Mengenal Ekstasi, Narkoba yang Ditemukan Bocah di Bengkalis Dalam Mobil Ayahnya lalu Ditelan karena Dikira Permen

Mengenal Ekstasi, Narkoba yang Ditemukan Bocah di Bengkalis Dalam Mobil Ayahnya lalu Ditelan karena Dikira Permen

Ilustrasi narkoba jenis ekstasi (foto: via detikcom)

Rabu, 12 September 2018 10:43 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Kasus salah mengenali ekstasi sebagai permen kembali terjadi di Indonesia. Bocah di Bengkalis, Riau menganggap pil warna-warni yang ditemukan dalam mobil ayahnya sebagai permen. Permen tersebut dibagikan pada beberapa temannya yang berujung teler dan hilang kesadaran.

Ekstasi, atau kerap juga disebut ectasy, bukan barang baru bagi dunia peredaran obat terlarang di Indonesia. Perang terhadap barang haram ini terus berlangsung, namun produsen juga makin kreatif dengan barang jualannya. Sasarannya juga makin luas, tak lagi hanya kalangan produktif yang sudah punya uang sendiri.

Dilansir potretnews.com dari detikcom, ekstasi, dalam berbagai bentuk, adalah nama umum dari obat sintetis ilegal methylenedioxymethamphetamine (MDMA). MDMA awalnya dikembangkan di Jerman, sebelum menjamur di berbagai laboratorium ilegal.

Dikutip dari betterhealth, kandungan MDMA dalam ekstasi produksi sekarang mungkin minim. Namun produk mengandung zat kimia lain, misal amfetamin dan PMA atau ketamin, yang efeknya berbahaya untuk kesehatan.

Narkoba jenis ekstasi berfungsi sebagai stimulan dan bisa menyebabkan halusinasi. Kandungannya mempercepat kerja sistem saraf pusat hingga mengubah persepsi kenyataan pada pengguna.

Sesuai namanya, ectasy biasa digunakan di klub malam atau pesta untuk meningkatkan mood. Dosis yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan muntah, hilang kesadaran, hingga tewas.

Efek ekstasi biasanya dirasakan 20 menit hingga satu jam setelah pemakaian, dan bertahan hingga sekitar 6 jam. Pengaruhnya hilang dalam satu hingga dua hari atau seminggu tergantung kondisi tubuh dan dosis pemakaian. Perubahan mood usai penggunaan ekstasi yang disebut comedown, bisa menyebabkan penggunanya stres, depresi, hingga bunuh diri.

Pil ekstasi biasa dijual dengan nama love drug, E, dan eckies. Namun nama ini rentan berubah bergantung pada lokasi peredaran dan keniasan konsumen. Beberapa bentuk modifikasi estasi adalah tepung dan kristal MDMA yang kasusnya sempat ditemukan di Australia dan Victoria. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Hukrim, Bengkalis
wwwwww