Dengan Alasan untuk Gaji Guru Honorer, Beasiswa Pelajar SMAN 5 Pinggir Kabupaten Bengkalis Dipotong Sepihak oleh Bendahara Sekolah

Dengan Alasan untuk Gaji Guru Honorer, Beasiswa Pelajar SMAN 5 Pinggir Kabupaten Bengkalis Dipotong Sepihak oleh Bendahara Sekolah

Rincian uang beasiswa pelajar SMAN 5 Pinggir yang diduga dipotong bendahara sekolah.

Kamis, 02 Februari 2017 16:34 WIB

DURI, POTRETNEWS.COM - Bengkalis selalu digadang-gadangkan sebagai Kota Pendidikan dan Kabupaten terkaya nomor 2 se-Indonesia. Kenyataannya masih ada sekolah negeri di Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau, yang membenani muridnya untuk membayar gaji guru honorer, seperti yang terjadi di SMAN 5 Pinggir ini. Dilansir potretnews.com dari GoRiau.com, bermula dari keluhan wali murid kelas XI (sebelas) SMAN 5 Pinggir yang kecewa karena uang beasiswa yang harusnya diterima anaknya untuk kebutuhan pendidikan justru dipotong langsung oleh pihak sekolah melalui bendahara sekolah.

Diceritakan, Sandri, beasiswa yang diterima anaknya itu dari Bengkalis nilainya Rp 1 juta. Dan tahun-tahun sebelumnya beasiswa itu diambil langsung oleh siswa dan diterima penuh. Namun tahun ini, beasiswa tersebut diambil oleh pihak sekolah yang mewakili seluruh siswa yang mendapatkannya.

"Mungkin bank juga ga mau repot siswa datang 1 per 1 ke bank. Makanya perwakilan sekolah yang diminta mengambil. Tetapi yang saya kecewa itu, dari Rp 1 juta itu, sisanya yang bisa diambil hanya Rp 15 ribu," kata Sandri, Kamis (2/2/2017).

Selanjutnya, Sandri juga menjelaskan untuk apa saja uang Rp 1 juta itu dipotong pihak sekolah. Pertama untuk ADM Rp 10 ribu, iuran CCTV Rp 100 ribu, SPP Januari-Maret Rp 360 ribu, Osis Rp 150 ribu, dengan total Rp 620 ribu.

Kemudian, kata Sandri, pihak sekolah mengadakan study tour ke Sumbar untuk siswa dengan biaya Rp 675 ribu. Berhubung siswa punya tabungan sekolah sejak mulai masuk disana, sebesar Rp 310 ribu, maka biaya itu bisa mengangsur biaya studytour anak.

"Biaya study tour dikurangi tabungan itu sekitar Rp 365 ribu. Kekurangan ini ditambahkan dengan ADM, CCTV, SPP dan Osis sebesar Rp 620 ribu, totalnya Rp 985 ribu. Jadi hanya Rp 15 ribu saja yang tersisa lagi," kata Sandri.

Padahal, menurut Sandri, uang beasiswa tersebut jika bisa diterima tanpa dipotong langsung untuk uang SPP 3 bulan, tentunya bisa membelikan tas atau sepatu untuk sekolah anak.

"Sejak mulai masuk sekolah di SMAN 5 Pinggir ini sudah dipungut uang SPP, yang mana tujuannya untuk membantu gaji guru honorer. Kenapa pemerintah tidak menganggarkan untuk gaji guru honor ini, kenapa pemerintah membangun sekolah negeri tetapi tidak siap dengan tenaga pendidiknya yang dari ASN sehingga tidak memberatkan walimurid," ucapnya kesal karena uang beasiswa anaknya sudah di potong untuk bayar SPP hingga bulan Maret, padahal ini baru awal Februari.

Sementara itu, Kepala SMAN 5 Pinggir, Lismawati saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya menyebutkan bahwa uang beasiswa yang dimaksud wali murid itu kegunaannya memang untuk keperuan pendidikan anak.

Dijelaskannya mengenai biaya yang dimaksud semua jelas peruntukannya. Tidak ada pungli di sana dan sudah disepakati oleh wali murid.

Proses pengambilan beasiswa tersebut di bank perlu materai 6000 per siswa, belum lagi biaya fotokopi berkas masing-masing siswa serta biaya transportasi guru yang bolak-balik mengurus pencairan tersebut.

Sedangkan mengenai SPP tersebut, merupakan kesepakatan wali murid dalam rapat Komite sekolah sejak awal anaknya masuk sekolah. Karena tujuan dari SPP tersebut adalah untuk membayar gaji guru honorer di sekolah.

"Sekolah ini hanya memiliki 6 guru PNS, lainnya honorer. Jika ini dikatakan pungli, pemerintah atau dewan yang terhormat, mohon dianggarkan untuk gaji guru honorer ini. Coba turun ke sekolah, lihat kebutuhan sekolah, jangan bicara saja," ujar kepsek tadi.

Begitu juga halnya dengan iuran CCTv yang sudah menjadi kebutuhan sekolah tersebut. "Orang tua sepakat kok, ada berita acaranya rapat pembahasan itu. Hanya sebagian kecil yang keberatan. Begitu juga dengan kegiatan study tour itu siswa yang ingin ikut, tidak ada paksaan," ucap dia.
Ketika ditanyakan, mengapa uang beasiswa tersebut dipotong langsung dan tidak diberikan kepada siswa, kepsek ini menjawab, kebanyakan siswa suka lambat membayar uang sekolah. Sementara guru honorer tetap harus gajian.

"Dari mana kita tanggulangi gaji guru honor ini. Beasiswa itukan untuk kebutuhan pendidikan anak, uang SPP juga suatu kewajiban anak yang harus dibayar ke sekolah. Makanya langsung kita potong saja, tetapi bagi yang sudah membayar uang SPP, osis, dan iuran CCTV tidak dipotong sekolah uang berasiswanya. Paling hanya kena biaya ADM," ujarnya lagi. ***

Editor:
Farid Mansyur

wwwwww