan. Ia adalah tokoh daerah yang berhasil membangun wilayahnya, kemudian berkontribusi membantu melakukan pembangunan di pusat," tutur HNW.

"Ini harus menjadi panutan bagi kita semua, khususnya generasi muda. Tokoh-tokoh daerah, itu mereka terdidik, lalu menjadi aktivis, dan terpanggil untuk mengabdi kepada bangsa dan negara," tambahnya.

HNW menuturkan sebenarnya banyak pejuang yang asalnya adalah putra-putri daerah lalu pergi ke ibu kota untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar membantu pelaksanaan pembangunan nasional.

Praktik seperti ini ditunjukkan oleh para pejuang yang tergabung dalam BPUPK, PPKI hingga Panitia Sembilan. Di kalangan anggota parlemen misalnya, dikenal sosok Ketua Fraksi Partai Masumi M. Natsir, yang berhasil mengembalikan Indonesia dari RIS menjadi NKRI.

"Seperti beberapa tahun sebelumnya, PKS baru memperingati kembalinya NKRI berkat Mosi Integral Natsir pada 3 April 1950. Peristiwa ini sangat penting dan strategis bagi bangsa Indonesia, karena cita-cita kemerdekaan Indonesia terselamatkan berkat kembalinya NKRI," kata HNW.

Sementara itu, Syahrul Aidi Maqzat menyampaikan saat ini dunia termasuk Indonesia berada pada era disrupsi atau percepatan. Pada era ini kompetitor usaha muncul dengan sangat cepat. Karena itu, masyarakat dituntut memproduksi sendiri kebutuhan yang diperlukan agar bisa meningkatkan kesejahteraan. Karena kalau kebutuhan tersebut masih dipenuhi orang lain, niscaya kita akan terus terjajah.

"Tidak usah berfikir soal mobil atau kendaraan. Cukup kebutuhan kita sehari hari. Apa yang dimakan dan dipakai, itu perlu kita cukupi sendiri," imbuh Syahrul Aidi.

Dia mengatakan potensi yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri sangat besar. Apalagi saat ini ada jaringan yang sangat luas seperti di Kemendes dan Bumdes dan itu harus dimanfaatkan dengan sebaik baiknya.

Sebagai informasi, tema dari acara temu tokoh nasional tersebut adalah Membangkitkan Kemandirian Ekonomi Berbasis Desa. Selain HNW acara itu juga menghadirkan anggota MPR F PKS H. Syahrul Aidi Maqzat sebagai pembicara pendamping. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Inhu, Umum
wwwwww