Dua Bulan Dibina, Belasan Pelajar SD dan SMP Teluklatak Bengkalis Bisa Menabuh Kompang

Dua Bulan Dibina, Belasan Pelajar SD dan SMP Teluklatak Bengkalis Bisa Menabuh Kompang
Minggu, 08 November 2020 18:03 WIB
Junaidi

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Rumah papan peninggalan maestro zapin, Muhammad Yazid bin Tomel (alm) terlihat ramai pada Sabtu (7/11/2020) bakda Isya. Di sana telah duduk beselempot dan beselo puluhan emak dan bah (ayah) dari angota Grup Kesenian Kompang Langgam Budaya, Desa Teluklatak, Bengkalis, Riau.

Rumah yang sekarang ditempati anak bungsu almarhun, Abdul Halim bin Muhammad Yazid yang malam itu ramai karena melaksanakan hajat dan rencana ”kenduri” atau syukuran, doa selamat atas keberhasilan puluhan anak-anak mereka yang menjadi anggota grup kompang tadi dalam belajar menabuh kompang hanya dalam tempo waktu kira-kira 2 bulan.

Semoge, anak-anak kami pelajar kelas lime dan enam SD serta kelas satu SMP ini bisa bekembang untuk lebih lanjut ke depannye,” kata Ketua Grup Kesenian Kompang Langam Budaya, Abdul Halim kepada potretnews.com, Sabtu (7/11/2020).

Abdul Halim yang enggan disebut sebagai guru kompang dan hanya menyebutkan dirinya sebagai pembina saja ini menyebutkan, tahun lalu generasi pertama grup kompang yang dibinanya berjumlah 22 orang, sedangkan generasi kedua yang malam itu ungkapkan rasa syukur berjumlah 12 orang.

”Kalau untuk kendala, ye maklum namenye anak-anak, kite banyak menghadapi kendala. Yang petame, kite bukan hanye membina, mendidik dari segi pukulan. Banyak yang kite didik, petame pukulan anak, jelasnye anak memukul, tingkah laku anak, sopan santun. Di situ kite masukkan semue dalam pengajaran ini,” ungkap Abdul Halim yang akrab disapa Pusu (Pak Usu) Alim ini.

Sebagai pembina, Pusu Alim yang juga wasit bola voli yang dikenal hingga tingkat Provinsi Riau ini, bersama Sekretaris Beny Afrizal dan orang tua anak-anak anggota grup kompangnya punya keinginan yang belum tercapai. Jika anggota grup generasi pertama punya 1 setel pakaian seragam grup kompang, namun belum memiliki sama sekali untuk anggota grup generasi kedua ini.

”Untuk anak-anak baru, insya Allah belum (punya pakaian seragam kompang) lagi. Dan itu rasenye masih jaoh. Kite mengharap simpatisan dari pade sedaghe-sedaghe kite yang berminat di kesenian kompang ini supaye dapat membantu lah dalam perkembangan kompang kami ini,” harap Abdul Halim.

Sementara alat musik kompang sendiri, Pusu Alim tidak punya kendala karena dia sendiri mahir memasang kulit kambing betina pada ”Balou” yang biasanya dipesan dari kenalannya di Pulau Rupat.

”Kendala yang berat bagi kami adelah pengadaan pakaian seragam kami. Itu aje, selain itu tak ade. Kalau untuk kompang, kite sudah lengkap, juge jedul-nye, surat merawi-nye sudah lengkap semua,” ungkapnya mengulangi lagi.

Diakui Alim, anggota baru generasi kedua belum pernah tampil untuk acara pemerintahan, baru setakat menabuh kompang di rumah warga sekitar yang menggelar acara pernikahan, termasuk pada Ahad (8/11/2020) malam nanti.

”Kalau generasi petame peghenah main di acara pelantikan kepala desa se-Kecamatan Bengkalis di Kantor Camat Bengkalis,” tambahnya seraya menyebutkan 2 tahun lepas, grup kompangnya pernah mendapatkan bantuan 12 buah kompang dari Pemdes Teluklatak, sedangkan baik dari pihak kecamatan, kabupaten maupun donatur belum pernah.

Jika Alim dan pengurus grup kompang ini menemui kendala dalam memajukan kesenian kompangnya, maka mereka membahas untuk menemukan solusinya bersama para orang tua anak-anak anggota kompang misalnya dana untuk acara kenduri malam itu.

Saat ini, Grup Kesenian Kompang Langgam Budaya Desa Teluklatak yang telah di-SK-kan oleh Kepala Desa Teluk Latak dengan nomor 69 tahun 2020 tertanggal 14 Januari 2020 ini memerlukan bantuan 75 meter bakal pakaian seragam, 20 lembar baju batik, 20 helai kain tenun dan 20 tanjak.

Di akhir wawancara, Abdul Halim mengucapkan terima kasih kepada orang tua anak-anak anggota grup kompang yang telah selalu mendukung kegiatan tersebut. Ucapan yang sama juga disampaikannya kepada masyarakat setempat sebab jika tanpa dukungan maka kesenian tentunya susah untuk dikembangkan.

Pantauan di lapangan, acara Kenduri yang dipandu dan doanya dipimpin langsung Beny Afrizal malam itu bermenukan gulai ikan Debuk, agar-agar nenas dan tentunya Nasik Kunyik berlaukkan telur yang merupakan makanan khas Melayu, simbol keberkahan. ***

Kategori : Bengkalis, Umum
wwwwww