Home > Berita > Umum

Ini Penyebab TKA China Banjiri Indonesia dari Kacamata Pengamat Sosial Rawa El Amady

Ini Penyebab TKA China Banjiri Indonesia dari Kacamata Pengamat Sosial Rawa El Amady

Ilustrasi/Tenaga kerja asal China. (foto: SINDOnews)

Selasa, 27 Maret 2018 19:52 WIB
Ishar D/Mario
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Serbuan tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok yang masuk ke Indonesia, menjadi kekhawatiran belakangan ini lantaran membuat tenaga kerja lokal tergusur pelan-pelan. Meningkatnya investasi China di Indonesia menjadi alasan pertama para TKA berduyun-duyun datang ke republik ini.

Pengamat Sosial, M Rawa El Amady menjelaskan, salah satu persyaratan masuknya investasi adalah pekerjanya harus dari negara yang asal investor. Kategori ini adalah tenaga kerja legal.

”Faktor kedua, kecenderungan warga China pindah ke luar negeri sejak revolusi China dan berkuasanya rezim komunis di situ,” kata Rawa khusus kepada potretnews.com di Pekanbaru, Selasa (27/3/2018).

Dia menyebut, sebuah riset peneliti Amerika Serikat menyebutkan bahwa rata-rata penduduk desa di China selalu mencari peluang untuk pindah ke negara lain. Sementara di kelas menengah di usia muda cenderung menikah dengan wanita Tionghoa di luar China dan mencari ruang pindah kewarganegaraan.

Alumni Universitas Indonesia ini juga mengemukakan penyebab ketiga. Menurut dia, banyaknya pekerja China ilegal masuk di Indonesia karena banyaknya pintu yang tersedia masuk ke Indonesia. Baik karena banyaknya pelabuhan rakyat di luar pantauan Imigrasi dan atau maladministrasi di Imigrasi itu sendiri.

Kisah Kabar RAPP Berencana ”Impor” TKA China ke Riau yang Bikin Anggota DPRD Meradang
Belum lama ini beredar luas kabar PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) berencana ”mengimpor” sekira 1500 tenaga kerja asing (TKA) asal China.

Meski lewat sejumlah media manajemen perusahaan milik taipan Sukanto Tanoto telah membantah soal itu, namun tetap saja tak menyurutkan reaksi Anggota DPRD Riau.

Dalam pernyataannya, Wakil Ketua Komisi I DPRD Riau Taufik Arrahman ini meminta hal tersebut untuk dievaluasi lagi. Sebab RAPP merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), tapi mengapa terkesan tidak berpihak kepada masyarakat lokal.

"Mereka kan PMDN bukan PMDA," tegasnya, dilansir potretnews.com dari riauonline.co.id terbitan 9 Maret 2018.

Selain itu, hal ini juga dikhawatirkannya akan berimbas kepada dampak sosial, kepada masyarakat karena beberapa faktor.

"Mereka kan tidak bawa istrinya, tentu ada dampak sosialnya, misalnya prostitusi akan marak. Begitu juga dengan kebiasaan lainnya, emosional mereka, kegiatan sosial mereka, ditakutkan nanti ada gesekan masyarakat lokal," jelas Taufik.

Mengenai harga, Taufik meyakini harga tenaga kerja lokal jauh lebih murah di bandingkan dengan TKA China.

"Mereka kan dikelola oleh broker, tentu ada transportasi, penginapan, dan lainnya, tapi kalau masalah keahlian, mungkin 10 persen dari 1500 itu punya keahlian lebih dibanding lokal, jangan semuanya dibawa ke sini," pungkas Taufik. ***

Kategori : Umum
wwwwww