Perayaan Tahun Baru Masehi dari Pandangan Islam Menurut Ustaz Rahmat Baequni

Perayaan Tahun Baru Masehi dari Pandangan Islam Menurut Ustaz Rahmat Baequni

Kepala Desa Azmi Yulfikar dan lainnya foto bersama Ustadz Rahmat Baequni asal Bandung, Jawa Barat, setelah selesai Safari Dakwah,Rabu (30/12/2020) siang.

Rabu, 30 Desember 2020 20:45 WIB
Junaidi Usman

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Selaras dengan pernyataan Kapolda Riau yang disampaikan Wakil Gubernur Riau Edi Natar saat Rapat Koordinasi (Rakor) terkait antisipasi libur natal dan tahun baru secara virtual, Selasa (16/12/2020) kemarin, di Ruang Rapat Hang Jebat, Kantor Bupati Bengkalis yang juga diikuti seluruh Bupati/Walikota di Provinsi Riau, tidak diperbolehkannya perayaan tahun baru 2021 masa pandemi Covid-19 ini, apatah lagi dirayakan oleh umat Islam.

"Allah SWT menyatakan bahwa ketika seseorang beriman kepada Allah SWT maka dia menjadi mulia, mulia di hadapan manusia, mulia di hadapan semua makhluk. Allah Azza Wa Jalla (Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung) mengatakan dalam surat Al Imron ayat 139 "Wa Laa Tahinuu Wa Laa Tahzanuu Wa Angtumul-A'launa Ing kungtum Mu`miniin" yang artinya Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman. Maka, jangan hinakan kita hanya karena mengikuti budaya yang terkait dengan budaya pagan (Paganisme adalah sebuah istilah yang pertama kali muncul di antara komunitas Kristen di Eropa bagian selatan selama Abad Kuno Akhir sebagai suatu deskriptor atas agama-agama selain agama mereka sendiri, atau agama Abrahamik terkait; yaitu Yudaisme dan Islam)," kata Ustadz Rahmat Baequni, kepada potretnews.com, Rabu (30/12/2020) setelah selesainya Safari Dakwah di Masjdi Umar bin Khattab Desa Pangkalan Batang Barat.

"Tahun Masehi bukan tahun kita, itu tahun orang-orang non Muslim, dibuat oleh seorang pendeta. Maka sikap kita adalah tidak merayakan apapun ketika pergantian tahun Masehi karena ketika mengikuti perayaan pergantian tahun Masehi dengan berkumpul di suatu tempat, menyalakan mercun meniup terompet berarti saat itu kita menghinakan diri kita di hadapan mereka dan kita disesatkan oleh tiga agama. Nasrani dengan merayakan tahun baru, meniup terompet dimurtadkan oleh Yahudi dan menyalakan mercun dimurtadkan oleh orang-orang Majusi. Kita bangsa terhormat, kita punya kalender Hijriyah yang pergantian tahunnya tidak kita rayakan dengan cara-cara yang tidak baik. Kita ikuti bagaimana para Ulama Salaful Sholeh merayakan dan mensyukuri kalender Hijriyah. Kalau bukan kita umat Islam yang menggunakan kalender Hijriyah, mungkinkah orang Nasrani, Yahudi, Majusi merayakannya, menggunakannya? Tidak. Sekali lagi, demi Izah dan kemuliaan kita kaum Muslimin, ikutilah Qur'an dan Sunnah Insya Allah kita akan mulia," terang Ustadz Rahmat Baequni asal Kota Kembang, Bandung Jawa Barat ini di akhir wawancara.

Sementara itu, Kepala Desa Pangkalan Batang Barat dalam Safari yang mengangkat tema "Muhasabah Hidup Sepanjang Tahun 2020" pula mengatakan, "Dengan kedatangan Ustadz Rahmat Baequni ini tentu suatu kehormatan bagi masyarakat kita karena ceramah beliau sangat memberikan pendidikan tentang hari kiamat atau akhir zaman. Kemudian, menanggapi tahun baru ini kami menghimbau agar masyarakat (Desa Pangkalan Batang Barat) tidak kemana-mana apalagi kita masih dalam suasana pandemi Covid-19," kata Kades Azmi Yulfikar.

Dalam Safari Dakwah ini juga dilaksanakan pengumpulan infaq shadaqah bagi kaum Muslimin, Palestina yang mendapatkan apresiasi dari jama'ah yang hadir yang terkumpul lebih kurang 5 juta rupiah. ***

Kategori : Bengkalis, Umum
wwwwww