Home > Berita > Siak

Limbah Sawit di Kabupaten Siak Akan Menjadi Sumber Baru Bioenergi

Limbah Sawit di Kabupaten Siak Akan Menjadi Sumber Baru Bioenergi

Ilustrasi. (foto: internet)

Kamis, 27 April 2017 01:18 WIB
Sahril Ramadana
SIAK, POTRETNEWS.com - Keberadaan limbah cair sisa produksi pabrik kelapa sawit (PKS) di Kabupaten Siak Provinsi Riau, sangat berpotensi merusak lingkungan di sekitar areal perusahaan apabila tidak ditangani dengan baik. Namun, apabila sisa limbah tersebut dapat tingkatkan nilai gunanya menjadi bioenergi, dapat mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit dan berpotensi menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah.

Demikian dikatakan Wakil Bupati (Wabup) Siak H Alfedri saat memimpin pertemuan dengan calon investor dari Taiwan dan Malaysia, di Ruang Rapat Pucuk Rebung kantor bupati, Rabu (25/4/2017).

Dia mengatakan, di Kabupaten Siak saat ini terdapat 23 PKS yang beroperasi aktif, dan tersebar di 14 kecamatan. Dari 23 itu, 15 diantaranya berpotensi menghasilkan limbah yang dapat diolah menjadi biodiesel.

"Untuk itu pemkab akan mendukung perusahaan daerah dan OPD terkait untuk memaksimalkan peluang bisnis ini, diantaranya melalui persiapan areal KITB sebagai persiapan lahan pembangunan pabrik," kata H Alfedri.

”Sedangkan untuk urusan power plan (pembangkit listik), Pemkab Siak juga akan bekerja sama dengan Bumi Siak Pusako (BSP) untuk menjamin ketersediaan pasokan gas bagi pabrik yang beroperasi di KITB nantinya,” terangnya.

PT Bosowa Indonesia sebagai mitra kerja Pemkab Siak dalam mengembangkan KITB, mempertemukan Pemkab Siak dengan calon investor dari dua Negara tersebut, dengan harapan potensi limbah B3 di di daerah setempat dapat tergarap dengan baik sebagaimana di negara-negara tetangga.

”Saat ini calon investor juga sudah membangun pabrik yang sama di kawasan Sinai Johor Malaysia. Mereka mengambangkan limbah sawit menjadi biodiesel, pupuk dan sabun,” sebut Salman, perwakilan manajemen Bosowa Group untuk KITB.

Untuk itu Salman berharap, jaminan pasokan bahan baku dari 15 PKS yang beroperasi di Kabupaten Siak dapat menjadi daya tarik bagi calon investor untuk berinvestasi. ”Kalaupun tidak, pasokan tetap bisa kita ambil dari Kabupaten Pelalawan dan Kampar,” imbuh Salman.

Sementara itu, Chang Chihyue calon investor asal Taiwan menjelaskan, untuk mendirikan pabrik pengolahan limbah sawit, dibutuhkan 4000 ton limbah B3 per tahunnya. Bahkan jika pasokan bahan baku terpenuhi, pihaknya dapat mengembangkan sektor usaha lain seperti pemanfaatan cangkang sawit.

”Lahan yang dibutuhkan untuk mendirikan pabrik ini berkisar 8-10 hektar. Untuk proses pembangunan infrastruktur pabrik hanya butuh waktu 10 bulan saja,” sebut Chang.

Walau sebagai calon investor, dia juga mengeluh terkait kondisi akses jalan menuju Pelabuhan Tanjungbuton yang sangat memprihatinkan.

Kekhawatiran Chang mengenai jalan tersebut, langsung di jawab Wabup Siak H Alfedri. Menurutnya, akses jalan menuju KITB sejauh 163 Km merupakan aset milik nasional, dan sudah diusulkan perbaikan jalan itu, bahkan akan dikerjakan pada tahun anggaran 2018 mendatang.

"Itu jalan nasional, bukan jalan milik daerah. Tetapi jangan takut. Jalan tersebut akan diperbaiki oleh pemerintah pusat tahun 2018 mendatang," ujarnya. ***

wwwwww