Bupati Bintan Apri Sujadi 20 Tahun Silam Pernah Menggebrak Meja Ketua DPRD Riau Chaidir agar Setujui Pembentukan Provinsi Kepri

Bupati Bintan Apri Sujadi 20 Tahun Silam Pernah Menggebrak Meja Ketua DPRD Riau Chaidir agar Setujui Pembentukan Provinsi Kepri

Apri Sujadi/TANJUNGPINANGPOS

Sabtu, 12 September 2020 23:26 WIB

TANJUNGPINANG, POTRETNEWS.com — Berbicara tentang perjuangan pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tanpa menyebut nama Apri Sujadi tentu terasa kurang afdal. Nama pria yang kini menjabat Bupati Bintan memiliki peran yang tidak kecil.

Konsistensi dan militansi saat berjuang membentuk provinsi sendiri berpisah dari Riau kelak membuat kariernya gemilang di dunia politik. Pernah dipercayai duduk di kursi legislatif, sebelum menduduki kursi eksekutif sampai saat ini.

Politisi Partai Golkar, Suyono Saeran mengakui jika Apri Sujadi merupakan seorang lelaki muda yang tangguh, pintar dan lihai dalam berpolitik.

”Saya mengenal Apri sejak 20 tahun yang lalu. Sejak dulu Apri dikenal sebagai anak muda yang gigih," ujar Suyono, Jumat (11/9/2020), melansir kumparan.com yang mengutip batamnews.

Di kala itu, kata Suyono, gemuruh perjuangan pembentukan Provinsi Kepri sedang membakar dada anak-anak muda di Tanjungpinang, Bintan, Karimun, Natuna, Lingga dan Anambas. Tak terkecuali anak muda yang kini sudah menginjak usia 43 tahun, yaitu Apri Sujadi, lelaki muda yang kini duduk sebagai Bupati Bintan.

Saat itu dia bersama Aziz Martindas, Hasan, Basarudin Idris, Sumantri dan mahasiswa lainnya menggebrak meja Ketua DPRD Riau yang dipimpin Chaidir agar mensetujui pembentukan Provinsi Kepri. Darah perjuangan mereka mendidih. Semangat mereka memenuhi kepalan tangan.

Bagi mereka, tiada hari tanpa orasi, tiada hari tanpa demonstrasi di DPRD dan Kantor Gubernur Riau. Rasa takut dia campakan. Loby sana sini dia jalankan. Tujuan hanya satu dia pekikkan, DPRD dan Gubernur Riau harus rela melepas Kepri menjadi provinsi sendiri. Apri Sujadi dan anak muda lainnya tidak hanya berhenti di situ.

Gaung perjuangan Provinsi Kepri harus punya gaung secara nasional. Bersama para tokoh perjuangan yang tergabung dalam BP3KR mereka ngeluruk ke Jakarta. Berbulan bulan dia mengubek ubek Kantor Mendagri, DPR RI dan Istana.

Tujuannya sama, pemerintah pusat harus segera membentuk dan mengesahkan pembentukan Provinsi Kepulauan Riau. Berbagai cara dia lakukan agar bisa bertahan berjuang di Jakarta. Salah satunya makan apa adanya, tidur sekedarnya dan berhemat dari tenaga yang tersisa. Baginya, perjuangan harus terus dilakukan.

Mereka semua yakin, sejarah akan mencatatnya bahwa mereka tidak tidur ketika pekik perjuangan itu menggema memenuhi langit Jakarta. Mereka di garda depan ketika pentungan dan tembakan membelah Jakarta, menghalau aksi yang mereka lakukan.

”Setelah Gubernur Riau Saleh Djasit luluh, Jakarta menyerah dan Provinsi Kepri terbentuk mereka para anak muda itu pulang kampung. Mereka menjalani takdirnya masing-masing," jelas Suyono.

Apri Banting Setir ke Dunia Politik
Waktu kemudian mencatat, Apri Sujadi yang banting setir ke dunia politik, hanya dalam waktu beberapa tahun berhasil menunjukkan jati dirinya sebagai seorang politisi hebat.

Melalui Partai Demokrat pada Pemilu 2009, lelaki kelahiran 12 April 1977 ini terpilih sebagai Anggota DPRD Kabupaten Bintan. Karena kemampuan dan jiwa kepemimpinan yang dia miliki, Apri dipercaya menduduki tampuk pimpinan sebagai Wakil Ketua DPRD Bintan.

