Tiga Warga Kepulauan Meranti ABK Kapal Karam di Perairan Selat Malaka Ditemukan Selamat oleh Nelayan Tradisional

Tiga Warga Kepulauan Meranti ABK Kapal Karam di Perairan Selat Malaka Ditemukan Selamat oleh Nelayan Tradisional

Ilustrasi.

Selasa, 14 Februari 2017 13:28 WIB
SELATPANJANG, POTRETNEWS.com - Tiga anak buah kapal (ABK) pompong yang karam di perairan Selat Malaka saat membawa kayu teki (bakau) tujuan Malaysia ditemukan selamat. ABK yang merupakan warga Kota Sagu (julukan Selatpanjang, Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, red) itu ditemukan oleh kapal nelayan rawai (tradisional). Kabar ditemukannya 3 ABK dibenarkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti M Edy Afrizal SH MSi, Selasa (14/2/2017).

Kata Edy, seperti ditulis dalam laman GoRiau.com yang dilansir potretnews.com, 3 ABK yang karam masing-masing; Marsal, Dahlan, dan Doren ditemukan kapal nelayan rawai pukul 02.00 WIB dini hari. "Informasi awal yang kita terima, 3 warga yang kemarin karam di line kapal tanker sudah ditemukan selamat. Info lengkapnya nanti kita tanya sama anggota di lapangan," ujar Edy yang waktu itu sedang memantau lokasi karhutla.

Namun Edy sempat menceritakan, akibat ombak tinggi, Kapal AL yang turun ke lokasi harus kembali. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, satu pompong (kapal, red) bermuatan teki dikabarkan karam di line kapal tanker (laut lepas menuju Malaysia), Senin (13/2/2017) pukul 18.30 WIB.

Kata Edy, kronologi tersebut berdasarkan keterangan dari M Riva'i, yang tak lain adalah menantu salah seorang korban (ABK) Marsal alias Acai, sebelum karam sempat menghubungi pihak keluarga. Waktu itu Acai meminta M Riva'i mencari bantuan (kapal, red) untuk menjemput mereka di tengah laut.

Menurut dia, penyebab kapal tersebut karam adalah cuaca buruk. Dimana, saat ini memang terjadi gelombang laut yang sangat tinggi. "Info dari BMKG, memang saat ini angin kencang dari Laut China Selatan. Angin dari arah Utara ke arah Selatan, ombak sangat tinggi," ucap Edy.

Untuk itu, M Edy Afrizal mengimbau agar warga yang beraktivitas di laut harus lebih berhati-hati. Kapal-kapal atau pompong baik itu nelayan ataupun aktivitas lain harus dilengkapi live jacket, lampu navigator, pelampung, dan beberapa alat keselamatan lainnya.

"Kita wilayah pulau ini sering terjadi ombak laut yang sangat tinggi. Makanya, transportasi laut seperti speedboat atau Kapal berukuran besar sangat dibutuhkan di Kepulauan Meranti. Kita bisa langsung menuju TKP di tengah laut kalau memang ada kecelakaan," ujar M Edy.

Laki-laki yang akrab dipanggil Panglime Edy itu juga mengaku telah mengajukan untuk mendapat speedboat atau kapal ukuran besar. Dia berharap pengajuan kendaraan operasional di laut sebagaimana yang diajukan itu bisa segera terealisasi. ***

Editor:
Farid Mansyur

Kategori : Meranti, Umum, Peristiwa
wwwwww