LSM Lingkungan di Riau Apresiasi Gerakan Fans K-Pop yang Kritis terhadap Krisis Iklim

LSM Lingkungan di Riau Apresiasi Gerakan Fans K-Pop yang Kritis terhadap Krisis Iklim

Ilustrasi/INTERNET

Selasa, 09 Maret 2021 19:33 WIB
Rachdinal

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Fans musik asal Korea atau K-Pop mendirikan K-Pop4Planet atau K-Pop For Planet saat bertepatan dengan perayaan Hari Alam Liar Sedunia pada 3 Maret 2021. Platform ini dibuat untuk berkampanye mencegah krisis iklim.

Selain menyuarakan pencegahan krisis iklim, fans yang diperkirakan mencapai 100 juta orang, juga bertujuan untuk mendorong generasi muda lebih peduli pada pemanasan global yang menjadi masalah terbesar dunia hari ini.

Gerakan ini mendapat dukungan serta apresiasi dari berbagai non-governmental organization (NGO) atau organisasi nonpemerintah (ornop) yang konsen terhadap permasalahan perubahan iklim atau pemerhati lingkungan di Indonesia (publik Tanah Air, NGO atau ornop ini populer disebut lembaga swadaya masyarakat [LSM], red). Di Provinsi Riau misalnya, dukungan muncul dari Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari).

Jikalahari adalah sebuah organisasi berbentuk forum yang didirikan pada 26 Februari 2002 di Pekanbaru. Lembaga ini konsen memperhatikan laju deforestasi di Provinsi Riau yang hingga tahun 2002 telah mencapai pada titik sangat menghawatirkan.

”Akhirnya ada fandom musik yang peduli pada penyelamatan lingkungan hidup, dan itu berasal dari anak-anak muda pula. Dan sudah benar mereka bersuara dan melawan. Sebab merekalah atau anak-anak muda yang paling terdampak dari perubahan iklim di masa depan,” kata Koordinator Jikalahari Made Ali kepada potretnews.com, Selasa (9/3/2021).

Berdasarkan catatan akhir tahun Jikalahari, Made Ali menyebutkan bahwa hutan alam di Riau sejak 1982 hingga saat ini telah berkurang mencapai 5.300.183 hektar atau sebesar 78 persen dari luasan awal.

”Di tahun 2020 luas hutan alam yang berkurang dari 2019 seluas 15.306 hektar. Jumlah ini berkurang 50 persen dari luas deforestasi pada 2019. Angka deforestasi pada 2019 mencapai 33,072 hektar,” bebernya.

Ia juga menambahkan, jika dilihat berdasarkan luas tutupan hutan alam tersisa dan deforestasi pada 2020, bahwa kabupaten yang memiliki tingkat deforestasi terluas pada 2020 adalah Bengkalis dengan luas deforestasi mencapai 2.251,34 hektar atau sebesar 14,71 persen.

”Pada tahun 2020 Kabupaten Bengkalis menjadi peringkat teratas sebagai daerah tingkat terluas deforestasinya dengan sisa hutan 112,614.73 hektar,” jelasnya

Menurut analisis yang dilakukan oleh Jikalahari mengenai deforestasi dan sisa tutupan hutan alam berada dalam kawasan IUPHHK dan kawasan HGU. Bahwa hasilnya terjadi deforestasi seluas 1.805,45 hektar berada di areal IUPHHK perusahaan yang terafiliasi dengan APP Grup dan 1.828,75 hektar di areal perusahaan afiliasi APRIL Group. Sisanya berada di Barito, Sampoerna Agro dan grup usaha lainnya.

”Kita sangat antusias melihat gerakan para fans K-Pop juga dalam beberapa tahun terakhir ini, mereka sangat aktif berbicara soal penyelamatan lingkungan. Misalnya K-Popers Indonesia juga membuat hashtag populer di Twitter melawan perusahaan Korea Selatan yang diduga membakar 57.000 hektare hutan di Papua,” pungkasnya. ***

Kategori : Pekanbaru, Umum
wwwwww