Sukses mengemban tugas sebagai Anggota DPRD Bintan, pada Pemilu 2014 lelaki alumni Fakultas Ilmu Pemerintahan Unri ini ikut dalam kontestasi Pileg untuk DPRD Kepri daerah pemilihan Bintan-Lingga. Di sini kemampuannya teruji, dan itu dia buktikan bahwa dia seorang politisi yang tangguh.

Pada Pemilu legislatif (Pileg) tahun 2014 melalui Partai Demokrat, Apri Sujadi berhasil mendulang suara cukup besar dan menghantarkannya sebagai Wakil Ketua DPRD Kepulauan Riau. Dia juga dipercaya untuk menjadi Ketua Partai Demokrat Provinsi Kepri.

Jalan politik yang dia tempuh nampaknya kian memberikan kesempatan yang sangat terbuka untuk berkiprah lebih jauh. Karena itu, ketika pemilihan Bupati Bintan tahun 2015, dia memutuskan mundur dari jabatan Wakil Ketua DPRD Kepri dan memutuskan bertarung di Pilkada Bintan.

”Takdir politik ternyata memang sedang berpihak pada suami Deby Mariyanti ini. Pada Pilbup Bintan 2015, mantan Ketua Yayasan PETA Tanjungpinang ini, terpilih sebagai Bupati Bintan periode 2015-2020. Dengan slogan Bintan Gemilang, dia berhasil mendulang suara yang cukup besar yang menghantarkannya sebagai Bupati Bintan," ucap Suyono.

Selama menjabat sebagai Bupati Bintan, Apri juga cukup punya prestasi yang luar biasa. Bintan yang sudah maju semasa dipoles Ansar Ahmad sebagai bupati, dengan program Bintan Gemilang, Apri membuat Bintan kian moncer.

Jalan lintas timur dibangun, Bundaran KM 16 dia hadirkan, Jembatan Penghujan dia selesaikan dan Stadion Busung dihadiahkan untuk masyarakat Bintan.

Tidak hanya itu, Apri Sujadi juga tunjukkan dirinya sebagai kepala daerah yang punya visi ke depan. Karena itu, dia dorong percepatan pembangunan Bandara Tambelan yang akhirnya selesai dan diresmikan penggunaanya pada Agustus 2020 oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Tidak hanya itu, untuk memoles Kota Kijang sebagai kota sejarah dimana PT Antam pertama kali mengeksploitasi tambang bauksit di Bintan, Apri membangun Air Mancur Warna-warni di Taman Kota Kijang. Di kota ini juga dia sediakan Gedung Bintan Comunity Centre (BCC) dan gedung perkantoran yang baru, guna menunjang berbagai aktivitas pemerintahan dan masyarakat.

"Di bidang sosial dan kemasyarakatan, Apri selama menjabat jadi Bupati Bintan melakukan pemberdayaan masyarakat di semua lini dan infrastruktur kecil dan menengah. Semua dia penuhi demi terciptanya masyarakat Bintan yang makmur dan sejahtera," katanya.

Program seragam sekolah gratis untuk SD dan SMP merupakan program pertama kali yang digagas Apri Sujadi di wilayah Provinsi Kepri. Program itu akhirnya diikuti oleh kota dan kabupaten lainnya. Tidak hanya itu, untuk membantu masyarakat kurang mampu, Apri Sujadi yang penghobi bersepeda ini juga mengeluarkan kebijakan berobat gratis.

Masyarakat Bintan kurang mampu cukup bermodal KTP untuk bisa berobat secara gratis ke puskesmas dan rumah sakit. Apri yang berperawakan tinggi dan bersuara berat ini juga dikenal cukup religius.

Dia juga sangat peduli terhadap perkembangan agama Islam di Bintan. Karena itu Apri membangun rumah tahfidz di tiap kecamatan beserta SDM ustadz pengajar yang sudah hafidz Alquran. Berbagai program bantuan seperti bantuan langsung tunai (BLT), insentif RT/RW, guru ngaji dan sebagainya terus dia tingkatkan.

Baginya, Bintan adalah rumahnya. Masyarakat Bintan adalah anggota keluarganya yang harus terus dia perjuangkan untuk mencapai kesejahteraan. Karena itu, Apri Sujadi tiada henti berkeliling menyapa masyarakat di Bintan.

Kadang sehabis Salat Subuh, dia singgah sebentar di rumah masyarakat yang sederhana di pinggir pelantar sambil ngopi dan berbagi cerita bersama.

Tidak lupa dia serahkan bantuan untuk mereka yang memerlukan agar ”Bintan Rumah Kita” menjadi tempat yang nyaman bagi semua orang. Kediaman yang hangat bagi siapa pun untuk menebarkan kebahagiaan dan keceriaan. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Politik
wwwwww