Pasar Tradisional Milik Pemkot Pekanbaru Perlahan-lahan akan Ditinggalkan Masyarakat

Pasar Tradisional Milik Pemkot Pekanbaru Perlahan-lahan akan Ditinggalkan Masyarakat

Ilustrasi/Pasar tradisional.

Minggu, 26 Februari 2017 16:49 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Kurangnya perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru Provinsi Riau dalam mengelola pasar tradisional, menjadikan pasar rakyat ini sebagiannya perlahan-lahan akan ditinggalkan masyarakat. Seharusnya pemkot melalui dinas terkait, jauh hari melakukan penataan pasar tradisional ini dengan baik. Terutama pasar tradisional milik pemkot seperti Pasar Cik Puan, Pasar Simpang Baru Panam, Pasar Higienis, Pasar Kodim, Pasar Rumbai, Pasar Palapa dan Pasar Limapuluh. Jika pemkot membiarkan apa adanya, maka akan seperti ini terus. Ada pasar yang ramai aktivitas jual beli, ada yang biasa-biasa saja.

"Sebenarnya faktor utama ramai tidaknya pasar tradisional ini, tergantung pemerintah. Tidak ada pengaruhnya muncul pasar lainnya. Apalagi pasar kaget. Sepinya aktivitas sebagian pasar tradisional ini, tidak perlu mengkambinghitamkan pasar kaget," kata Ketua Fraksi PKB DPRD Pekanbaru Zaidir Albaiza SH MH, Minggu (26/2/2017) kepada tribunpekanbaru.com yang dilansir potretnews.com.

Dia berpendapat, selain penataan, pemkot harusnya tidak membiarkan PKL berjualan di badan jalan, atau pun di luar kawasan pasar. Karena ini berhubungan dengan enggannya masyarakat masuk ke pasar. Belum lagi kondisi kemacetan di jalur luar pasar tersebut.

Dijelaskan politisi senior ini lagi, dari tujuh pasar rakyat milik Pemko Pekanbaru, sebenarnya tidak semuanya sepi aktivitas jual beli. Beberapa di antaranya masih ramai dikunjungi masyarakat. Seperti halnya yang masih ramai pembeli yakni Pasar Cik Puan (meski kondisinya pedagang di TPS), Pasar Simpang Baru Panam dan Pasar Kodim.

Sementara pasar rakyat lain Pasar Higienis, Pasar Rumbai, Pasar Palapa dan Pasar Limapuluh memang sepi aktivitas jual beli. Apalagi Pasar Higienis, Pasar Rumbai dan Pasar Limapuluh. Bangunan tiga pasar ini sudah bertingkat dan beton, sudah masuk kategori semi pasar tradisional.

"Ini juga ada pengaruhnya. Masyarakat tidak menemukan suasana tradisional lagi. Apalagi mengenai harga-harga berubah, karena pedagang menyewa kios dengan harga tinggi. Jadi banyak faktor, bukan semata-mata pasar kaget," imbuhnya.

Ditekankannya kepada Pemko, bahwa keberadaan pasar tradisional dengan pasar kaget sangat berbeda. Pasar tradisional berjualan sejak pagi hingga siang. Sementara pasar kaget tersebut beroperasi pada sore hingga Magrib. ***

Editor:
Fanny R Sanusi

wwwwww