Dugaan Persaingan Bisnis Muncul di Kasus Haji Permata, Pengusaha Kondang Batam yang Tewas Ditembak Oknum Bea Cukai Tembilahan

Dugaan Persaingan Bisnis Muncul di Kasus Haji Permata, Pengusaha Kondang Batam yang Tewas Ditembak Oknum Bea Cukai Tembilahan
Jum'at, 05 Februari 2021 11:14 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Pengusaha asal Batam, Jumhan alias Haji Permata tewas tertembak petugas Bea Cukai di Perairan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, beberapa waktu lalu.

Kematian Haji Permata tewas ditembak petugas Bea Cukai diduga ada latar belakang persaingan bisnis.

Nama Haji Permata memang termahsyur di dua provinsi, yakni Kepulauan Riau dan Riau.

Belakangan muncul isu persaingan bisnis di balik kematian Haji Permata yang merupakan pengusaha barang-barang impor.

Bahkan, nama Haji Permata sudah dikenal hingga ke negeri tetangga.

Aparat kepolisian diminta untuk mengusut dugaan persaingan bisnis di balik tewasnya Jumhan alias Haji Permata, pengusaha asal Batam, Kepulauan Riau (Kepri), akibat tertembak oleh petugas Bea Cukai.

Permintaan pengusutan itu disampaikan Tokoh Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kabupaten Inhil, DR Yusuf Daeng.

Dilansir dari Tribunnews.com. Kasus tewasnya Haji Permata terjadi ketika petugas Bea Cukai Tembilahan menggagalkan upaya penyelundupan rokok ilegal di Perairan Tembilahan, Inhil.

Saat itu, Haji Permata berada dalam speedboat yang dikejar petugas Bea Cukai.

Isu persaingan bisnis

Beredar informasi adanya penyelundup lain berinisial TS, yang masih beraktivitas.

Sejumlah tokoh masyarakat Inhil meminta polisi bertindak adil dalam menindak penyelundupan.

Yusuf menduga, belakangan muncul isu persaingan bisnis di balik kematian Haji Permata yang merupakan pengusaha barang-barang impor.

Nama Haji Permata memang termahsyur di dua provinsi, yakni Kepulauan Riau dan Riau. Bahkan, hingga ke negeri tetangga.

"Jaringan penyelundupan di Riau sudah ada sejak dulu. Namun, sekarang ini sudah modern dan beraset besar," kata Yusuf dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (4/2/2021).

Penyelundupan lewati wilayah 4 polres

Menurut dia, meski penyelundupan yang khusus berasal dari Batam menuju Riau melewati sekitar empat Polres, namun aksi ini masih saja terus terjadi.

"Itu sudah bukan rahasia umum. Orang kalau ditanya penyelundup pasti tau siapa pemainnya, ada partai besar dan partai kecil.

Bahkan, saya yakin petugas penegak hukum pasti tau," sebut Yusuf.

Menurutnya, memang sulit untuk memutus secara total mata rantai penyelundupan tersebut.

Sebab, diduga ada indikasi permainan mata dalam aktivitas penyelundupan barang-barang ilegal ke Riau.

"Ada yang diduga bermain mata, ada yang saling pengertian ada juga yang hanya menguntungkan sebelah pihak.

Kalau menghentikan enggak mungkin, karena selama ini rasio penegak hukum juga banyak yang masih bagus, dan yang bermain kan segelintir juga.

Paling tidak ada langkah-langka pengamanan yang lebih mantap," ucap Yusuf.

Minta Kapolri baru beri atensi Ia menegaskan, berkaca dari kasus Haji Permata, kejadian itu dapat menjadi atensi untuk Kapolri baru Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

"Biasanya kalau Kapolri baru kencang itu menghajar-hajar. Pak Kapolda Riau juga mantap. Kita senang begitu tu," ucap Yusuf.

Meski begitu, untuk kasus penembakan rombongan Haji Permata yang dilakukan oleh petugas Bea Cukai Tembilahan, Yusuf tidak membenarkan tindakan itu.

Namun, ia sepakat petugas mengambil langkah penindakan penyelundupan.

"Kalau dilihat dari tindakan penembakannya, itu sudah mengarah tindakan tempur. Sebab, penembakan persis kena dada dan kepala.

Seharusnya petugas dapat memilah siapa penyelundup, pembantu penyelundup dan sebagainya," kata Yusuf.

DPRD Inhil minta polisi adil Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Inhil, Edy Sindrang meminta kepolisian berlaku adil dalam menegakkan hukum soal kematian Haji Permata.

Dia juga berharap, aparat penegak hukum menertibkan penyelundup lainnya di Inhil secara adil.

Sebab, pasca kematian Haji Permata, ada aktivitas penyelundupan di Inhil.

"Dari informasi yang kita terima ada pemain-pemain (penyelundup) lain yang beraksi di Inhil.

Kalau memang ada, maka mari kita sama-sama kita tegakkan hukum dan membuat hukum sebagai panglima," kata Edy.

Edy menyayangkan, belum sampai 40 hari tewasnya Haji Permata di tangan petugas Bea Cukai, sudah terdengar informasi adanya aksi penyelundupan dari pihak lain.

Namun, Edy tidak mengetahui nama pelaku penyelundup itu secara pasti.

"Saya tidak tahu namanya. Belum selesai 40 hari almarhum Haji Permata sudah lagi ada informasi penyelundup yang bermain.

Jangan sampai adanya hal ini menyebabkan proses penyidikan petugas terhambat," jelas Edy.

Polisi segera panggil rombongan Haji Permata

Terpisah, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Riau Kombes Teddy Ristiawan mengatakan, pihaknya masih mengusut kasus tertembaknya pengusaha asal Batam, Haji Permata saat penggerebekan rokok ilegal.

Namun, pihaknya juga mendapat laporan dari Bea Cukai Tembilahan terkait penyerangan rombongan Haji Permata terhadap petugas.

"Kasus (kematian Haji Permata) masih berlanjut," ucap Teddy kepada wartawan, Kamis.

Pihaknya akan segera memanggil rombongan Haji Permata yang berada dalam kapal saat kasus penggerebekan itu.

Pihak Bea Cukai turut melaporkan terkait dugaan penyerangan saat petugas menggrebek rokok ilegal.

"Sekarang kita sedang menindaklanjuti laporan Bea Cukai. Laporannya tentang penyerangan dari rombongan Haji Permata terhadap Bea Cukai," kata Teddy.

Haji Permata tewas tertembak petugas Bea Cukai

Diberitakan sebelumnya, seorang pengusaha asal Batam, Kepri, Haji Permata tewas tertembak oleh petugas Bea dan Cukai pada Jumat (15/1/2021) lalu, di Perairan Tembilahan, Inhil, Riau.

Penembakan terhadap Haji Permata saat pengusaha barang-barang dari luar negeri itu berada di atas laut Tembilahan.

Peristiwa itu terjadi saat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kepulauan Kepri menggagalkan penyelundupan 7,2 juta batang rokok ilegal.

Dalam peristiwa itu, Haji Permata tewas tertembak. Keluarga Haji Permata tidak terima dan membuat laporan dugaan pembunuhan ke polisi.

Laporan dibuat di Polda Kepri dan dilimpahkan ke Polda Riau terhitung sejak 18 Januari 2021.

Selain Haji Permata, seorang anak buahnya juga tewas tertembak di bagian kepala. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Hukrim, Inhil
wwwwww