Pemkab Bengkalis Terbitkan Edaran Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri

Pemkab Bengkalis Terbitkan Edaran Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri

Ilustrasi. (INTERNET)

Selasa, 14 April 2020 21:46 WIB
Muhammad Syahlizan

BENGKALIS,POTRETNEWS.com – Pemerintah Kabupaten Bengkalis menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang Panduan Ibadah Bulan Suci Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal tahun 1441 Hijriyah/2020 Masehi dalam upaya pencegahan dan penyebaran coronavirus desease 2019 (Covid-19).

SE Nomor: 79/SE/2020, tertanggal 14 April 2020 tersebut, ditandatangani Pelaksana Harian Bupati Bengkalis H Bustami HY. SE yang di antaranya ditujukan kepada camat se-Kabupaten Bengkalis itu merupakan tindak lanjut SE Menteri Agama Nomor: SE. 6 Tahun 2020 tentang Panduan lbadah Ramadan dan ldul Fitri 1 Syawal 1441 H di Tengah Pandemi Wabah Covid-19.

Serta, SE Gubemur Riau Nomor: 92/SE/2020 tentang Antisipasi Penyebaran Covid-19 dalam Menghadapi Bulan Suci Ramadan dan ldul Fitri 1441 H di Provinsi Riau.

Selain itu, SE tersebut diterbitkan Bupati Bengkalis menindaklanjuti hasil rapat bersama yang dihadiri langsung Plh Bupati Bengkalis, Ketua DPRD, Forkompimda, kepala perangkat daerah, camat se-Kabupaten Bengkalis, pimpinan ormas Islam, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Rapat yang dilaksanakan Senin, (13/4/2020) bertempat di ruang rapat Dang Merdu lantai IV Kantor Bupati Bengkalis membahas tentang antisipasi penyebaran Covid-19 dalam menghadapi Ramadan dan 1 Syawal 1441 H.

Selain menanggulangani berbagai imbauan yang pernah disampaikan sebelumnya, ada beberapa hal yang disampaikan Plh Bupati Bengkalis H Bustami HY melalui SE itu. Di antaranya, tidak melakukan tradisi dalam rangka menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan seperti kenduri, mandi balimau serta ziarah kubur secara massal.

Kemudian, tidak melakukan aktivitas buka puasa bersama baik di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid dan musala, termasuk sahur bersama di luar rumah (on the road). Lalu, tidak menyelenggarakan aktivitas pasar Ramadan dan berkumpul di sore hari menjelang waktu berbuka puasa, serta pesantren kilat kecuali melalui media elektronik.

Selanjutnya, meniadakan peringatan Nuzul Quran dalam bentuk tabligh dengan menghadirkan penceramah dan massa dalam jumlah yang besar, baik di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid dan musala. Dan, tidak melakukan takbiran keliling, kegiatan takbiran cukup dilakukan hanya beberapa orang saja di masjid atau mushalla dengan menggunakan pengeras suara. ***

wwwwww