Home > Berita > Umum

Pekanbaru Masih Zona Oranye Covid-19, Orang Tua Khawatir Lepas Anak Sekolah Tatap Muka

Pekanbaru Masih Zona Oranye Covid-19, Orang Tua Khawatir Lepas Anak Sekolah Tatap Muka

Ilustrasi/INTERNET

Selasa, 17 November 2020 09:18 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Walau berstatus uji coba, kalangan orang tua di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau menyatakan kekhawatirannya untuk melepas anak-anak mereka menjalani proses pembelajaran tatap muka di sekolah. Apalagi, daerah itu masih dalam katagori oranye pandemi Covid-19.

Santi, wali murid salah satu SD di Kota Pekanbaru, menyebut anak-anak belum bisa mengikuti proses pembelajaran tatap muka. Ia mengatakan, anak-anak di bawah umur cenderung tidak paham protokol kesehatan, malas memakai masker, dan itu pun harus berulang kali disuruh.

”Belum lagi jaga jarak fisik aman," kata ibu berusia 45 tahun itu di Kota Pekanbaru di Pekanbaru, Senin, mengutip republika.co.id yang melansir Antara.

Menurut Santi, kekhawatiran masih mendera ketika membayangkan anak-anak di antar ke sekolah. Apalagi dalam cuaca ekstrem panas terik dan terkadang hujan.

Tanpa pengawasan guru, menurut Santi, anak-anak bisa saja teledor main di lapangan terbuka sembari bersentuhan tangan atau melakukan aktivitas lainnya yang berpotensi penularan virus corona itu. Memprioritaskan keselamatan anaknya, ia tak bersedia melepas anaknya bersekolah tatap muka.

”Jika benar-benar virus itu sudah tidak menular lagi, saya yakin izinkan anak belajar tatap muka kembali,” tuturnya.

Senada itu, Rendra (49) juga mengkhawatirkan putrinya yang duduk di bangku SMP jika belajar tatap muka diberlakukan kembali. Ia ingin mendapatkan jaminan kondisi sudah aman.

”Apa pemerintah benar-benar memberikan keyakinan bahwa virus corona itu sudah tidak menular lagi?. Sebab anak adalah harta paling berharga bagi kami. Jika sampai mereka tertular, bagaimana stresnya kita belum lagi ekonomi juga menurun sulit dibayangkan dalam situasi seperti ini,” ucapnya.

Arhim (47) dan Nuke (56) juga menyatakan kekhawatiran yang sama. Di lain sisi, mereka mengakui bahwa anak-ana sudah jenuh terus-terusan belajar daring di rumah. ”Memang sangat dilematis,” kata Arhim.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru memutuskan memulai sekolah tatap muka terbatas, Senin (16/11) untuk separuh dari total 45 SMP negeri yang ada di Pekanbaru. Namun, sekolah tatap muka yang dilakukan terbatas dan tidak seperti biasanya.

Sekdako Pekanbaru Muhammad Jamil mengatakan, sebelum memulai pembelajaran tatap muka, ada surat pernyataan yang akan dibuat oleh orang tua peserta didik untuk mengizinkan anak mereka melakukan pembelajaran di sekolah tanpa paksaan. Dalam penerapan sekolah tatap muka ini, peserta didik hanya masuk ke sekolah satu kali dalam satu pekan. ”Surat pernyataan itu harus dibuat dulu oleh orang tua anak tanpa paksaan,” ujarnya.

Sementara itu pihak sekolah maupun peserta didik harus menjalankan SOP sekolah tatap muka terbatas ini. Tentunya dengan tetap menjalankan protokol kesehatan saat pembelajaran berlangsung. "Jika sekolah tersebut tidak memenuhi SOP, maka pembelajaran tatap muka dapat dibatalkan,” sebutnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Ismardi Ilyas, mengatakan, tercatat 22 SMP Negeri yang disurvei dan baru 14 sekolah yang sudah disurvei, satu sekolah yang belum lolos. Survei masih berjalan sampai saat ini.

”Bagi SMP negeri yang sudah lolos survei mereka sudah boleh memulai sekolah tatap muka,” pungkasnya. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum, Pekanbaru
wwwwww