Sudah 7 Anak Asuh Meninggal Sejak Panti Tunas Bangsa Berdiri, Ada Dugaan Mereka Disembunyikan karena Tersangka Takut Pebuatannya Terbongkar

Sudah 7 Anak Asuh Meninggal Sejak Panti Tunas Bangsa Berdiri, Ada Dugaan Mereka Disembunyikan karena Tersangka Takut Pebuatannya Terbongkar

Tersangka Lili kembali menjalani pemeriksaan lanjutan di Unit PPA Polresta Pekanbaru terkait kasus Yayasan Tunas Bangsa, Kamis. siang. (foto: goriau.com)

Kamis, 02 Februari 2017 17:21 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Pekanbaru terus mengusut kasus tewasnya balita 18 bulan yang diduga dianiaya oleh pengasuh panti asuhan milik Yayasan Tunas Bangsa. LN alias Lili, sang ketua yayasan, sudah ditetapkan sebagai tersangka. Penyidik juga terus menindaklanjuti terkait motif tersangka menyembunyikan 17 anak panti yang saat ini sudah dievakuasi ke rumah aman Dinas Sosial (Dissos) Riau, yang terdiri dari delapan anak laki-laki dan sembilan anak perempuan dengan rentang usia 1 tahun hingga 10 tahun.

Seperti ditulis laman GoRiau.com yang dilansir potretnews.com, Kapolda Riau Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, dari hasil penyidikan dan pemeriksaan sementara, moti tersangka menyembunyikan anak-anak tersebut diduga karena tidak ingin perbuatannya selama ini terbongkar.

"Diduga motifnya, agar anak-anak ini tidak membongkar perlakuannya terhada anak-anak selama berada di panti asuhan miliknya. Namun, karena anak-anak itu disembunyikan ditempat keluarga tersangka, akhirnya sebagian berhasil kita temukan," kata Kapolda Riau.

Berdasarkan pengakuan tersangka, kata kapolda, selama panti miliknya berdiri, sudah ada tujuh orang anak yang meninggal di bawah asuhannya. Tapi di mana dikuburkan dan apa penyebab kematiannya masih diselidiki.

Terkait hal itu, Zulkarnain menuturkan, penyidik PPA Polresta Pekanbaru, nantinya juga akan berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk mengetahui hasil medis anak-anak yang sudah meninggal ini.

"Jika memang anak-anak ini meninggal karena sakit, mungkin makamnya yang dari pengakuan tersangka juga berada di dekat makam korban M Zikli tidak akan dibongkar," tuturnya.

Telepas dari kasus yang menjerat Ketua Yayasan Tunas Bangsa Pekanbaru itu, Kapolda Riau menilai jika tersangka ini cukup peduli dengan orang-orang yang terlantar. Meski nyatanya, akibat perbuatannya itu, salah seorang anak asuhnya meninggal diduga dianiaya. ***

Editor:
Fanny R Sanusi

Kategori : Hukrim, Umum, Pekanbaru, Riau
wwwwww