Home > Berita > Umum

Kisah Prajurit Kopassus Temukan Peti Emas Penuh Uang di Hutan Pekanbaru saat Rebut Bandara Simpangtiga dari Pemberontak

Kisah Prajurit Kopassus Temukan Peti Emas Penuh Uang di Hutan Pekanbaru saat Rebut Bandara Simpangtiga dari Pemberontak

Kolase prajurit Kopassus dan LB Moerdani/INTERNET.

Selasa, 19 Januari 2021 19:39 WIB

JAKARTA, POTRETNEWS.com — Prajurit Komando Pasukan Khusus atau Kopassus TNI (dulu RPKAD) ternyata pernah menjalankan misi berbahaya di Pekanbaru, Riau, 13 tahun setelah Indonesia merdeka.

Sebuah kisah dialami prajurit Kopassus ketika menjalankan menyusup ke pertahanan musuh. 12 Maret 1958, begitu angka di kalender waktu itu. Pada hari itu satu kompi pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) ditugaskan merebut Pekanbaru, Riau.

Pasukan Kopassus terjun ke pertahanan musuh untuk membasmi pemberontak.

Simak kisah selengkapnya, melansir tribunbatam.id:

Kopassus menjadi pasukan elite yang menguasai beberapa klasifikasi, baik di darat, udara dan air.

Selain dinilai sebagai pasukan elit dengan kemampuan mengerikan. Loyalitas mereka pada negara juga tidak bisa diragukan. Siapa yang meragukan loyalitas dan kesetiaan para prajurit Kopassus untuk NKRI?

Korps Baret Merah merupakan pasukan khusus TNI AD yang memiliki sejarah panjang loyalitasnya terhadap tegaknya NKRI. Tak diragukan lagi para prajurit Kopassus merupakan ptariot yang berani mati untuk negara dan tak tergiur oleh harta benda.

Satu di antara kisah yang dialami oleh Benny Moerdani dan Dading Kalbuadi ini merupakan satu diantara yang menginspirasi.

Keduanya saat itu menjalani misi berbahaya terjun ke pertahanan musuh untuk membasmi pemberontak. Ini merupakan satu di antara misi berbahaya RPKAD. Pasukan khusus yang saat ini bernama Kopassus itu melakukan penumpasan pemberontakan di beberapa wilayah Indonesia.

Benny Moerdani dan pasukan Kopassus diterjunkan dari pesawat untuk bisa ke sasaran. Meski belum pernah ikut latihan terjun payung, dia selamat sampai darat. Bersama pasukan yang dipimpinnya, bandar udara Pekanbaru akhirnya dapat direbut kembali. Kisah tentang Kopassus ini ditulis Julius Pour dalam buku Benny Tragedi Seorang Loyalis.

Operasi penumpasan PRRI merupakan satu di antara misi berbahaya yang dilakukan Resimen Para Komando Angkatan Darat ( RPKAD). Pasukan ini merupakan cikal bakal Kopassus. Operasi militer yang dipimpin Letnan Satu Leornadus Benny Moerdani, berhasil membuat kocar-kacir tentara pemberontak yang saat itu berada di sekitar Lapangan Udara Simpangtiga, Pekanbaru.

Benny dan pasukan Kopassus diterjunkan dari pesawat untuk bisa ke sasaran. Meski belum pernah ikut latihan terjun payung, Benny Moerdani sukses terjun dengan selamat bahkan mampu memimpin pasukannya merebut bandar udara Pekanbaru. Pertempuran didahului dengan serangan udara ke daerah lawan.

Di atas udara Lapangan Udara Simpangtiga yang dikuasai pasukan PRRI, satu persatu pesawat pemburu P-51 Mustang dan Bomber B-25 Mitchell menukik berurutan.

Pesawat pemburu itu menghamburkan rentetan peluru berkaliber 12,7 milimeter. Aksi gabungan fighter dan bomber itu dimaksudkan untuk mengamankan Lapangan Udara Simpang Tiga, sebelum pasukan Lintas Udara diterjunkan.

Pasukan PRRI yang mengawasi senjata Arhanud di landasan, hanya sempat memberikan perlawanan sebentar, sebelum berhamburan melarikan diri.

Pasukan penyerbu, terdapat Letnan Satu Leornadus Benny Moerdani, Komandan Kompi A RPKAD. Sebagai danki (komandan kompi), Benny agak resah. Pasalnya, meski memiliki kualifikasi Komando, dia sama sekali belum pernah mengikuti latihan terjun.

Isyarat bersiap
Mendekati Simpangtiga, jump master memberi isyarat bersiap. Begitu lampu merah menyala pintu Dakota langsung terbuka. Tiga kompi pasukan Lintas Udara berhasil mendarat dengan selamat tanpa kerugian apapun.

Para pemberontak tak mengira pasukan TNI telah mendarat. Melihat pasukan Komando bergerak cepat sembari mengumbar tembakan, pasukan PRRI lari kocar kacir masuk hutan. Pasukan pemberontak itu meninggalkan peralatan perang dan bantuan dari Amerika Serikat yang baru dikumpulkan di landasan.

Temukan peti penuh uang
Ada hal mengejutkan ditemukan RPKAD. Saat di landasan, Letnan II Dading Kalbuadi, rekan Benny, menendang sebuah peti kayu. Mereka terkejut saat melihat isi peti tersebut. Ternyata, peti itu berisi uang berjumlah banyak.

Dading sempat bertanya kepada Benny, yang kemudian dijawab untuk ditinggalkan saja. "Sudahlah jangan kau hiraukan. Tinggalkan saja, nanti kamu mati," kata Benny.

Selain uang, pasukan baret merah itu dikejutkan dengan persenjataan para pemberontak. Semuanya senjata modern. Walau menerima bantuan senjata dari asing, rupanya, PRRI tak punya semangat juang yang tinggi.

Hanya dalam hitungan menit, Lapangan Udara Simpang Tiga jatuh ke tangan RPKAD. Benny, dengan inisiatifnya, menyuruh seorang anggota PRRI yang menyerah untuk menyetir sebuah truk berkeliling beberapa kali di landasan.

Itu untuk memastikan tidak ada ranjau atau bobby trap yang dipasang PRRI di sekitar landasan. Itulah satu di antara misi RPKAD saat menumpas pemberontakan di Indonesia. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum, Pekanbaru
wwwwww