Home > Berita > Dumai

Misteri Gubuk Milik Pak Ngah di Kebun Sawit Pinggiran Kota Dumai yang Saban Jumat Tempat Berkumpul Terduga Teroris

Misteri Gubuk Milik Pak Ngah di Kebun Sawit Pinggiran Kota Dumai yang Saban Jumat Tempat Berkumpul Terduga Teroris

Tim Densus 88 Antiteror Polri melihat kondisi terkini di gubuk milik terduga teroris, MR alias Pak Ngah, Kamis (17/5/2018).

Jum'at, 18 Mei 2018 10:15 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Ada sebuah gubuk mencurigakan milik Mursalim alias Pak Ngah, pelaku penyerangan Polda Riau, di Kota Pekanbaru, yang tewas ditembak polisi. Gubuk yang berada di tengah kebun kelapa sawit di kawasan Dumai, Riau, tersebut sering dipakai untuk berkumpul serta latihan fisik anggota kelompok terduga teroris.

Informasi yang dihimpun, lokasi ini menjadi tempat latihan fisik bagi anggota terduga jaringan teroris di Dumai.

Kepada warga sekitar Pak Ngah mengaku menggunakan lokasi bersangkutan untuk berlatih silat. Seorang pria yang mengaku pernah ikut kelompok Pak Ngah, bernama NZ , mengakui sempat berada di lokasi tersebut.

Pakaian bayi masih tampak tergantung di belakang gubuk di kawasan Medang Kampai, Kota Dumai tersebut. Kelompok tersebut sering melakukan pertemuan dan beribadah di situ.

Ada dua orang yang menjadi imam atau pemimpin dalam ibadah yakni Suwardi dan Pak Ngah. Kedua orang tersebut tewas ditembak ketika menyerang Polda Riau, Rabu.

”Biasanya ada delapan orang melakukan ibadah di sana, yang jadi imam Pak Ngah atau Suwandi," terang NZ kepada tim Densus 88 Antiteror Polri yang melihat kondisi terkini di gubuk itu, Kamis (17/5/2018), dilansir potretnews.com dari tribunnews.com.

Menurut NZ, kumpul-kumpul berlangsung setiap Jumat. Selain kumpul-kumpil juga dilakukan latihan fisik. Tim Densus 88 Antiteror memeriksa kondisi terkini di sekitar gubuk yang berada di Jalan Santri Assakinah itu.

Polisi sudah memasang garis polisi. Kapolres Dumai, AKBP Restika PN tampak ikut mendatangi lokasi bersama sejumlah personel Polres Dumai.

4 Polisi Riau Naik Pangkat
Sejumlah polisi di Polda Riau mendapat kenaikan pangkat dari Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian karena dinilai berani bertindak saat terjadi serangan teror pada Rabu (16/5/2018).

Namun seorang perwira menengah, Kombes Pol Rudy Syafruddin, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Riau, yang menembak mati tiga teroris belum mendapat kenaikan pangkat dan baru menerima pin emas.

"Saya ingin memberi KPLB (kenaikan pangkat luar biasa). Tapi karena pangkatnya kombes, sementara ruang jabatan belum tersedia untuk bintang satu (brigadir jenderal), kita berikan yang bersangkutan pin emas," kata Tito ketika ditemui di Polda Riau, Kota Pekanbaru, Kamis (17/5/2018).

Para polisi yang mendapat kenaikan pangkat yaitu;
* Almarhum Ipda H Auzar, anggota Ditlantas Polda Riau, dinaikkan pangkatnya menjadi iptu anumerta,

* Kompol Farid Abdullah, anggota Bidang Hukum Polda Riau, naik pangkat menjadi ajun komisaris besar polisi,

* Brigadir John Hendrik Hutabarat, anggota Propam Polda Riau, naik pangkat menjadi ajun inspektur dua (aipda),

* Bripka JB Panjaitan, anggota Provos Polda Riau, naik pangkat jadi Aipda. Panjaitan menembak mati seorang teroris yang menyerang Polda Riau.

"Kehadiran saya di sini untuk memberikan semangat pada anggota. Bukan hanya anggota Polda Riau, tapi kepada anggota Polri seluruh Indonesia. Saya memberikan penghargaan kepada anggota anggota, baik yang jadi korban maupun yang berhasil melumpuhkan para tersangka," kata Kapolri.

Farid Abdullah dan John Hendrik Hutabarat pada saat ini masih dirasat di RS Bhayangkara Polda Riau karena mengalami luka akibat serangan para teroris.

Tito berharap kenaikan pangkat luar biasa ini bisa memberikan semangat kepada para korban.

Dirlantas, Kombes Pol Rudi Safrudin, saat kejadian berada di teras utama Polda Riau bersiap menunggu jumpa pers penangkapan kasus narkotika pagi itu. Ia berhadapan langsung dengan seorang teroris dan menembaknya.

Dua orang teroris lainnya sempat dikejar Rudi dan kemudian dapat dilumpuhkan. "Saya tadi sudah dengar cerita Kombes Rudi. Itu luar biasa, yang bersangkutan mengejar para teroris tersebut," ujar Tito Karnavian.

Tangkap 8 orang
Kapolri mengungkapkan ada delapan terduga teroris ditangkap di sejumlah daerah di Riau pascaserangan terhadap Polda Riau.

Ia meyakini teror di Riau itu satu rangkaian dengan teror di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, dan teror bom di Jatim karena dilakukan oleh jaringan sama, JAD.

Tito tidak menjelaskan lokasi penangkapan para terduga teroris, demikian pula identitas mereka. Tito hanya mengungkapkan kedelapan teroris itu ditangkap oleh tim gabungan dari Mabes Polri, Polda Riau, dan sejumlah polres.

"Saya sudah sampaikan, semua yang laksanakan kegiatan (terorisme) itu Jamaah Ansharut Daulah. Saya berani tunjuk hidung karena 3 4 tahun kita melihat pengembangan dari kelompok jaringan ini," kata Tito.

Polda Riau diserang lima orang teroris yang membawa mobil Toyota Avanza, BM 199 RQ, warna putih, sekira pukul 09.00 WIB, Rabu. Mereka menabrakkan mobil ke pintu gerbang Polda Riau.

Begitu masuk ke halaman Polda Riau, empat orang keluar dari mobil dan menyerang polisi di lokasi itu menggunakan pedang samurai (katana). Seorang lagi berusaha berusaha kabar menggunakan mobil sehingga menabrak Ipda H Auzar dan juru kamera dua stasiun televisi.

Para teroris yang tewas di tembak mati di lokasi tersebut yaitu:

1. Mursalim alias Ical alias Pak Ngah, pria, 42 tahun, tidak bekerja, alamat Jl Raya Dumai Sei Pakning, Jl Santri Assakinah, Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai, Dumai.

2. Suwardi, pria, 28 tahun, alamat Jl Raya Lubuk Gaung, RT 03, Kelurahan Lubuk Gaung, Kecamatan Sei Sembilan, Kota Dumai.

3. Adi Sufiyan, pria, 26 tahun, wiraswasta, alamat Jl Pendowo, Gg Mekar, RT 06, Kelurahan Bukit Batrem I, Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai.

4. Daud (belum teridentifikasi)

Seorang pelaku yang dapat ditangkap hidup sempat terlibat kejar-kejaran dengan polisi. Pelaku bahkan lari mengarah ke halaman rumah dinas Wakapolda Riau. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Dumai, Umum, Hukrim
wwwwww