Home > Berita > Riau

Mahasiswa Umri Diajak Jaga Stabilitas Nasional

Sabtu, 20 Mei 2017 08:15 WIB
Muhamad Maulana
mahasiswa-umri-diajak-jaga-stabilitas-nasionalSuasana Diskusi Publik dengan tema: "Peran Pers dan Mahasiswa dalam Menjaga Stabilitas Nasional Serta Menangkal Propaganda Kepentingan terhadap Pemerintah''
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Pers dan mahasiswa harus berkolaborasi menjaga stabilitas nasional. Pers harus membantu menyuarakan pemikiran dan gerakan mahasiswa yang dinilai mendukung memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Demikian diingatkan Pemimpin Redaksi GoRiau.com Hasan Basril saat menjadi narasumber pada Diskusi Publik dengan tema: "Peran Pers dan Mahasiswa dalam Menjaga Stabilitas Nasional Serta Menangkal Propaganda Kepentingan terhadap Pemerintah'' di aula Kampus Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) di Jalan KH Ahmad Dahlan, Pekanbaru, Riau, Jumat (19/5/2017).

Diskusi yang dipandu Haspian Tehe ini dilaksanakan Fakultas Ilmu Komunikasi Umri bekerja sama dengan Lembaga Studi Informasi Strategis.

Hasan mengingatkan hanya mahasiswa yang memiliki wawasan kebangsaan yang sangat baik yang bisa berperan dalam menjaga stabilitas nasional. Karena itu Hasan mengimbau para mahasiswa terus-menerus memperluas dan memperdalam wawasan kebangsaannya.

''Kalau ingin berperan mencerdaskan masyarakat tentu mahasiswanya harus mencerdaskan diri terlebih dulu,'' kata Koordinator Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Pekanbaru tersebut.

Hasan menambahkan, gangguan terhadap stabilitas nasional belakangan ini ikut dipengaruhi bertaburnya informasi palsu (hoax) di media sosial dan media massa yang bernada menghasut.

Menurut Hasan, untuk memastikan kebenaran informasi di media sosial, masyarakat bisa menggunakan media massa mainstream (arus utama) sebagai alat koreksi. ''Kalau tidak muncul beritanya di media-media mainstream, kemungkinan besar informasinya palsu, jangan dipercaya,'' ujar dosen jurnalistik di sejumlah perguruan tinggi tersebut.

Terkait peran pers menjaga stabilitas nasional, Hasan mengatakan, ketika wartawan disiplin mematuhi Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dalam menjalankan tugas jurnalistiknya, maka praktis wartawan bersangkutan telah berperan menjaga stabilitas nasional.

Hasan menjelaskan, agar berperan maksimal dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ada sejumlah fungsi yang harus dijalankan pers secara konsisten, yakni fungsi mencerahkan masyarakat, meluruskan informasi, sebagai juru damai dan merekat persatuan.

''Untuk bisa menjalankan keempat fungsi ini dengan baik, wartawan harus memahami tentang jurnalisme damai,'' imbuhnya.

Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Riau, Jupendri, yang juga narasumber pada diskusi tersebut mengatakan, tema diskusi ini sangat relevan dengan kondisi kekinian Bangsa Indonesia, karena banyaknya isu-isu yang muncul di media sosial berpotensi memecah belah NKRI, seperti gerakan Partai Komunis Indonesia, ISIS dan isu lainnya.

Menurut Jupendri mahasiswa harus berperan menjaga keutuhan NKRI karena mahasiswa memiliki empat tugas, yakni menerima pendidikan, pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

''Mahasiswa juga punya tanggung jawab menjelaskan kepada masyarakat tentang pendidikan yang sudah mereka terima dari kampus sehingga masyarakat tidak sesat dalam memaknai sesuatunya. Untuk menjalankan perannya dalam menjaga keutuhan NKRI, mahasiswa harus mengerti dan memahami apa itu NKRI, untuk selanjutnya dikomunikasikan kepada masyarakat," jelasnya.

Wakil Ketua Bidang Komunikasi, Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Riau, Jayus, mengatakan, mahasiswa memiliki tiga fungsi istimewa, yakni agent of change, social control dan iron stock. Dengan tugas besar tersebut, diharapkan mahasiswa dapat mewujudkan perubahan bangsa menuju yang lebih baik.

Jayus menyebut, sebagai agen perubahan mahasiswa diharapkan tidak hanya menjadi penggagas perubahan, melainkan juga menjadi pelaku dari perubahan.

''Perubahan yang dimaksud tentu perubahan kearah yang positif dan tidak menghilangkan jati diri sebagai mahasiswa dan Bangsa Indonesia. Untuk mengubah sebuah negara, yang paling utama harus diubah adalah diri kita sendiri. Sebagai kontrol sosial, mahasiswa diminta menjalankan perannya sebaik mungkin agar ilmu yang didapat bisa bermanfaat bagi orang banyak,'' harapnya.

Diskusi yang digelar usai Salat Jumat tersebut dihadiri mahasiswa, dosen dan para jurnalis. ***

wwwwww