Home > Berita > Siak

Istana Siak Mendadak Ditutup, Sejumlah Orang Mengaku Ahli Waris Sultan Tak Bisa Masuk

Istana Siak Mendadak Ditutup, Sejumlah Orang Mengaku Ahli Waris Sultan Tak Bisa Masuk

Tengku Syarifah Nadira (kiri) bersama adiknya di samping Istana Siak.

Kamis, 14 November 2019 21:09 WIB
Sahril Ramadana

SIAK, POTRETNEWS.com - Kedatangan sejumlah wanita yang mengaku ahli waris Sultan Siak membikin heboh Kota Siak Sri Indrapura, Kamis (14/11/2019) sore.

Pantauan potretnews.com, dua wanita paruh baya yang mengaku ahli waris tadi sempat mengelilingi Istana Asserayah Hasyimiah atau Istana Siak.

Mereka masuk dari samping Istana. Sebab bangunan megah yang dibangun pada tahun 1889 itu digembok alias tertutup. Tidak hanya pintu masuk, pagar utama masuk istana pun digembok dan dijaga oleh petugas Dinas Pariwisata Siak. Entah mengapa ”Istana Matahari Timur” tersebut ditutup.

Tak seperti biasanya, ikon Kabupaten Siak ini ditutup sejak siang tadi. Karena itu, sejumlah orang yang mengaku ahli waris Sultan tadi, masuk melalui samping Istana. Untung saja di samping Istana Siak, tengah dilakukan pemugaran bangunan Istana Peraduan atau Rumah Singgah Sultan.

Potretnews.com mencoba mewawancarai salah seorang wanita bernama Tengku Syarifah Nadira. Dia menyebut kedatangannya dan keluarga ke Siak sesuai dengan jadwal yang diberikan Asisten III Setdakab Siak Jamaluddin.

SIMAK:

* Ditreskrimsus Polda Riau Mulai Selidiki Dugaan Pembengkakan Anggaran Publikasi DPRD Kota Pekanbaru Rp21,5 Miliar

Kata dia, Jamal (sapaan akrab Jamaluddin, red) menyuruh mereka datang ke Siak untuk membicarakan terkait surat wasiat yang dipegang Syarifah. Surat wasiat itu sebagai bukti bahwa Syarifah merupakan ahli waris yang memiliki silsilah keluarga dengan Sultan Syarif Hasyim.

”Kami berempat datang malam kemarin dari Pekanbaru. Kami tinggal sekeluarga di Pekanbaru. Kita nginap di Istana Peraduan Siak. Padahal waktu saya telepon Pak Jamal, dia setuju kami nginap di Istana. Eh malah digembok," katanya.

Syarifah mengatakan, kedatangannya ke Siak ingin menjumpai Bupati Siak Alfedri mempertanyakan nasib mereka sebagai ahli waris.

”Dulu disuruh kami buat pernyataan dan kronologi silsilah keluarga dengan Sultan, kami sudah buat. Bahkan surat ahli waris asli sudah kita punya. Tapi tidak juga ada tanggapan dari pemerintah daerah. Rapat yang dijadwalkan hari ini pun dibatalkan,” tuturnya.

Bahkan, Syarifah kecewa cara yang dilakukan Jamal membatalkan rapat tersebut. Dia hanya kirim pesan singkat via WhatsApp untuk anak Syarifah bahwa pertemuan itu dibatalkan. "Dia WA anak saya batal jumpa. Alasannya bupati dinas luar. Padahal kemarin dia sampaikan ke saya, kalau pertemuan besok tak ada bupati tak masalah. Sama sekda saja, sebab bahasa sekda merupakan bahasa bupati. Tapi hari ini lain pula ceritanya. Mereka benar-benar tak menghormati kami," ujarnya.

Pengakuan Syarifah, dari dulu mereka dibuat seperti yang dialami saat ini. Janji ke janji saja. Tak pernah ditepati. Kalau dulu, alasannya surat wasiat yang mereka miliki hanyalah duplikat, jadi tak diakui dan pemda minta cari yang asli dan baru bisa jumpa. ”Sekarang kami punya yang asli, mereka tidak mau jumpa juga,” imbuh dia.

Dia juga mengaku, ahli waris Sultan Siak tak pernah dianggap pemerintah daerah. Sudah berpuluh-puluh tahun, mereka dikesampingkan tanpa dianggap ada. ”Kalau jadi pemimpin itu harus amanah. Kalau tak bisa jalankan amanah jangan jadi pemimpin. Nenek moyang kami Sultan di sini, tapi kami seperti orang asing di Siak ni,” tukasnya.

Kadis Pariwisata Kabupaten Siak, Fauzi Azni enggan menanggapi digemboknya Istana Siak tersebut. Dia pun mengarahkan untuk menghubungi Kabid Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Siak Sri Darmawan.

”Saya di luar daerah. Semua persoalan itu saya serahkan kepada Pak Ari. Hubungi saja dia,” ujarnya kepada potretnews.com. Sayangnya hingga berita ini diterbitkan, nomor handphone Ari tak bisa dihubungi. Pesan singkat pun belum dibalas. ***

Kategori : Siak, Umum
wwwwww