Home > Berita > Umum

Pohon Besar Habis Ditebang, Sekitar Pasar Pagi Arengka Pekanbaru Terlihat Gersang

Pohon Besar Habis Ditebang, Sekitar Pasar Pagi Arengka Pekanbaru Terlihat Gersang

Petugas dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Pekanbaru melakukan penebangan pohon di sekitaran Pasar Pagi Arengka, Jalan Soekarno Hatta, Pekanbaru, Selasa (27/3/2018) malam.

Rabu, 28 Maret 2018 10:33 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Penebangan pohon-pohon pelindung yang berada di Jalan Sukarno-Hatta Pekanbaru dianggap mubazir oleh warga yang berada di sekitar simpang Pasar Pagi Arengka. Pasalnya, pohon-pohon tersebut sudah dirawat sejak 2007. ”Saya tinggal di sini sudah dari 2004. Waktu itu jalan ini masih satu jalur. Di tahun 2007 pohon ini sudah ditanam, masih kecil-kecil. Paling tingginya 30 centimeter. Waktu itu sering petugas datang siram pohon, dirawatlah sampai besar,” kata Iwan, pedagang yang berjualan di sekitar penebangan pohon.

Menurutnya, penebangan pohon tersebut sangat disayangkan. Perawatan yang dilakukan selama 10 tahun sia-sia. ”Sayang kali dipotong. Sudah ditanam, dirawat, terus sudah kokoh ditebang gitu aja. Pun jadi makin panas enggak ada pohon,” tandasnya, dilansir potretnews.com dari riauonline.co.id.

Alih-alih meminimalisir kemacetan dengan membangun jalan layang, Iwan mengaku pembangunan tersebut justru tidak berpengaruh apa pun pada dirinya. “Biasa aja, enggak ngaruh juga di kami,” cetusnya.

Warga lainnya yang sering melintas di kawasan itu, Wahyu Abdillah, mengakui, setelah pohon besar di sana habis ditebang, kawasan Pasar Pagi Arengka Pekanbaru jadi gersang.

”Tapi karena ada pengerjaan pembangunan jembatan layang (flyover), tentu sebagai warga kita harus memaklumi. Mungkin karena baru ditebang, kita seperti memasuki daerah baru. Apalagi bagi pengendara motor memang terasa sangat panas saat berhenti di persimpangan lampu lalu lintas (traffic light), karena dulu terlindungi oleh pohon,” kata dia, saat dihubungi pada kesempatan berbeda.

Untuk diketahui, Pemerintah Provinsi Riau sedang melakukan pengerjaan pembangunan jembatan layang (flyover) di dua lokasi sekaligus. Pertama di perempatan Jalan Soekarno Hatta dengan Jalan Tuanku Tambusai. Lokasi fly over ini lebih dikenal warga Pekanbaru dengan sebutan kawasan Simpang SKA. Kedua di persimpangan, Jalan Soekarno-Hatta dengan Jalan Adi Sucipto dan Soebrantas di Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Lokasi kedua ini persisnya di Pasar Pagi Arengka.

Pembangunan kedua jembatan layang ini menelan dana hingga Rp240 miliar. Jembatan layang di kawasan SKA ini memiliki panjang 600 meter dengan lebar 18 meter. Nantinya ada dua jalur dengan masing-masing lebarnya 4 meter. Kemudian, untuk kawasan Pasar Pagi Arengka memiliki panjang 400 meter dengan lebar 9 meter dengan dua jalur.

”Untuk jumlah perusahaannya PMDN mencapai 171 perusahaan dan PMA sebanyak 160 perusahaan," ujarnya.

Untuk sektor terbesar investasi terhambat ke Riau adalah sektor perkebunan yang meliputi perkebunan kelapa sawit." Perkebunan masih mendominasi, disusul yang lain juga termasuk properti dan perhotelan serta yang lain," jelasnya.

Dumai masih menjadi daerah investasi yang terbesar terhambat yakni dari data yang ada mencapai Rp23 triliun kemudian Pelalawan Rp14 triliun dan Inhil Rp5, 72 triliun.

Untuk tahun 2017 sendiri meskipun Terkendala RTRW menurut Evarefita target investasi Riau tercapai bahkan melebihi target yakni Rp25 triliun dari target hanya Rp23 triliun baik itu PMDN dan PMA.

"Alhamdulillah tahun lalu kita capai target dan bahkan melebihi dari yang ditargetkan. Kita masih peringkat 9 se-Indonesia dan di Sumatera nomor dua setelah Sumut," jelas Evarefita.

Untuk tahun 2017 lalu investasi terbesar di Riau yakni sektor industri kimia dasar termasuk di dalamnya alat kesehatan dan obat-obatan. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum, Pekanbaru
wwwwww