Koordinator Kopertis Wilayah X Dukung Penuh Keinginan Unilak Jadi Universitas Unggul Berakreditasi A
 |
Suasana Sidang Senat Terbuka Universitas Lancang Kuning. |
Sabtu, 15 April 2017 16:32 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah X Prof Dr Herri SE, MBA mendukung penuh keinginan Universitas Lancang Kuning (Unilak) Riau untuk memperoleh akreditasi A.
Dia menilai, perguruan tinggi yang terletak di Rumai Pekanbaru itu bisa menjadi universitas unggul asalkan bisa terus-menerus meningkatkan kualitas pendidikannya."Perkembangan Unilak sangat bagus, sekarang sudah mengantongi akreditasi baik sekali (B). Ini menjadi awal yang baik untuk mendapatkan akreditasi A. Apalagi prodi-prodinya sudah ada yang terakreditasi A. Bisa jadi universitas unggul," kata Prof Dr Herri SE MBA di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Unilak, Sabtu (15/4/2017).
Profesor Herri, dalam siaran pers yang dikirimkan Humas Unilak Fitriana dan Sekretaris Tim Promosi Unilak Deni ke redaksi potretnews.com, menjelaskan beberapa hal yang akan menjadi penilaian dalam proses akreditasi meliputi tingkat persaingan seleksi mahasiswa, infrastruktur pendidikan, sumber daya manusia tenaga pengajar, tata kelola unviersitas hingga visi-misinya.
"Kalau berbicara akreditasi artinya itu dinilai dari kualitas. Visi-misinya jelas nggak, sudah baik dalam proses pengelolaannya belum. Itu juga ada penilaian standarnya," kata Herri.
Dia berpandangan, Unilak memiliki visi-misi yang sangat jelas dan sejalan dengan di mana bumi yang dipijaknya yaitu menjadi Universitas Unggul 2030 di tingkat nasional berlandaskan budaya Melayu. "Unilak harus optimis bisa mencapai visi 2030 itu. Tentu harus didukung oleh semua pihak," tandasnya.
Sementara itu, Rektor Unilak Dr Hj Hasnati SH MH optimis untuk mengejar penilaian dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dari akreditasi B menjadi unggul atau nilai A dengan berbagai upaya. Salah satunya dengan meningkatkan mutu pendidikan dan SDM tenaga pengajar.
"Kami punya target untuk memperoleh akreditasi A. Mudah-mudahan sebelum tahun 2019 mendatang bahan akreditasi sudah bisa dimasukkan dalam BAN-PT," ujar Hasnati, yang merupakan rektor perempuan pertama di Provinsi Riau. (rls)Editor:
Muhamad Maulana
Dia menilai, perguruan tinggi yang terletak di Rumai Pekanbaru itu bisa menjadi universitas unggul asalkan bisa terus-menerus meningkatkan kualitas pendidikannya."Perkembangan Unilak sangat bagus, sekarang sudah mengantongi akreditasi baik sekali (B). Ini menjadi awal yang baik untuk mendapatkan akreditasi A. Apalagi prodi-prodinya sudah ada yang terakreditasi A. Bisa jadi universitas unggul," kata Prof Dr Herri SE MBA di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Unilak, Sabtu (15/4/2017).
Profesor Herri, dalam siaran pers yang dikirimkan Humas Unilak Fitriana dan Sekretaris Tim Promosi Unilak Deni ke redaksi potretnews.com, menjelaskan beberapa hal yang akan menjadi penilaian dalam proses akreditasi meliputi tingkat persaingan seleksi mahasiswa, infrastruktur pendidikan, sumber daya manusia tenaga pengajar, tata kelola unviersitas hingga visi-misinya.
"Kalau berbicara akreditasi artinya itu dinilai dari kualitas. Visi-misinya jelas nggak, sudah baik dalam proses pengelolaannya belum. Itu juga ada penilaian standarnya," kata Herri.
Dia berpandangan, Unilak memiliki visi-misi yang sangat jelas dan sejalan dengan di mana bumi yang dipijaknya yaitu menjadi Universitas Unggul 2030 di tingkat nasional berlandaskan budaya Melayu. "Unilak harus optimis bisa mencapai visi 2030 itu. Tentu harus didukung oleh semua pihak," tandasnya.
Sementara itu, Rektor Unilak Dr Hj Hasnati SH MH optimis untuk mengejar penilaian dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dari akreditasi B menjadi unggul atau nilai A dengan berbagai upaya. Salah satunya dengan meningkatkan mutu pendidikan dan SDM tenaga pengajar.
"Kami punya target untuk memperoleh akreditasi A. Mudah-mudahan sebelum tahun 2019 mendatang bahan akreditasi sudah bisa dimasukkan dalam BAN-PT," ujar Hasnati, yang merupakan rektor perempuan pertama di Provinsi Riau. (rls)Editor:
Muhamad Maulana
