Home > Berita > Riau

Setiap Musim Hujan Peternak Ikan Patin di Kampar Alami Kerugian hingga Ratusan Juta

Setiap Musim Hujan Peternak Ikan Patin di Kampar Alami Kerugian hingga Ratusan Juta

Ilustrasi.

Sabtu, 13 Januari 2018 08:05 WIB
BANGKINANG, POTRETNEWS.com - Para peternak ikan patin di Desa Koto Mesjid dan di Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau menjerit, karena selama 2 pekan terakhir ikan peliharaan di kolam mereka mati. Warga mengalami kerugian ratusan juta. ”Sudah 2 pekan inilah. Kalau saya kerugiannya kalau di uangkan ikan patin yang mati dalam satu kolam itu sekitar 75 juta,” ujar Jailani warga Pulau Gadang, Jumat (12/1/2018).

Jailani mengungkapkan bahwa saat ini kolam ikannya sudah tidak berisi lagi, karena hampir keseluruhan ikan patin peliharaannya mati. Kejadian ini sudah ia laporkan kepada pihak Dinas Peternakan Kabupaten Kampar.

”Semuanya ikan di kolam saya mati. Dan kejadian ini sudah saya laporkan kepada Dinas Peternakan Kampar beberapa hari yang lalu, dan katanya akan meninjau lansung kesini. Namun, sampai saat ini jangankan meninjau, kabarpun lewat telepon atau apa tidak ada,” sebutnya.

Sementara itu, Saputra warga Koto Mesjid mengatakan ada 6 kolam ikan patin yang mengalami yang sama seperti Jailani. Dia menduga kematian ikan di 2 desa tersebut dikarenakan hujan yang berkepanjangan.

”Setelah masuk musim hujan beberapa pekan ini banyak ikan warga disini (Desa Koto Mesjid, red) yang mati. Faktor alam mungkin, hujan yang berkepanjangan,” jelasnya.

Melansir GoRiau.com, Camat Kecamatan XIII Koto Kampar, Amiruddin, Jumat, (12/1/2018) mengaku belum mengetahuinya. Namun katanya, kejadian dengan matinya kolam ikan patin di Desa Koto Mesjid dan Pulau Gadang tersebut sudah biasa terjadi.

”Setiap tahun memang terjadi, ketika musim hujan. Dan, bisa jadi disebabkan oleh airnya terlalu dingin. Dan para peternak ikan terlambat mengantisipasinya,” ujar camat.

Dengan kelalaian warga ini, Amiruddin menyebutkan, susah untuk mengadukan kepada dinas terkait. Karena dinilai kematian ikan patin tersebut murni kelalaian warga.

Dan sementara itu Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Kampar, Usman Amin saat dikonfirmasi dan dilayangkan pesan melalui teleponnya, belum ada tanggapan hingga berita ini dinaikkan.

Untuk diketahui, 2 desa ini, dijuluki kampung patin yang cukup maju. Apalagi, keberadaan centra pengolahan ikan pasca panen yang mampu mengelola ikan patin berbagai jenis produk hilir. Diantaranya ikan salai patin, abon patin, ikan asin patin, kerupuk patin yang dipasarkan ke berbagai provinsi, seperi Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Riau, Kampar, Umum, Peristiwa
wwwwww